AKP Dadang Kini Diborgol dan Berkepala Plontos
AKP Dadang Pelaku Penembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
D'On, Sumatera Barat – Peristiwa mengejutkan yang melibatkan perwira polisi di Polres Solok Selatan, Sumatera Barat, terus menjadi sorotan. AKP Dadang Iskandar, yang menjabat sebagai Kabag Ops, kini resmi mengenakan baju tahanan biru dengan kepala plontos, tangannya diborgol saat ditampilkan dalam konferensi pers oleh Polda Sumbar. Penampilannya kali ini berbeda drastis dari momen awal ia menyerahkan diri, yang sempat memicu kritik tajam dari berbagai pihak.
Konferensi pers yang digelar Polda Sumbar, Sabtu (23/11), mengungkap perkembangan terbaru kasus tragis ini. Kasus bermula dari penembakan yang menewaskan AKP Ryanto Ulil Anshar, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, oleh Dadang yang merupakan rekannya satu institusi. Insiden ini diduga dipicu oleh konflik internal yang mendalam, meskipun motif pastinya masih terus didalami oleh penyidik.
Penampilan Baru Dadang yang Mencuri Perhatian
Saat digiring oleh anggota Divisi Propam Polda Sumbar, sorotan langsung tertuju pada perubahan penampilan Dadang. Berbalut baju tahanan biru, dengan kepala plontos, dan tangan yang sudah diborgol, Dadang tampak berbeda dibandingkan saat ia pertama kali menyerahkan diri. Sebelumnya, meski mengaku bertanggung jawab atas aksi penembakan tersebut, Dadang terlihat santai tanpa borgol di tangan.
Langkah untuk menampilkan Dadang dengan kondisi seperti ini diduga sebagai bentuk komitmen Polda Sumbar dalam menunjukkan bahwa tidak ada toleransi terhadap pelanggaran hukum, bahkan jika pelakunya adalah aparat kepolisian sendiri. Namun, keputusan Propam yang sebelumnya tidak memborgol Dadang menuai kritik tajam dari Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman.
Kritik Pedas Ketua Komisi III DPR
Habiburokhman, salah satu pengawas utama dalam sistem penegakan hukum di Indonesia, mengecam tindakan Divisi Propam yang dinilai tidak tegas saat awal penahanan Dadang. Menurutnya, pelaku tindak pidana ekstrem seperti ini seharusnya langsung diperlakukan sebagaimana tahanan lain.
"Harus ada evaluasi terhadap kinerja Propam. Tidak boleh ada kesan perlakuan istimewa, apalagi untuk kasus serius seperti ini. Pelaku sudah melakukan tindakan ekstrem dengan mengambil nyawa rekannya. Sudah seharusnya borgol dikenakan sejak awal," ujar Habiburokhman dalam keterangannya.
Kritik tersebut mencerminkan keprihatinan publik terhadap konsistensi penegakan hukum, terutama jika melibatkan aparat penegak hukum sebagai pelaku.
Latar Belakang Kasus Penembakan
Insiden penembakan tragis ini terjadi di Mapolres Solok Selatan pada Senin (20/11). Menurut saksi di lokasi, suasana tegang sempat melingkupi kantor tersebut sebelum akhirnya terdengar suara letusan senjata api. Ulil, yang menjadi korban, dilaporkan langsung tak bernyawa di tempat akibat luka tembak fatal yang dialaminya.
Hingga saat ini, penyidik masih menggali lebih dalam motif di balik tindakan Dadang. Beberapa spekulasi menyebutkan adanya perselisihan profesional, sementara isu lain mengarah pada masalah pribadi. Namun, Polda Sumbar menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengungkap kasus ini secara transparan dan tuntas.
Respons Publik dan Harapan
Peristiwa ini tidak hanya mencoreng citra Polri, tetapi juga memicu diskusi luas tentang kondisi internal di tubuh kepolisian. Publik menantikan langkah-langkah konkret dari institusi Polri untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. Reformasi internal dan pengawasan ketat terhadap perilaku anggota menjadi tuntutan utama masyarakat.
Sementara itu, penampilan AKP Dadang dalam kondisi borgol dan baju tahanan diharapkan menjadi simbol keseriusan dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Kasus ini juga menjadi momentum bagi Polri untuk merefleksikan dan memperbaiki sistem pengelolaan konflik di dalam institusinya.
Kini, semua mata tertuju pada kelanjutan proses hukum terhadap AKP Dadang. Apakah keadilan akan ditegakkan tanpa kompromi? Atau akankah kasus ini hanya menjadi catatan lain dalam daftar panjang pelanggaran internal aparat? Waktu akan menjawab.
(Mond)
#PolisiTembakPolisi #Peristiwa #PoldaSumbar #SumateraBarat