Breaking News

Mengungkap Jejak Sejarah Kota Padang Tempo Doeloe di Galeri Arsip Statis


D'On, Padang -
Kota Padang, ibu kota Provinsi Sumatera Barat, adalah sebuah kota yang kaya dengan sejarah panjang dan berliku. Dari masa kolonial hingga perjuangan kemerdekaan, berbagai peristiwa penting terekam dalam jejak-jejak peninggalan yang tersebar di seantero kota. Tak heran, Padang menjadi destinasi penting bagi siapa pun yang ingin menyelami lebih dalam perjalanan sejarah Indonesia, terutama di wilayah Sumatera Barat. Salah satu cara terbaik untuk memahami kekayaan ini adalah dengan mengunjungi Galeri Arsip Statis Kota Padang (GAS), yang kini menempati lokasi baru di Gedung Balaikota lama, Jalan M. Yamin, Kampung Jao, Kecamatan Padang Barat.

Perpindahan GAS ke gedung bersejarah ini adalah bagian dari perayaan Hari Jadi Kota Padang yang ke-355. Menurut Restu Pramona, Arsiparis Ahli Muda dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Padang, perpindahan ini dilakukan secara bertahap dan direncanakan akan memberikan manfaat maksimal. Gedung Balaikota lama, yang dulunya merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda, kini menjadi tempat yang strategis untuk menyimpan dan memamerkan dokumen-dokumen bersejarah yang mengabadikan perjalanan panjang Kota Padang.

"Memindahkan GAS ke Gedung Balaikota lama merupakan langkah tepat. Bangunan ini sendiri merupakan bagian dari sejarah, sehingga menciptakan suasana yang lebih autentik bagi para pengunjung. Begitu mereka masuk, mereka akan langsung terhubung dengan momen-momen penting masa lalu," ungkap Restu.

Di galeri ini, pengunjung dapat menjelajahi berbagai koleksi arsip yang memotret kisah Kota Padang dari masa kolonial hingga masa setelah kemerdekaan. Koleksi yang ditampilkan mencakup berbagai format, mulai dari foto, dokumen surat, peta, hingga video sejarah yang memperlihatkan cuplikan-cuplikan penting dari masa lalu. Lebih menariknya lagi, pengelolaan arsip kini telah mengalami digitalisasi, memungkinkan pengunjung untuk memindai barcode yang terpasang di setiap kolase foto guna memperoleh informasi yang lebih detail.

“Selain koleksi fisik, pengunjung juga bisa menjelajahi arsip secara digital melalui JIKN.go.id. Ini adalah langkah kami untuk memperluas akses sejarah bagi masyarakat, terutama di era digital seperti sekarang,” tambah Tifan Perdana, Penanggungjawab Galeri Arsip Statis. Ia juga menyebutkan bahwa galeri ini dilengkapi dengan depo arsip statis, ruang restorasi, ruang digitalisasi, dan sebuah studio mini yang dapat digunakan untuk memproduksi atau memutar dokumentasi sejarah.

Memelihara Jejak Sejarah melalui Digitalisasi

Keberadaan GAS ini bukan sekadar tempat penyimpanan dokumen-dokumen kuno. Lebih dari itu, ini adalah upaya kolektif untuk menjaga, merawat, dan mewariskan kisah sejarah kepada generasi mendatang. "Kalau bukti sejarah itu tidak ada, semua hanya akan menjadi cerita. Tetapi, dengan adanya bukti tertulis, kita bisa memastikan kebenaran sejarah tersebut," ujar Tifan.

Galeri ini memiliki peran besar sebagai sumber edukasi, terutama bagi generasi muda yang mungkin kurang mengenal atau memahami akar sejarah kotanya. Melalui upaya digitalisasi, akses terhadap arsip sejarah kini menjadi lebih mudah. Berbagai dokumen penting seperti koran lama, peraturan-peraturan dari zaman Hindia Belanda, hingga peta kuno yang dulu mungkin sulit diakses, kini dapat dinikmati oleh masyarakat secara langsung maupun online.

Selain itu, digitalisasi ini juga menandai transformasi penting dalam pelestarian arsip. Arsip-arsip yang rapuh dan rentan terhadap kerusakan kini dilindungi melalui teknologi digital, memastikan bahwa bukti sejarah tersebut tetap utuh dan dapat diakses di masa mendatang. Dengan bantuan teknologi, sejarah Kota Padang kini bisa dijelajahi dari berbagai sudut pandang, memperkaya wawasan para pengunjung.

Gedung Bersejarah: Simbol Otentik Masa Lalu

Perpindahan GAS ke Gedung Balaikota lama juga membawa nilai tambah tersendiri. Gedung ini bukan hanya bangunan tua, tetapi simbol nyata dari sejarah panjang pemerintahan kolonial di Sumatera Barat. Sebagai pusat administrasi pemerintahan Hindia Belanda, gedung ini pernah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang membentuk wajah Kota Padang hingga hari ini.

“Ketika pengunjung datang ke sini, mereka tidak hanya disuguhi arsip, tetapi juga diingatkan bahwa bangunan yang mereka pijak ini adalah bagian dari sejarah itu sendiri. Sehingga, pengalaman yang didapatkan akan lebih mendalam dan autentik,” tambah Restu.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat, Galeri Arsip Statis ini diharapkan dapat menjadi pusat edukasi yang menarik, menginspirasi, dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. Ini bukan hanya tempat untuk mengenang masa lalu, tetapi juga media untuk mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mencintai warisan budaya dan sejarah kotanya sendiri.

Dengan tata letak yang masih dalam proses penataan, GAS siap untuk terus menyambut pengunjung yang ingin menyelami sejarah Kota Padang lebih dalam. Pemindahan ke lokasi yang lebih strategis ini diharapkan akan semakin meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi galeri serta mengenal lebih jauh tentang masa lalu yang membentuk identitas kota ini.

Di era modern yang serba cepat ini, melestarikan dan mempelajari sejarah menjadi semakin penting. Galeri Arsip Statis Kota Padang bukan hanya penjaga warisan budaya dan sejarah, tetapi juga jendela menuju masa lampau yang membantu kita memahami akar dari masa kini dan membayangkan masa depan.

(Mond)

#ArsipSejarah #Padang