MUI Sumatera Barat Mengecam Dugaan Aliran Sesat dan Rencana Pembaitan Imam Mahdi Palsu di Pasaman Barat
Muhammad Hidayat dari Komisi Fatwa MUI Sumbar. [Dok. Antara]
D'On, Pasaman Barat - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar) telah mengeluarkan pernyataan tegas mengecam dugaan aliran sesat yang berusaha mengklaim munculnya Imam Mahdi palsu di Kabupaten Pasaman Barat. Polemik yang berawal dari laporan masyarakat ini segera menarik perhatian luas dan memicu kepanikan di kalangan warga setempat, mengingat isu akhir zaman dan kehadiran Imam Mahdi selalu menjadi topik sensitif dalam masyarakat Muslim.
Muhammad Hidayat, perwakilan Komisi Fatwa MUI Sumbar, menyatakan dengan jelas bahwa lembaganya menolak keras eksistensi aliran sesat yang dilaporkan. Dalam beberapa hari terakhir, MUI Pasaman Barat telah melakukan penyelidikan langsung di lokasi yang dimaksud, yaitu Jorong Kampung Cubadak, Nagari Lingkuang Aua Timur, Kecamatan Pasaman. Investigasi ini melibatkan pertemuan dengan berbagai pihak, termasuk warga negara asing yang diduga terlibat dalam praktik ini, menandakan keseriusan lembaga dalam menangani isu yang mengganggu ketenangan masyarakat.
Dalam hasil investigasi, MUI Pasaman Barat menemukan pengakuan dari individu-individu yang terlibat, di mana mereka mengakui adanya penyebaran pemahaman sesat, termasuk klaim terkait kemunculan Imam Mahdi yang dinamakan Muhammad Bin Qosim, seorang warga negara Pakistan. Penemuan ini semakin memperkuat kekhawatiran MUI akan potensi penyebaran ajaran yang dapat membahayakan akidah masyarakat.
Selain itu, MUI juga menyoroti kehadiran sejumlah orang asing, seperti Osama Altaaf dan Nasar, yang dianggap sebagai aktor penyebar ajaran menyimpang tersebut. Dalam konteks ini, MUI Kabupaten Pasaman Barat menyerukan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mudah terpengaruh oleh ajaran-ajaran yang tidak memiliki dasar yang jelas. Mereka mengingatkan pentingnya merujuk pada sumber-sumber yang diakui dan dapat dipertanggungjawabkan dalam memahami isu-isu keagamaan, terutama yang berkaitan dengan akhir zaman dan kemunculan sosok-sosok penting seperti Imam Mahdi.
Dalam rangka mengantisipasi penyebaran aliran sesat lebih lanjut, MUI juga meminta agar aparat penegak hukum meningkatkan pengawasan dan menindaklanjuti pihak-pihak yang terlibat. Hal ini diharapkan dapat mencegah potensi penyebaran pemahaman yang menyesatkan dan menjaga stabilitas keagamaan di tengah masyarakat.
MUI Sumbar menekankan pentingnya umat Islam untuk kembali kepada ajaran Al-Quran dan As-Sunnah sebagai panduan utama dalam menghadapi berbagai isu keagamaan. Mereka mengajak seluruh umat untuk bersikap kritis dan tidak terjebak dalam ajaran yang meragukan, mengingat betapa vitalnya pemahaman yang benar dalam konteks keimanan dan kehidupan sehari-hari.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kesadaran dan kewaspadaan terhadap pengaruh ajaran yang tidak jelas, serta menegaskan peran lembaga keagamaan dalam membimbing umat agar tetap berada di jalur yang benar dan sesuai dengan syariat Islam.
(Mond)
#Peristiwa #ImamMahdi #PasamanBarat #SumateraBarat #MUISumbar