Breaking News

Tagihan Bengkak, Air Tak Mengalir: Warga PJKA Sawahan Berteriak

Ilustrasi Air Perumda Kecil 

D'On, Padang –
Sudah hampir satu minggu, aliran air dari Perumda Air Minum Kota Padang tak kunjung mengalir ke rumah-rumah warga di Komplek PJKA Sawahan, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang. Bagi warga, terutama mereka yang bergantung pada pasokan air untuk kebutuhan bisnis dan rumah tangga, kondisi ini telah menjadi sumber frustrasi yang mendalam.

Salah satu warga yang paling merasakan dampak dari kondisi ini adalah Irma Susanti, pemilik sebuah rumah kos di kawasan tersebut. Irma mengaku sangat kesal dengan layanan yang disediakan oleh Perumda Air Minum Kota Padang. Keluhan utamanya? Tagihan air yang melonjak, sementara aliran airnya justru tidak lancar dan sering mati.

"Kami sangat kecewa dengan pelayanan Perumda Air Minum Kota Padang. Tagihan kami terus membengkak, sementara aliran air sering mati. Bahkan, air hanya mengalir pada malam hari, itu pun dengan tekanan yang sangat lemah," ujar Irma saat ditemui oleh Dirgantaraonline pada Kamis (24/10/2024) siang.

Sebagai pemilik kos, masalah ini tidak hanya mengganggu rutinitasnya, tetapi juga berdampak langsung pada penghuni kos-kosannya yang sudah hampir satu minggu mengeluhkan kondisi ini. Mereka kerap kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari mandi hingga mencuci pakaian, karena air yang hanya mengalir di malam hari, dan itupun dengan aliran yang tak memadai.

“Penghuni kosan terus mengeluh. Bagaimana tidak, mereka harus menunggu sampai larut malam hanya untuk mendapatkan air yang sangat terbatas. Ini sangat menyulitkan, baik bagi saya sebagai pemilik kos, maupun bagi mereka yang tinggal di sini,” tambah Irma dengan nada geram.

Tak hanya Irma, banyak warga di kawasan Komplek PJKA Sawahan yang turut merasakan hal serupa. Pasokan air yang tak menentu telah mengganggu aktivitas rumah tangga dan bisnis kecil lainnya. Selain berdampak pada kualitas hidup, kondisi ini juga menciptakan ketidakpastian terkait tagihan yang melonjak tanpa diimbangi oleh layanan yang memadai.

Irma berharap agar pihak Perumda Air Minum Kota Padang segera memperbaiki layanan mereka, mengingat warga terus menanggung beban biaya yang tidak sebanding dengan kualitas air yang diterima. "Jika tagihan terus naik, sementara air tidak mengalir, di mana keadilan bagi kami sebagai konsumen?" katanya dengan nada penuh harap.

Respons yang Ditunggu

Hingga berita ini diturunkan, pihak media masih mencoba menghubungi pihak terkait di Perumda Air Minum Kota Padang untuk mendapatkan klarifikasi mengenai keluhan warga Komplek PJKA Sawahan, dan apa langkah yang akan diambil oleh pihak perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. Warga menunggu jawaban yang konkret, bukan hanya janji.

Krisis air seperti ini, tentu, bukan hal baru bagi warga Padang. Namun, yang menjadi perhatian serius adalah bagaimana kebijakan perusahaan air kota menghadapi masalah semacam ini. Apakah ada jaminan bahwa layanan yang buruk ini akan segera diperbaiki? Atau warga harus terus berjuang dalam kondisi yang tidak menentu?

Sampai saat itu tiba, bagi Irma dan warga lainnya, air mungkin akan terus menjadi barang mewah yang sulit diakses, meski tagihan mereka menunjukkan angka yang seharusnya berbanding lurus dengan kualitas layanan yang diberikan.

(Mond)

#PerumdaAirMinumKotaPadang #Padang #Peristiwa