Bentrok Prajurit TNI dan Warga di Deli Serdang: Berawal dari Teguran terhadap Geng Motor hingga Memakan Korban Jiwa
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto
D'On, Jakarta - Insiden bentrokan antara prajurit TNI dari Yonarmed 2/Kilap Sumagan (KS) dengan sejumlah warga di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi sorotan publik. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan bahwa insiden ini bermula dari upaya prajurit menegur anggota geng motor yang dianggap mengganggu ketertiban dan meresahkan masyarakat.
Awal Kejadian: Teguran Berujung Adu Mulut
Menurut Jenderal Agus, kejadian tersebut diawali ketika sekelompok pemuda melakukan aksi kebut-kebutan di jalan yang mengganggu pengguna jalan lainnya. Seorang prajurit Yonarmed 2/KS, yang saat itu berada di lokasi, mengambil inisiatif untuk menegur para pengendara motor yang dianggap melanggar ketertiban umum.
"Jadi, memang awalnya itu mereka (pengendara motor) kebut-kebutan di jalan raya dan ditegur oleh anggota kita. Teguran itu bertujuan menjaga ketertiban karena aksi mereka sudah meresahkan masyarakat," kata Panglima TNI di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/11/2024), saat dimintai keterangan oleh awak media.
Namun, teguran tersebut tidak diterima dengan baik oleh para pemuda yang merupakan bagian dari geng motor. Situasi semakin memanas hingga terjadi adu mulut antara prajurit TNI dan salah satu anggota geng motor. Adu mulut itu kemudian berkembang menjadi perkelahian yang lebih besar melibatkan kelompok geng motor dan prajurit Yonarmed.
Jenderal Agus menegaskan bahwa tindakan prajurit tersebut murni karena adanya gangguan dari geng motor, bukan dari warga sekitar. "Bukan masyarakat yang ditegur, melainkan anggota geng motor yang melakukan kebut-kebutan. Kita semua tahu bahwa aksi-aksi seperti ini sudah membuat warga jengah," ujarnya menambahkan.
Kecaman DPR dan Seruan Penertiban Geng Motor
Menanggapi insiden ini, Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengecam keras tindakan sejumlah prajurit yang melakukan penyerangan terhadap warga sipil di sekitar lokasi kejadian. Insiden ini menyebabkan satu orang tewas dan delapan lainnya mengalami luka-luka serius.
"Ini adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Saya meminta Pangdam setempat untuk segera menindak tegas para prajurit yang terlibat. Jika perlu, berikan sanksi keras kepada komandan peleton, komandan kompi, bahkan komandan batalyon," tegas Hasanuddin dalam pernyataannya di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Hasanuddin, yang merupakan Purnawirawan Mayor Jenderal TNI, menduga bahwa aksi penyerangan tersebut merupakan dampak dari lemahnya pengawasan para komandan terhadap anak buah mereka. Ia menilai ada semacam pembiaran yang menyebabkan prajurit melakukan tindakan di luar kendali.
Korban Sipil dan Upaya Penanganan
Bentrokan yang terjadi di Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang pada Jumat (8/11/2024) berujung tragis. Seorang warga sipil, Raden Barus (61), tewas akibat terkena amukan dari kelompok yang terlibat bentrok. Selain itu, delapan warga lainnya mengalami luka-luka, dengan tiga di antaranya menjadi korban salah sasaran dari amukan prajurit TNI.
Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Inf Doddy Yudha, mengungkapkan bahwa para korban luka sudah mendapatkan penanganan medis. "Untuk delapan korban yang mengalami luka-luka, mereka sudah dipindahkan dari Rumah Sakit Sembiring ke Rumah Sakit Putri Hijau di Medan untuk mendapatkan perawatan intensif hingga sembuh," jelas Doddy.
Salah satu prajurit TNI berinisial M juga terluka dalam bentrokan tersebut, menandakan bahwa situasi di lapangan sangat kacau dengan bentrokan fisik yang melibatkan kedua belah pihak.
Langkah TNI: Pemeriksaan dan Mediasi dengan Warga
Dalam upaya menyelidiki insiden ini, Polisi Militer (POM) Kodam I/Bukit Barisan telah melakukan pemeriksaan terhadap 33 prajurit dari Yonarmed 2/KS yang diduga terlibat dalam bentrokan tersebut. Pihak POM aktif memeriksa para prajurit untuk memastikan kronologi kejadian serta menentukan siapa yang bertanggung jawab atas insiden yang memakan korban jiwa dan melukai warga sipil tersebut.
Di sisi lain, pihak Kodam I Bukit Barisan melalui Pangdam Letjen TNI Mochammad Hasan juga berusaha meredam ketegangan dengan melakukan mediasi antara pihak TNI dan keluarga korban. Mediasi ini digelar di Markas Yonarmed II/KS dengan harapan dapat mengurangi kemarahan masyarakat setempat serta memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut.
"Mediasi dilakukan untuk meredakan situasi dan menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga korban. Kami juga ingin memastikan bahwa kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa depan," ujar Kolonel Doddy Yudha.
Geng Motor Jadi Sorotan
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa aksi geng motor di jalanan telah menjadi masalah serius yang mempengaruhi ketertiban umum. Ia menekankan pentingnya penertiban kelompok-kelompok seperti ini yang kerap mengganggu keamanan masyarakat.
"Kita harus sepakat bahwa geng motor yang meresahkan harus ditertibkan. Selain melakukan kebut-kebutan, mereka juga sering menggunakan motor bodong yang tidak memiliki surat-surat resmi. Ini jelas melanggar hukum dan harus ditindak," tandas Agus.
Penegakan Hukum dan Tindakan Lanjut
Pihak TNI kini tengah mengusut tuntas insiden bentrok ini dan memastikan bahwa mereka yang bersalah akan diberikan sanksi tegas. Langkah ini dilakukan untuk memulihkan citra TNI dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi yang seharusnya menjadi pelindung, bukan ancaman bagi rakyat.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa ketegangan antara prajurit dan warga bisa terjadi ketika disiplin dan pengawasan internal tidak dijalankan dengan baik. Dengan pemeriksaan yang sedang berlangsung, masyarakat berharap agar insiden serupa tidak akan terulang dan situasi keamanan di daerah tersebut dapat kembali pulih.
(Mond)
#Peristiwa #TNI #GengMotor #Militer