Breaking News

Misteri dan Keindahan Gunung Mandalawangi: Legenda, Mitos, dan 25 Puncak Tersembunyi

Gunung Mandalawangi 

Dirgantaraonline -
Gunung Mandalawangi, dengan ketinggian mencapai 1.650 meter di atas permukaan laut (mdpl), adalah salah satu dari Seven Summits Bandung yang menawarkan keindahan serta misteri yang menarik bagi para pendaki. Terletak di antara Kecamatan Nagreg dan Kadungora, gunung ini menjadi perbatasan alami antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Meskipun namanya tak sepopuler Gunung Papandayan atau Gunung Guntur, Gunung Mandalawangi menyimpan sejarah dan mitos yang membuatnya layak dijelajahi. Berikut adalah enam fakta menarik tentang Gunung Mandalawangi yang patut Anda ketahui.

1. Akses Menuju Gunung Mandalawangi

Perjalanan menuju Gunung Mandalawangi bisa dimulai dari Tugu Lingkaran Cibiru, batas timur Kota Bandung. Dari sana, Anda perlu melanjutkan perjalanan ke arah timur menuju Jalan Raya Nagreg. Di sisi selatan jalan, terdapat belokan menuju Jalan Citaman yang akan membawa Anda langsung ke kaki Gunung Mandalawangi, tepatnya di Kampung Cibisoro, Desa Bojong. Penanda penting yang bisa dijadikan patokan adalah Markas Batalyon Yonif Linud atau Para Raider 333 Cicalengka. Dengan akses yang relatif mudah, Gunung Mandalawangi menjadi destinasi menarik bagi mereka yang mencari petualangan tanpa harus menempuh perjalanan jauh dari kota.

2. Legenda Asal-Usul Gunung Mandalawangi

Gunung Mandalawangi tidak hanya dikenal karena alamnya, tetapi juga karena kisah legenda yang menyelimutinya. Menurut cerita rakyat, ada seorang putri bernama Mandalasari yang harus dibuang ke hutan ketika masih bayi agar penyakit yang menimpa rakyat kerajaan bisa sirna. Saat dewasa, Putri Mandalasari yang cantik jelita bertemu dengan pemuda bernama Mandalawangi, yang ternyata adalah kakaknya. Ketika mereka hendak menikah, takdir berkata lain, dan keduanya berubah menjadi gunung. Putri Mandalasari menjadi Gunung Selasih, sementara Mandalawangi menjadi gunung yang kita kenal sekarang. Gunung Selasih sendiri berada tak jauh dari Mandalawangi, tepatnya di arah barat daya yang mengarah ke Majalaya. Kisah ini memberikan sentuhan mistis dan romantis yang menambah daya tarik tersendiri bagi mereka yang mendaki gunung ini.

3. Misteri 25 Puncakan

Salah satu hal yang paling menarik dari Gunung Mandalawangi adalah jumlah puncakannya yang mencapai 25. Namun, uniknya, tidak semua puncak tersebut kasat mata. Banyak yang percaya bahwa sebagian dari puncakan ini hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu yang "mampu", atau oleh pendaki biasa jika beruntung (kawenehan). Fenomena ini tentu saja menambah aura mistis yang menyelimuti gunung ini, seolah ada lapisan dunia lain yang tersembunyi di antara puncak-puncaknya.

4. Mitos Penunggu Gunung Mandalawangi

Gunung Mandalawangi juga terkenal dengan berbagai mitos yang beredar di kalangan masyarakat setempat. Salah satu mitos yang paling terkenal adalah kemunculan seorang nenek misterius di dalam hutan. Menurut cerita, nenek ini sering membantu pendaki yang tersesat dengan menunjukkan jalan keluar. Selain itu, ada juga cerita tentang penunggang kuda tanpa kepala yang menghuni gunung ini, mirip dengan mitos yang ada di Gunung Kaledong, tetangga Mandalawangi. Keberadaan petilasan Nini Ranteng juga menambah suasana mistis di gunung ini. Petilasannya dipercaya berada di dua tempat, yaitu di puncak utama dan di sebelah barat daya Puncak Kujang. Masyarakat setempat bahkan memiliki kepercayaan bahwa terlalu sering bertanya tentang arah saat berada di hutan Mandalawangi dapat membawa sial.

5. Jalur Pendakian yang Menantang

Pendakian menuju Gunung Mandalawangi dapat dimulai dari Kampung Cibisoro, yang terletak di kaki gunung. Rute ini akan membawa pendaki melintasi sungai-sungai kecil yang mengalir jernih, terutama di musim hujan, membentuk beberapa curug atau air terjun kecil yang indah. Namun, di musim kemarau, aliran sungai akan menyusut, meninggalkan alur bebatuan yang kering. Pendaki bisa menitipkan kendaraan di rumah warga setempat dan memulai pendakian dengan aman. Jalur pendakian ini menawarkan pemandangan yang menawan, dengan hamparan kebun warga dan rumpun bambu yang mempesona. Jangan lupa untuk selalu melapor kepada penduduk setempat sebelum memulai pendakian, sebuah kebiasaan yang dihormati di daerah ini.

6. Alternatif Jalur Pendakian: Jalur Cijapati dan Gunung Buleud

Selain jalur Kampung Cibisoro, pendaki juga bisa mencoba jalur pendakian melalui Cijapati. Jalur ini lebih tertata dengan adanya basecamp di Kampung Pabrik, Desa Mandalasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Pendakian melalui jalur Cijapati ini direkomendasikan pada musim kemarau karena pemandangannya yang lebih terbuka dan tanjakannya yang curam lebih mudah dilalui saat tidak licin. Bagi pendaki yang ingin tantangan berbeda, jalur Gunung Buleud di sebelah barat Gunung Mandalawangi juga bisa dijadikan pilihan alternatif. Setiap jalur menawarkan pengalaman unik dan keindahan alam yang berbeda, membuat Gunung Mandalawangi cocok bagi berbagai tipe pendaki.

Dengan segala keindahan alam dan mitos yang melingkupinya, Gunung Mandalawangi bukan hanya sekadar destinasi pendakian biasa. Ia adalah gunung yang menyimpan cerita, misteri, dan keajaiban yang hanya bisa dirasakan saat Anda menjelajahi setiap sudutnya.

(Mond)

#GunungMandalawangi #Bandung