ASN Dishub Tapanuli Utara Dianiaya Brutal di Warung Tuak, Kepalanya Dihantam Batu
Ilustrasi
D'On, Tapanuli Utara, Sumut - Kekerasan kembali terjadi di wilayah Tapanuli Utara. Kali ini, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Dinas Perhubungan (Dishub) bernama Asroi Halawa, menjadi korban penganiayaan brutal oleh tiga pria tak dikenal di sebuah warung tuak pada Selasa malam (1/10). Peristiwa yang terjadi di Kecamatan Tarutung itu sontak menghebohkan warga sekitar, mengingat aksi tersebut berlangsung di area yang ramai dikunjungi penduduk setempat.
Kronologi Kejadian: Adu Mulut Berujung Penganiayaan
Menurut keterangan Kasi Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing, insiden ini bermula dari insiden sepele di mana korban dan salah satu pelaku secara tidak sengaja bersenggolan saat berada di warung tuak. Gesekan kecil tersebut langsung memicu adu mulut yang panas antara Asroi Halawa dan ketiga pelaku. Warga sekitar sempat mencoba melerai kedua belah pihak, berharap perdebatan itu segera mereda tanpa ada kekerasan yang lebih lanjut. Namun, situasi berubah menjadi lebih mencekam setelah para pelaku mengikuti korban ke lokasi lain.
Asroi yang merasa situasi semakin tidak kondusif, memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut dan menuju warung tuak lain yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi awal. Akan tetapi, para pelaku yang sepertinya tidak terima dengan kejadian sebelumnya, mengejar korban ke warung tuak tersebut. Di sana, pertikaian kembali terjadi, kali ini dengan tensi yang lebih tinggi.
Serangan Brutal di Warung Tuak
Dalam suasana tegang, salah satu pelaku berinisial RJT (35) melempar batu besar ke arah Asroi. Batu tersebut mengenai kepala korban dengan keras hingga menyebabkan luka serius dan pendarahan hebat. Melihat kondisi korban yang sudah berlumuran darah, para pelaku langsung melarikan diri dari lokasi kejadian, meninggalkan Asroi dalam keadaan tak berdaya.
"Untuk mencegah situasi semakin memanas, korban sebenarnya sudah berusaha menghindar dengan berpindah ke tempat lain. Namun, pelaku tetap mengejar dan akhirnya melakukan penganiayaan menggunakan batu. Kepala korban terluka parah akibat hantaman benda keras tersebut," ungkap Aiptu Walpon Baringbing dalam keterangannya kepada wartawan.
Polisi Bergerak Cepat, Satu Pelaku Ditangkap
Setelah kejadian tersebut, Asroi Halawa segera melaporkan insiden penganiayaan ini ke pihak kepolisian. Polres Tapanuli Utara yang menerima laporan langsung bergerak cepat. Dalam proses pengejaran, polisi berhasil menangkap satu pelaku berinisial RJT pada Selasa (5/11), sekitar lima hari setelah kejadian. Sementara itu, dua pelaku lainnya hingga kini masih dalam pengejaran dan masuk daftar pencarian orang (DPO).
"Kami telah menangkap satu pelaku, dan sedang berupaya mencari dua pelaku lainnya yang masih buron. Kami meminta mereka segera menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kami juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait keberadaan pelaku agar segera melapor ke pihak berwajib," tegas Aiptu Walpon.
Warga Resah dan Khawatir
Peristiwa kekerasan ini membuat warga Kecamatan Tarutung merasa resah. Warung tuak yang biasanya menjadi tempat berkumpul santai masyarakat setempat kini menjadi saksi bisu tindakan kriminal yang mengejutkan banyak pihak. Beberapa warga mengaku khawatir insiden serupa bisa terjadi lagi jika tidak segera ada tindakan tegas dari pihak berwenang.
"Kami sering datang ke warung tuak untuk bersantai dan berkumpul dengan teman-teman. Namun, setelah kejadian ini, kami jadi takut. Tentu kami berharap polisi bisa segera menangkap semua pelaku agar situasi kembali aman," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi Korban: Trauma dan Butuh Perawatan
Asroi Halawa yang menjadi korban serangan ini kini tengah menjalani perawatan intensif akibat luka di bagian kepalanya. Meskipun kondisinya telah berangsur membaik, trauma psikologis yang dialaminya masih terasa. Keluarga korban berharap agar pelaku segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Kami sangat terpukul dengan kejadian ini. Asroi mengalami luka yang cukup serius di kepala. Kami berharap keadilan bisa ditegakkan dan para pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya," kata salah satu anggota keluarga korban dengan suara penuh haru.
Pentingnya Perlindungan Hukum dan Keamanan Masyarakat
Kasus penganiayaan terhadap ASN di warung tuak ini menyoroti perlunya peningkatan keamanan dan penegakan hukum di Tapanuli Utara. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa tindak kekerasan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, bahkan di tempat yang seharusnya menjadi ruang aman bagi masyarakat untuk bersosialisasi. Polisi berjanji akan terus mengusut kasus ini hingga tuntas, memastikan para pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya dan memberikan rasa aman bagi warga sekitar.
Dengan kejadian ini, masyarakat Tapanuli Utara berharap agar pihak kepolisian dapat meningkatkan patroli dan pengawasan, khususnya di area publik seperti warung tuak, untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.
(Mond)
#Kriminal #Kekerasan