Drama Pelarian dari Lapas Salemba: Tujuh Narapidana Narkoba Kabur dengan Modus Gergaji Ventilasi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi
D'On, Jakarta - Suasana tegang mewarnai Lapas Salemba, Jakarta Pusat, setelah tujuh narapidana kasus narkoba berhasil melarikan diri dengan cara yang cukup mengejutkan. Dalam upaya kabur yang sudah direncanakan dengan matang, para narapidana tersebut menggergaji ventilasi ruang tahanan dan melanjutkan aksi mereka melalui gorong-gorong di sekitar kompleks penjara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan bahwa modus pelarian ini menunjukkan perencanaan yang rapi dan penuh risiko. "Dugaan sementara, mereka melarikan diri melalui lubang ventilasi yang sudah digergaji. Ini bukan aksi spontan, melainkan hasil dari perencanaan matang yang melibatkan koordinasi di antara mereka," kata Ade Ary saat dikonfirmasi pada Jumat (15/11/2024).
Modus Kabur yang Terencana: Gergaji Ventilasi hingga Menembus Gorong-gorong
Dalam rincian yang lebih mendalam, Ade Ary menjelaskan bahwa setelah berhasil menggergaji ventilasi di ruang tahanan Blok S kamar 16, para narapidana langsung bergegas menuju gorong-gorong saluran air. Saluran ini berada di bagian belakang gedung, yang biasanya minim pengawasan. Gorong-gorong tersebut sebenarnya dilengkapi dengan teralis besi sebagai pengaman tambahan, namun para tahanan sudah menyiapkan alat dan menggergajinya jauh sebelum hari pelarian.
"Para pelaku masuk ke gorong-gorong saluran air yang berteralis, namun teralis tersebut sudah digergaji terlebih dahulu. Gorong-gorong ini berada di belakang gedung Blok S, kamar 16, dan mengarah ke selokan luar di Jalan Percetakan Negara X," jelas Ade Ary.
Lebih lanjut, Ade Ary menambahkan bahwa jalur pelarian ini menunjukkan pengetahuan yang mendalam mengenai tata letak dan titik-titik rawan di Lapas Salemba. Para tahanan tampaknya sudah melakukan survei di dalam penjara selama beberapa waktu, mencari titik lemah yang bisa dimanfaatkan.
Pemburuan Besar-besaran: Sosok Gembong Narkoba yang Kabur
Di antara tujuh narapidana yang kabur, terdapat satu sosok yang menjadi perhatian khusus aparat kepolisian, yaitu Murtala Ilyas alias MT (42). MT dikenal sebagai salah satu gembong narkoba yang memiliki jaringan kuat di dalam maupun di luar penjara. Kaburnya MT bersama enam narapidana lain membuat kasus ini semakin mendapat sorotan dari berbagai pihak, mengingat potensi ancaman yang bisa ditimbulkannya.
Kepala Polsek Cempaka Putih yang menangani kasus ini, menyatakan bahwa pihaknya sudah menerjunkan tim khusus untuk melacak keberadaan para tahanan yang kabur. Pengejaran dilakukan tidak hanya di wilayah sekitar Jakarta, tetapi juga melibatkan koordinasi dengan kepolisian daerah lain, mengingat kemungkinan para tahanan ini akan berusaha meninggalkan Jakarta untuk menghindari penangkapan.
"Ini bukan kasus pelarian biasa. Melibatkan sosok seperti MT menunjukkan bahwa aksi ini sudah direncanakan dengan baik, dan kami akan melakukan segala cara untuk menangkap mereka kembali," ujar seorang perwira dari Polsek Cempaka Putih.
Kritik terhadap Sistem Keamanan Lapas Salemba
Kaburnya tujuh narapidana dari Lapas Salemba kembali menyoroti lemahnya sistem keamanan di lembaga pemasyarakatan tersebut. Pelarian dengan metode menggergaji ventilasi dan teralis saluran air menunjukkan adanya celah keamanan yang serius, yang bisa dimanfaatkan oleh para narapidana. Pakar hukum dan pengamat penjara mengkritik lemahnya pengawasan serta kurangnya peralatan keamanan yang memadai di Lapas Salemba.
"Ini bukan pertama kalinya terjadi pelarian dari Lapas Salemba. Kasus ini menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap sistem keamanan yang ada. Ventilasi dan saluran air adalah titik rawan yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih," kata seorang pengamat penjara yang enggan disebutkan namanya.
Pihak Lapas Salemba hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait bagaimana para narapidana bisa mendapatkan alat seperti gergaji dan melaksanakan aksinya tanpa terdeteksi oleh petugas penjaga. Spekulasi yang beredar menyebutkan kemungkinan adanya bantuan dari pihak dalam, baik disengaja maupun akibat kelalaian.
Langkah Pengetatan Keamanan dan Upaya Perbaikan Sistem
Menanggapi kejadian ini, Kementerian Hukum dan HAM telah menginstruksikan pengetatan keamanan di seluruh lapas, khususnya yang menangani kasus narkoba. Pengawasan di Lapas Salemba akan diperketat dengan pemeriksaan lebih intensif terhadap barang bawaan pengunjung dan narapidana. Selain itu, akan dilakukan audit internal untuk menelusuri kemungkinan adanya keterlibatan oknum petugas yang membantu pelarian ini.
"Kejadian ini adalah tamparan keras bagi kami. Kami akan melakukan pengetatan pengawasan dan mengevaluasi sistem keamanan yang ada di Lapas Salemba," ujar seorang pejabat Kemenkumham.
Aksi Pelarian yang Mengundang Pertanyaan
Kasus kaburnya tujuh narapidana ini membuka kembali diskusi tentang efektivitas sistem pemasyarakatan di Indonesia. Banyak yang mempertanyakan bagaimana alat-alat seperti gergaji bisa masuk ke dalam penjara, dan bagaimana narapidana bisa dengan mudah menemukan cara untuk melarikan diri. Apakah ini murni kelalaian, atau ada permainan yang lebih kompleks di balik layar?
Seiring dengan berjalannya investigasi, masyarakat berharap bahwa kasus ini akan menjadi pembelajaran bagi pihak berwenang untuk memperbaiki sistem yang ada. Pengetatan keamanan dan peningkatan pengawasan diharapkan bisa mencegah kejadian serupa di masa depan, sehingga insiden pelarian narapidana, khususnya dari kasus narkoba yang kerap melibatkan jaringan luas dan terorganisir, tidak lagi terulang.
(Mond)
#TahananKabur #Peristiwa #RutanSalemba