Breaking News

Megawati Pilih Tak Gunakan Ponsel: Langkah Menghindari Penyadapan dan Sorotan Terhadap Keadaan Indonesia

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di agenda yang digelar di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2024). (FOTO/istimewa)

D'On, Jakarta –
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, membeberkan alasan di balik keputusannya untuk tidak memiliki ponsel. Di tengah era teknologi yang hampir memaksa semua orang bergantung pada alat komunikasi digital, Megawati justru memilih jalur berbeda. Bukan karena ketidaktahuan akan kemajuan teknologi, melainkan keputusan tersebut dilandasi oleh kekhawatirannya terhadap penyadapan.

Dalam acara peresmian Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Taruna Merah Putih (TMP) sekaligus kegiatan tebus murah sembako di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2024), mantan Presiden RI itu menyampaikan sikap tegasnya terhadap penyadapan. Menurut Megawati, dirinya adalah salah satu tokoh yang paling sering disadap di Indonesia.

"Saya enggak punya HP loh. Iya loh. Kenapa saya enggak punya HP? Tahu enggak, Pak? Ayo, apa, ayo? Eh? Enggak tahu? Karena, saya adalah orang yang paling disadap di Indonesia sekarang. Keren toh," ujar Megawati dengan nada bercanda namun tetap tegas di hadapan para hadirin.

Pernyataan ini tidak hanya sekadar keluhan pribadi. Megawati mengungkap bahwa dirinya sering kali menerima telepon yang disadap, namun ia memilih untuk tidak diam. Ia bahkan menantang para penyadap tersebut dengan keberanian yang langka di kalangan publik figur.

"Kalau saya jengkel, saya langsung ambil telepon, ‘Halo-halo, sudah mulai sadapan? Berani? Tahu enggak? Masa sama ibu aja kalah,’” ceritanya sambil tersenyum, namun tetap memperlihatkan ketidaknyamanan terhadap aksi penyadapan yang dialaminya.

Kritik terhadap Kondisi Negara

Tidak berhenti sampai di situ, Megawati juga melontarkan kritik terhadap situasi Indonesia saat ini. Menurutnya, sering kali ia merasa miris melihat keadaan republik yang ia cintai. Sebagai seorang mantan presiden yang masih berperan aktif dalam dunia politik, Megawati merasa bertanggung jawab untuk menyuarakan kekhawatirannya.

"Aduh kadang-kadang saya kalau ngeliat, aduh, keadaan Republik ini. Karena, saya juga kan warga negara Indonesia," ungkapnya dengan nada lirih namun sarat makna. Pernyataan tersebut seolah mengisyaratkan rasa prihatin yang mendalam terhadap arah perkembangan politik dan keamanan di tanah air.

Pesan Tegas: Jangan Takut Pada Polisi

Di hadapan para kader Taruna Merah Putih dan warga yang hadir, Megawati juga memberikan pesan penting agar masyarakat tidak takut pada aparat kepolisian. Sebuah pernyataan yang datang dari sosok yang punya andil besar dalam sejarah reformasi institusi keamanan Indonesia.

"Kok sama polisi aja pada takut. Eh, polisi itu saya yang bikin loh. Apa namanya? Memisahkan. Memisahkan dari TNI. Gitu aja takut," ujar Megawati dengan nada yang penuh keyakinan. Ia merujuk pada peranannya dalam pemisahan Polri dari TNI saat dirinya menjabat sebagai Presiden Indonesia kelima, sebuah langkah reformasi besar yang berpengaruh hingga kini.

Dukungan untuk Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur

Kehadiran Megawati di acara ini juga memiliki dimensi politik yang penting. Acara tersebut menjadi salah satu momen kampanye bagi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Pramono Anung dan Rano Karno, yang diusung oleh PDIP. Pasangan ini diharapkan mampu membawa perubahan bagi Jakarta, kota dengan tantangan politik dan sosial yang kompleks.

Sebagai bagian dari kegiatan kampanye, acara tersebut juga diwarnai dengan kegiatan sosial berupa tebus murah sembako. Warga Jakarta yang memiliki KTP bisa menukar sekantong sembako hanya dengan Rp5.000, sebuah inisiatif yang diharapkan mampu meringankan beban ekonomi warga, terutama di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.

Refleksi Sikap dan Keprihatinan

Langkah Megawati yang memilih untuk tidak menggunakan ponsel bukanlah sekadar keputusan pribadi, melainkan refleksi dari kekhawatiran yang lebih besar tentang keamanan dan privasi di era digital. Di sisi lain, kritiknya terhadap keadaan republik dan pesan tegasnya kepada masyarakat untuk tidak takut kepada aparat menunjukkan bahwa Megawati, meski sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden, tetap memegang peran penting dalam menyuarakan isu-isu kebangsaan.

Dengan segala kontroversi dan pandangan tajamnya, Megawati terus menjadi sosok sentral yang mempengaruhi arah kebijakan politik Indonesia, baik melalui partainya maupun dengan pernyataan-pernyataan yang selalu berhasil menarik perhatian publik.

(Mond)

#MegawatiSoekarnoputri #PDIP #Nasional