13 Dosa Suami terhadap Istri yang Harus Dihindari demi Rumah Tangga yang Harmonis
Ilustrasi
Dirgantaraonline - Pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah impian setiap pasangan Muslim. Namun, banyak pasangan yang gagal mencapainya, bukan hanya karena kesalahan istri tetapi juga akibat dosa-dosa yang dilakukan suami terhadap istrinya. Sebagai pemimpin dalam keluarga, suami memiliki tanggung jawab yang besar untuk membina dan menjaga keluarganya sesuai dengan ajaran agama. Berikut ini adalah 13 dosa yang sering dilakukan suami terhadap istri, berdasarkan dalil Al-Qur'an dan hadis:
1. Tidak Mengajarkan Ilmu Agama
Salah satu kewajiban utama seorang suami adalah mengajarkan ilmu agama kepada istrinya. Tanggung jawab ini bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga tuntutan agama. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar dan keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6)
Mengabaikan pendidikan agama bagi istri sama saja dengan membiarkan keluarganya terjerumus dalam kesesatan. Seorang suami harus mampu menjadi pembimbing spiritual yang baik bagi keluarganya.
2. Tidak Setia terhadap Istri
Perselingkuhan adalah salah satu dosa besar yang merusak ikatan suci pernikahan. Allah SWT memerintahkan kaum pria untuk menjaga pandangan dan kehormatannya:
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.'" (QS. An-Nur: 30)
Ketidaksetiaan bukan hanya melukai hati istri tetapi juga mengkhianati amanah pernikahan yang telah disepakati di hadapan Allah.
3. Tidak Memberi Nafkah
Salah satu tanggung jawab utama suami adalah menyediakan nafkah lahir bagi istri dan keluarganya. Rasulullah SAW bersabda:
"Cukuplah seseorang dipandang berdosa jika ia menelantarkan orang yang menjadi tanggung jawabnya." (HR. Abu Dawud, Muslim, Ahmad)
Menelantarkan istri secara finansial adalah bentuk pengkhianatan terhadap peran dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Bahkan, istri yang memilih bekerja bukan berarti menggugurkan kewajiban suami dalam memberikan nafkah.
4. Membiarkan Istri Mencari Nafkah Sendiri
Dalam situasi tertentu, istri mungkin bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Namun, menjadikan pekerjaan istri sebagai alasan untuk bermalas-malasan dan tidak berusaha mencari nafkah adalah bentuk dosa suami. Rasulullah mengingatkan bahwa:
"Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita." (HR. Ahmad, Bukhari)
Hal ini mengisyaratkan bahwa tanggung jawab utama mencari nafkah tetap berada di pundak suami, bukan sepenuhnya dialihkan kepada istri.
5. Tidak Memiliki Rasa Cemburu
Rasa cemburu yang sehat merupakan tanda cinta dan kepedulian, namun ketika seorang suami tidak memiliki rasa cemburu (dayus), ini dianggap sebagai kelalaian dalam menjaga kehormatan keluarga. Dalam hadis disebutkan:
"Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat pada hari kiamat: orang yang durhaka kepada orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki, dan ad-Dayyuts." (HR. An-Nasa’i)
Dayus adalah suami yang tidak peduli terhadap perilaku istrinya yang melanggar norma agama dan kesopanan.
6. Membenci Istri
Menyimpan kebencian terhadap istri adalah tindakan yang tidak dibenarkan. Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya." (HR. Muslim)
Suami yang bijaksana akan mencari sisi positif dari pasangannya dan fokus pada kebaikan yang dimiliki oleh istrinya.
7. Menyebarkan Aib Istri
Menyebarkan rahasia atau aib istri adalah tindakan yang sangat tercela. Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah hadis:
"Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang menyebarkan rahasia pasangannya." (HR. Muslim).
Kepercayaan dan rasa aman adalah dasar dari sebuah hubungan pernikahan, dan menyebarkan aib istri berarti mengkhianati kepercayaan tersebut.
8. Terburu-Buru dalam Menjatuhkan Talak
Perceraian bukanlah solusi pertama dalam menyelesaikan masalah rumah tangga. Rasulullah SAW bersabda:
"Tiga hal yang bila dikatakan dengan sungguh-sungguh akan jadi dan bila dikatakan dengan main-main akan jadi pula, yaitu nikah, talak, dan rujuk."
Talak harus menjadi pilihan terakhir setelah semua usaha untuk memperbaiki hubungan tidak berhasil.
9. Poligami Tanpa Mengindahkan Syariat
Islam membolehkan poligami, namun dengan syarat keadilan. Allah SWT berfirman:
"Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja." (QS. An-Nisa: 3)
Jika seorang suami tidak mampu bersikap adil, maka poligami hanya akan menambah dosa dan ketidakadilan dalam rumah tangga.
10. Tidak Mau Membantu Istri dalam Pekerjaan Rumah
Banyak suami yang enggan membantu pekerjaan rumah tangga, padahal Rasulullah SAW sering membantu istri-istrinya di rumah:
"Beliau membantu pekerjaan isterinya dan jika datang waktu solat, maka beliau pun keluar untuk solat." (HR. Bukhari)
Hal ini menunjukkan pentingnya gotong royong dalam rumah tangga untuk menciptakan keharmonisan.
11. Menyakiti Istri secara Fisik atau Verbal
Menyakiti istri baik secara fisik maupun verbal adalah dosa besar dan melanggar hak asasi. Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya." (HR. Ibnu Majah)
Islam mengajarkan agar suami memperlakukan istri dengan kasih sayang dan penghargaan.
12. Bersikap Baik pada Orang Lain, tetapi Buruk terhadap Istri
Kadang seorang suami terlihat baik di mata orang lain, namun bersikap buruk terhadap istrinya. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya." (HR. Tirmidzi)
Kebaikan sejati seorang suami diuji melalui sikapnya terhadap istri dan keluarganya.
13. Meremehkan Kedudukan Istri
Menganggap remeh istri dan tidak menghargai peran serta pengorbanannya adalah bentuk ketidakadilan. Hadis menyebutkan:
"Wanita adalah tiang negara. Jika wanitanya baik, maka baiklah negara; jika wanitanya rusak, maka rusaklah negara."
Istri memiliki peran penting dalam membina keluarga dan masyarakat, sehingga kedudukannya harus dihormati dan dihargai.
Menghindari dosa-dosa ini adalah langkah awal untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan penuh berkah. Suami sebagai pemimpin keluarga harus berusaha untuk menjadi contoh yang baik, penuh kasih sayang, dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dalam setiap langkah kehidupannya bersama istri. Wallahu a’lam bishawab.
(Rini)
#Islami #Religi