Breaking News

Mengapa Masih Bisa Kerasukan Jin Meski Rajin Shalat dan Dzikir?

Ilustrasi 

Dirgantaraonline -
Kerasukan jin atau gangguan gaib sering kali menjadi pertanyaan di kalangan umat Islam, terutama bagi mereka yang rajin menjalankan shalat dan rutin berdzikir. Bagaimana mungkin seseorang yang taat dalam ibadah dan senantiasa berdzikir, tetap bisa mengalami kerasukan atau gangguan dari makhluk halus? Untuk menjawab hal ini, kita perlu menelaah lebih dalam mengenai hubungan antara perlindungan spiritual, dzikir, dan kehendak Allah.

Shalat dan Dzikir sebagai Benteng Spiritual

Sebagaimana yang diajarkan dalam Islam, dzikir pagi dan petang, serta menjaga shalat wajib, merupakan cara utama untuk membentengi diri dari gangguan jin. Dzikir bukan sekadar ritual, melainkan bentuk komunikasi batin yang memperkuat hubungan seorang hamba dengan Allah dan menjadi perisai dari hal-hal yang gaib. Namun, dalam beberapa situasi, gangguan jin masih bisa terjadi meskipun seseorang taat dalam menjalankan ibadah ini.

Sheikh Sholeh Al-Fauzan, seorang ulama besar, pernah ditanya mengenai fenomena ini. Menurut beliau, meskipun seseorang telah rutin melakukan dzikir dan ibadah, jika Allah berkehendak menguji seseorang dengan cobaan kerasukan atau gangguan jin, maka hal itu bisa terjadi. Misalnya, Allah mungkin saja membiarkan seseorang lupa atau teralihkan dari dzikir pada hari tertentu, sehingga celah ini dimanfaatkan oleh jin untuk masuk atau mengganggu.

Mengapa Dzikir Tidak Selalu Mencegah Gangguan?

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang seseorang lalai meski mereka rajin beribadah. Lalai di sini bisa dalam bentuk lupa melakukan dzikir atau berada dalam keadaan yang tidak suci, seperti tidur tanpa wudhu atau meninggalkan dzikir sebelum tidur. Sheikh Sholeh juga menjelaskan bahwa dzikir memang dapat melemahkan efek gangguan jin, namun dalam beberapa kasus, jin sudah terlebih dahulu memasuki tubuh seseorang sebelum dzikir dilakukan.

Pada kasus seperti ini, dzikir saja mungkin tidak cukup untuk menghilangkan gangguan jin. Dibutuhkan pengobatan yang lebih intens, seperti ruqyah syar'iyyah—sebuah metode pengobatan Islam dengan bacaan Al-Qur’an dan doa-doa yang dianjurkan Rasulullah. Ruqyah, jika dilakukan dengan tadabbur (renungan mendalam) dan keikhlasan hati, dapat memberikan efek penyembuhan dan pengusiran jin dari tubuh seseorang.

Jin Bisa Berinteraksi Secara Fisik dengan Manusia

Sheikh Abdullah Jibrin menambahkan perspektif lain mengenai gangguan jin. Beliau menyebutkan bahwa jin bisa berinteraksi dengan manusia tidak hanya dalam bentuk gangguan spiritual, tetapi juga dalam bentuk fisik. Jin dapat mengambil wujud manusia dan bahkan berhubungan intim dengan mereka, baik pria maupun wanita. Dalam situasi ini, perlindungan yang paling ampuh adalah dengan menjaga diri melalui doa dan wirid yang diajarkan Rasulullah SAW. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki kekuatan perlindungan, seperti Ayat Kursi dan surat Al-Falaq serta An-Nas, menjadi benteng yang kuat melawan gangguan jin.

Peran Kehendak Allah

Pada akhirnya, semua kembali kepada kehendak Allah. Tidak ada satu pun makhluk, termasuk jin, yang dapat mendatangkan bahaya kepada manusia tanpa seizin Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits, bahkan daun yang jatuh dari pohon terjadi atas kehendak-Nya. Oleh karena itu, meskipun seseorang telah menjaga diri dengan dzikir dan ibadah, tetap penting untuk selalu berserah diri kepada Allah dan memohon perlindungan-Nya secara terus-menerus.

Ruqyah dan Doa sebagai Upaya Pengobatan

Jika seseorang sudah terkena gangguan jin, pengobatan melalui ruqyah menjadi salah satu solusi yang paling dianjurkan. Ruqyah harus dilakukan oleh orang yang ahli dan memahami tata cara yang sesuai dengan tuntunan syariat. Ruqyah bukan hanya soal membaca ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga harus dilakukan dengan keikhlasan, tadabbur, dan menghadirkan hati yang penuh iman kepada Allah.

Selain itu, Sheikh Sholeh juga memberikan nasihat untuk menjaga kesucian diri, terutama sebelum tidur. Tidur dalam keadaan suci setelah berwudhu sangat dianjurkan sebagai langkah preventif dari gangguan jin. Begitu juga dengan memperbanyak dzikir di berbagai kesempatan, seperti saat makan, minum, atau bahkan saat memasuki kamar mandi.

Meskipun seseorang rajin shalat dan berdzikir, kerasukan jin tetap bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk kelalaian sesaat atau kehendak Allah yang menguji hamba-Nya. Perlindungan utama tetap berada pada kekuatan dzikir dan doa, namun penting juga untuk menyadari bahwa jin adalah makhluk yang tidak dapat dihindari sepenuhnya. Dengan memadukan ikhtiar spiritual seperti dzikir, ruqyah, dan menjaga kesucian diri, kita bisa meminimalisir gangguan mereka, selalu berserah kepada Allah, dan memohon perlindungan-Nya setiap saat.

Wallahu a'lam bishawab.

(Rini)

#Islami #Religi