Pers Mengawal Demokrasi: Tantangan dan Harapan di Pilkada 2024 Sumatera Barat
Diskusi Publik JMSI Provinsi Sumatera Barat dengan KPU Sumbar |
D'On, Padang - Menjelang Pilkada 2024, peran media kembali menjadi topik utama dalam menjaga kualitas demokrasi di Sumatera Barat. Forum diskusi bertajuk "Peran Media dalam Pilkada" yang berlangsung di Padang baru-baru ini, mempertemukan dua narasumber terkemuka: Lindo Karsyah, seorang pakar media, dan Syofiardi Bachyul, pengamat pers. Acara ini dipandu oleh Hani Tanjung, yang bertindak sebagai moderator. Diskusi ini menyoroti peran penting media, khususnya media online, dalam mengawal proses Pilkada yang kredibel, adil, dan transparan.
Media Online vs Media Cetak: Relevansi yang Mulai Bergeser
Dalam diskusi yang memantik perhatian, Lindo Karsyah mengungkapkan keprihatinannya mengenai nasib media online yang sering kali diabaikan. Menurutnya, masih ada ketimpangan dalam perlakuan terhadap media online dan cetak, terutama dalam hal iklan. “Kita melihat iklan di media cetak tetap mahal, padahal pembacanya sudah sangat sedikit. Berbeda dengan media online yang justru menjadi sumber informasi utama masyarakat saat ini, namun justru sering diremehkan,” ungkapnya.
Pernyataan Lindo bukan tanpa dasar. Di tengah perkembangan pesat era digital, media cetak mulai kehilangan relevansinya. Saat ini, mayoritas masyarakat lebih memilih untuk mendapatkan informasi dari media online yang lebih cepat, mudah diakses, dan real-time. Dalam konteks Pilkada 2024, media online dianggap memiliki posisi strategis untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan tepat waktu.
Namun, Lindo juga menekankan bahwa media online menghadapi tantangan tersendiri. Di satu sisi, kecepatan distribusi informasi menjadi kekuatan utamanya. Namun di sisi lain, hal ini sering kali menimbulkan masalah baru terkait keakuratan dan kualitas berita. Bagaimana media bisa memenuhi tuntutan kecepatan tanpa mengorbankan substansi informasi, menjadi tantangan besar yang harus dijawab oleh jurnalis di era digital ini.
Pers Sebagai Pilar Demokrasi
Di sisi lain, Syofiardi Bachyul memberikan pandangan mendalam tentang posisi strategis pers dalam tatanan demokrasi. Ia menegaskan bahwa pers merupakan salah satu pilar utama demokrasi yang menjalankan fungsi kontrol sosial. “Demokrasi terdiri dari empat pilar: legislatif, eksekutif, yudikatif, dan pers sebagai pilar kontrol sosial,” ungkap Syofiardi. Tanpa pers yang kritis dan independen, proses demokrasi bisa terganggu.
Namun, Syofiardi mengingatkan bahwa pers saat ini menghadapi tantangan besar berupa krisis kepercayaan. Di tengah derasnya arus informasi yang tersebar begitu cepat, banyak media yang justru mengorbankan kedalaman berita demi mengejar sensasi atau klikbait. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kecepatan dan akurasi. "Kecepatan adalah kebutuhan, tetapi akurasi adalah kewajiban. Pers tidak boleh mengorbankan kualitas hanya demi menjadi yang pertama," tegasnya.
Syofiardi juga menyoroti peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mulai memberikan perhatian lebih kepada media online. Menurutnya, KPU menyadari bahwa media online merupakan instrumen penting dalam menyebarkan informasi terkait Pilkada kepada publik secara cepat dan luas.
Pers dan KPU: Bersama Mengawal Pilkada
Pada diskusi tersebut, Hamdan, komisioner KPU Sumatera Barat, menegaskan kesiapan KPU dalam menyelenggarakan Pilkada di 19 kabupaten/kota. Transparansi dan akuntabilitas, menurut Hamdan, menjadi dua hal yang paling penting dalam memastikan Pilkada berjalan lancar. Dalam hal ini, peran pers dianggap sangat vital. “Kami di KPU membutuhkan pers untuk membantu menjaga proses Pilkada agar berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Transparansi tidak mungkin tercapai tanpa kontrol sosial dari pers,” jelas Hamdan.
KPU Sumatera Barat, lanjut Hamdan, berkomitmen untuk memberikan akses yang luas kepada pers, baik media cetak maupun online, agar dapat meliput seluruh tahapan Pilkada. Ia juga mengapresiasi media yang tetap menjaga prinsip jurnalisme yang berintegritas dalam peliputan pemilu.
Tantangan Liputan Pilkada: Akurasi di Tengah Derasnya Informasi
Salah satu aspek penting yang disoroti dalam diskusi ini adalah perbedaan antara berita yang menarik dan berita yang penting. Lindo Karsyah mengingatkan bahwa media sering terjebak pada pemberitaan sensasional demi menarik perhatian publik, namun melupakan esensi dari informasi yang disampaikan. “Apa yang menarik belum tentu penting, dan sebaliknya, apa yang penting belum tentu menarik,” katanya.
Menurut Lindo, di tengah dinamika Pilkada, media harus mampu memilah berita yang benar-benar memiliki nilai informasi. Dalam proses peliputan Pilkada, media memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga agar informasi yang disampaikan tidak hanya sekadar menarik perhatian, tetapi juga memberi dampak positif bagi pemahaman publik.
Ia juga menekankan bahwa media yang mengutamakan substansi dalam liputan Pilkada, tanpa mengejar sensasi, akan menjadi kunci dalam menjaga kredibilitas pers di mata publik.
Jurnalisme yang Bertanggung Jawab: Menjaga Nilai-Nilai Demokrasi
Salah satu tantangan terbesar bagi pers saat ini adalah menjaga kepercayaan publik di tengah era informasi yang serba cepat. Syofiardi Bachyul mengingatkan bahwa jurnalis harus tetap setia pada prinsip-prinsip jurnalisme yang benar, terutama dalam menyajikan informasi yang akurat dan mendalam. “Jurnalis memiliki tanggung jawab besar. Hak istimewa yang dimiliki pers harus digunakan dengan bijaksana,” ujarnya.
Syofiardi juga menyoroti bahwa dalam Pilkada 2024, media bukan hanya bertugas untuk melaporkan hasil pemilu, tetapi juga untuk mengawasi jalannya proses pemilu agar tetap bersih dan transparan. Dengan komitmen terhadap prinsip jurnalisme yang benar, pers bisa menjadi pengawal demokrasi yang efektif.
Peran Strategis Pers di Pilkada 2024
Diskusi ini diharapkan mampu menggugah kesadaran media di Sumatera Barat, terutama media online, akan peran strategis mereka dalam mengawal Pilkada 2024. Pers tidak hanya bertugas sebagai penyaji informasi, tetapi juga sebagai penjaga demokrasi. Dengan komitmen pada akurasi, kedalaman, dan independensi, pers bisa menjadi mitra yang tak tergantikan dalam menjaga Pilkada tetap berjalan dengan adil, transparan, dan demokratis.
Pilkada 2024 adalah ujian besar bagi pers di Sumatera Barat, dan hanya dengan menjaga integritas jurnalisme, pers bisa menjalankan perannya sebagai pilar penting demokrasi.
(Mond)
#JMSI #Politik #SumateraBarat #KPU