Pesan Terakhir Jokowi Sebelum Terbang ke Solo: Warisan untuk Bangsa
D'On, Jakarta – Dengan langkah mantap namun penuh perasaan, Joko Widodo, atau yang lebih dikenal dengan Jokowi, resmi meninggalkan kursi kepresidenan setelah dua periode memimpin Indonesia. Hari yang emosional ini menjadi momentum bagi pria kelahiran Solo itu untuk mengucapkan salam perpisahan sekaligus menyampaikan pesan penting kepada rakyat dan penerusnya, Presiden Prabowo Subianto.
Pagi itu, langit Jakarta tampak cerah, seolah menyaksikan sebuah babak baru dalam perjalanan bangsa Indonesia. Jokowi dan istrinya, Iriana Jokowi, dengan wajah penuh ketenangan, berangkat dari Istana Negara menuju Bandara Halim Perdanakusuma. Ini bukanlah sekadar perjalanan biasa—ini adalah perjalanan pulang seorang mantan Presiden ke kampung halamannya, Solo, setelah mengabdi selama satu dekade di puncak kekuasaan.
Sebelum menaiki pesawat yang akan membawanya kembali ke Solo, Jokowi sempat berhenti sejenak. Dengan kerumunan wartawan yang sudah menunggu, ia berdiri tegap dan menyampaikan pesan terakhirnya untuk rakyat Indonesia yang selama ini setia mendukungnya. Di hadapan mikrofon, suaranya terdengar tenang namun sarat makna.
"Rukun, bersatu, berangkulan, membangun negara ini sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Prabowo, ya," ujarnya singkat namun penuh harapan. Kalimat sederhana itu mencerminkan apa yang selalu ia perjuangkan: persatuan dalam keberagaman. Jokowi tahu, perjalanan Indonesia ke depan masih panjang dan menantang, dan di tangan pemimpin baru, ia berharap agar semangat kebersamaan tetap menyala.
Namun, tak hanya kepada rakyat, pesan penuh kebijakan juga ia sampaikan kepada Prabowo Subianto, Presiden RI yang baru dilantik. Prabowo, mantan rival politik yang kini menjadi penerusnya, turut hadir mengantar Jokowi hingga ke pintu pesawat. Dalam suasana yang penuh hormat, Jokowi menyerahkan tanggung jawab besar bangsa ini kepada sang Jenderal.
"Tugas negara ini tugas yang sangat besar, dengan seluruh persoalan-persoalan yang ada, dengan seluruh keinginan-keinginan besar, cita-cita masyarakat yang juga sangat banyak sekali, tidak semua bisa kita kerjakan," kata Jokowi, dengan mata yang menyiratkan kesadaran akan beratnya amanah yang ditinggalkannya.
Ia melanjutkan, "Oleh sebab itu, saya sampaikan pada Bapak Presiden, saya serahkan seutuhnya impian, harapan, cita-cita besar dari 280 juta rakyat Indonesia, kepada Bapak Presiden Jenderal TNI purnawirawan Prabowo Subianto, dan semoga beliau diberikan kekuatan untuk memimpin negara yang sangat besar ini." Pesan tersebut menggambarkan betapa besarnya harapan Jokowi terhadap kepemimpinan Prabowo, seraya mengakui bahwa tidak semua impian dapat terwujud dalam satu kepemimpinan.
Setelah menyampaikan pesan tersebut, Jokowi dan Iriana perlahan melangkah menuju pesawat. Di tengah langkah mereka, Jokowi menyalami beberapa pejabat tinggi yang turut mengantarkan kepulangannya, termasuk Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Momen ini seolah menjadi perpisahan simbolis, bukan hanya dengan Jakarta, tetapi dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ia pikul selama ini.
Suasana haru terasa di bandara. Bagi Jokowi, Solo bukan hanya kampung halaman, tetapi tempat di mana ia akan memulai fase baru dalam hidupnya. Sementara itu, di Jakarta, estafet kepemimpinan resmi beralih kepada Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang tak lain adalah putra sulung Jokowi. Gibran, yang kini menjadi bagian dari sejarah politik bangsa, akan mendampingi Prabowo dalam mengarungi lautan tantangan ke depan.
Hari ini bukan hanya penutup bagi masa jabatan Jokowi, tetapi juga awal dari sebuah harapan baru bagi Indonesia. Dalam suasana peralihan kekuasaan yang damai ini, Jokowi mengingatkan bangsa akan pentingnya persatuan dan kebersamaan. Sebuah pesan sederhana, namun mendalam, yang diharapkan menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi masa depan yang penuh harapan dan tantangan.
(Mond)
#Jokowi #Nasional