Breaking News

Seorang Polisi di Riau Ditangkap Warga saat Curi Sawit

Ilustrasi Kelapa Sawit 

D'On, Riau –
Sebuah peristiwa yang memalukan terjadi di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Seorang anggota polisi, Bripka Edi (39), yang seharusnya menjadi pengayom dan pelindung masyarakat, justru tertangkap tangan oleh warga saat mencuri buah sawit di Desa Rambah, Kecamatan Rambah Hilir. Peristiwa ini mencuatkan kembali pertanyaan mendasar mengenai integritas dan disiplin di kalangan penegak hukum, terutama di lingkungan Polri.

Kejadian ini berlangsung ketika warga sekitar memergoki Bripka Edi sedang mengangkut buah sawit hasil curiannya ke dalam mobil. Pemandangan ini dengan cepat menarik perhatian warga yang kemudian beramai-ramai menghentikan aksinya. Tidak butuh waktu lama, Edi ditangkap dan langsung diserahkan ke Polsek Rambah Hilir untuk diproses lebih lanjut. Insiden ini pun dibenarkan oleh Kapolres Rokan Hulu, AKBP Budi Setiyono, yang menegaskan bahwa saat ini pelaku telah ditempatkan di tahanan khusus. “Benar, saat ini yang bersangkutan sudah kita patsus (tahanan tempat khusus),” ujarnya, menanggapi kabar yang ramai diperbincangkan.

Kasus ini memunculkan rasa kecewa mendalam di tengah masyarakat, mengingat pelaku merupakan bagian dari institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga ketertiban dan penegakan hukum. Pencurian yang dilakukan oleh seorang aparat negara menambah kompleksitas isu ini. Kerugian materi yang diderita akibat perbuatan Bripka Edi memang terbilang kecil, diperkirakan tidak lebih dari Rp 2 juta. Namun, dampak psikologis dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian tentu jauh lebih besar dari sekadar angka nominal tersebut.

Tindak Lanjut dan Akuntabilitas Internal Polri

Kapolres Rokan Hulu tidak tinggal diam. Proses hukum terhadap Bripka Edi dipastikan tetap berjalan meskipun kerugian material yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan. "Meskipun begitu, tetap kita proses anggota tersebut. Kita tegas terhadap anggota bermasalah. Jika berprestasi kita kasih reward, jika kurang baik akan kita berikan punishment,” tegas AKBP Budi Setiyono, Rabu (2/10/2024). Pernyataan ini seolah ingin menunjukkan kepada publik bahwa Polri serius dalam menegakkan disiplin internal.

Lebih lanjut, hasil pemeriksaan awal terhadap Bripka Edi mengungkap alasan di balik tindakan kriminal tersebut. Diketahui bahwa motif pencurian ini didasari oleh kebutuhan ekonomi untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Meskipun alasan ini seringkali digunakan oleh pelaku kejahatan umum, namun ketika datang dari seorang anggota polisi, hal ini mencerminkan adanya masalah yang lebih dalam, baik dari segi pengawasan maupun kesejahteraan di lingkungan institusi penegak hukum itu sendiri.

Tidak hanya itu, kasus Bripka Edi juga memunculkan fakta bahwa ia bukanlah sosok tanpa catatan buruk. Sebelumnya, ia pernah dihukum dan dikenakan demosi akibat berbagai pelanggaran dalam profesinya sebagai anggota Polri. Hal ini menandakan bahwa perilaku menyimpang Edi sudah berulang, dan langkah-langkah pembinaan yang dilakukan sebelumnya mungkin belum cukup efektif. AKBP Budi Setiyono juga menegaskan bahwa jika mekanisme PDTH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) memungkinkan, pihak Polres Rokan Hulu akan segera memproses pemberhentian Bripka Edi. “Bripka Edi memang bermasalah, sudah pernah kita demosi. Jika mekanismenya PDTH akan kita PTDH. Polres Rohul memastikan jika ada anggota bermasalah akan kita tindak tegas,” tegasnya.

Refleksi dan Tantangan Integritas Aparat Penegak Hukum

Kisah ini kembali mencuatkan pertanyaan lama: bagaimana menjaga integritas di kalangan aparat penegak hukum? Tindakan Bripka Edi merupakan salah satu contoh kecil dari tantangan besar yang dihadapi institusi kepolisian di Indonesia. Ketika seorang anggota Polri terlibat dalam tindakan kriminal, bahkan dengan motif ekonomi, itu bukan hanya mencoreng citra institusi, tetapi juga berpotensi merusak kepercayaan publik yang sudah lama dibangun.

Penegakan disiplin internal memang menjadi salah satu solusi, namun lebih dari itu, dibutuhkan pengawasan ketat, pembinaan yang lebih mendalam, serta peningkatan kesejahteraan bagi setiap anggota kepolisian. Publik menantikan tindak lanjut tegas dari Polri, tidak hanya untuk menghukum pelaku, tetapi juga untuk mencegah kasus serupa terulang di masa depan. Setiap tindakan kriminal yang dilakukan oleh aparat hukum selalu mengundang sorotan lebih, sebab mereka memegang tanggung jawab besar dalam menjaga ketertiban dan keadilan.

Kasus ini menuntut perhatian lebih dari Polri dan masyarakat luas. Tidak cukup hanya menghukum, tetapi juga memperbaiki sistem dari dalam agar kejadian seperti ini tidak lagi terjadi. Dalam upaya menjaga kepercayaan publik, integritas, profesionalisme, dan transparansi harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap individu di institusi kepolisian.

Dengan langkah tegas dan penegakan hukum yang adil, diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri dapat dipulihkan, meskipun kasus-kasus seperti ini masih kerap menghiasi pemberitaan.

(Mond)

#Pencurian #Kriminal #PencurianKelapaSawit