Gelombang Mundur dari Partai Perindo: Dari Eks Sekjen hingga Tuan Guru Bajang
TGB Zainul Majdi Mundur dari Perindo
D'On, Jakarta – Rentetan pengunduran diri dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo) menarik perhatian publik. Tokoh-tokoh penting dalam partai ini, satu per satu, mengajukan pengunduran diri, mulai dari mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) hingga figur terkenal di tingkat daerah.
Di tengah langkah partai menuju masa depan politik yang semakin menantang, keputusan mundur dari para kader penting ini menyisakan tanda tanya. Apakah ada dinamika internal yang memengaruhi keputusan mereka, atau ini adalah perjalanan pribadi yang berakhir untuk mencari jalan lain?
Ahmad Rofiq: Eks Sekjen dan Tokoh Kunci Perindo
Ahmad Rofiq adalah salah satu nama besar yang memutuskan undur diri dari Perindo. Rofiq bukan hanya sosok penting di partai, tapi juga tokoh yang telah bersama Perindo hampir satu dekade. Setelah menjabat sebagai Sekjen sejak tahun 2015, keputusannya untuk hengkang terbilang mengejutkan. Pada Selasa, 1 Oktober, tepat pukul 15.08 WIB, ia mengajukan surat pengunduran diri langsung kepada Ketua Dewan Pembina Perindo, Hary Tanoesoedibjo.
“Saya berterima kasih kepada Bapak Hary Tanoesoedibjo atas kesempatan yang diberikan selama ini. Syukur Alhamdulillah saya bisa membersamai Perindo hampir 10 tahun ini. Semoga Perindo berjaya di masa depan,” ujarnya singkat, penuh harapan untuk partai yang telah ia besarkan.
Meski tak ada penjelasan rinci mengenai alasannya mundur, Rofiq menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak, serta ucapan terima kasih yang hangat. Sosok Rofiq sendiri bukan nama baru dalam dunia politik Indonesia. Sebelum bergabung dengan Perindo, ia pernah menjabat sebagai Sekjen Partai NasDem selama dua tahun dan Sekjen Partai Matahari Bangsa selama empat tahun.
Muhammad Sopiyan: Kader dan Pengurus DPP
Pada pertengahan Oktober 2024, Muhammad Sopiyan, Ketua Bidang Organisasi DPP Perindo, juga memutuskan untuk mengundurkan diri. Surat pengunduran dirinya disampaikan kepada Ketua Umum DPP Perindo, Angela Herliani Tanoesoedibjo, pada 16 Oktober.
Sopiyan, yang pernah maju sebagai calon legislatif (caleg) DPRD Jakarta di Dapil V, tak mengungkap alasan spesifik pengunduran dirinya. Meski belum berhasil memenangkan kursi di DPRD Jakarta, ia tetap aktif dalam kepengurusan partai. Namun, langkahnya untuk mundur seolah menjadi sinyal bahwa ada hal-hal yang lebih besar yang ia pertimbangkan.
Yovid Halim: Pengunduran Diri dari DPW Kalbar
Tidak hanya pengurus pusat, gejolak ini merambah ke level daerah. Yovid Halim, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perindo Kalimantan Barat, juga memilih mundur. Dalam surat tertanggal 25 Oktober 2024, Yovid menyampaikan pengunduran dirinya kepada Ketua MPP Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo. Seperti Rofiq dan Sopiyan, Yovid juga tak merinci alasan di balik keputusannya.
“Sejak surat ini saya tanda tangani, maka saya telah mengundurkan diri sebagai Ketua DPW Kalbar dan anggota Partai Perindo,” tulis Yovid dalam suratnya, yang dikutip pada Rabu, 30 Oktober. Sebagai tokoh yang berperan dalam memperkuat partai di Kalbar, kepergian Yovid menjadi tanda tanya, terutama terkait langkah strategis yang akan diambil oleh pengurus Perindo di wilayah tersebut.
TGB Zainul Majdi: Tokoh Berpengaruh yang Pamitan
Sosok terakhir yang menambah daftar pengunduran diri ini adalah Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat ini, yang selama ini dikenal sebagai tokoh berpengaruh di wilayahnya, menyampaikan keputusan tersebut dalam pernyataan tertulisnya pada 30 Oktober 2024.
“Per 30 Oktober 2024, saya menyatakan pengunduran diri dari kepengurusan dan keanggotaan Partai Perindo,” ujar TGB dalam pesan singkat, Jumat, 1 November. Surat resmi pengunduran dirinya dikirimkan melalui Plt Sekjen Perindo, Ferry Kurnia.
TGB yang sebelumnya menduduki posisi sebagai Ketua DPW Perindo, turut mengucapkan terima kasih kepada Hary Tanoesoedibjo dan Liliana Tanoesoedibjo atas dukungan yang telah mereka berikan selama ia berkiprah di Perindo. Meski alasan pengunduran dirinya tak diungkapkan, banyak yang berspekulasi bahwa keputusan ini terkait dengan pergerakan politik di level nasional yang semakin dinamis.
Melihat Ke Depan: Apa Arti Pengunduran Diri Ini bagi Perindo?
Gelombang pengunduran diri ini menandai dinamika internal dalam Partai Perindo yang tengah menghadapi berbagai tantangan. Dalam lanskap politik yang kian kompetitif, kepergian sejumlah tokoh penting bisa berimplikasi besar terhadap strategi, soliditas, dan bahkan arah kebijakan partai. Tanpa penjelasan rinci dari masing-masing tokoh, sulit untuk menyimpulkan apakah ini sebuah fenomena yang berdiri sendiri atau merupakan bagian dari dinamika yang lebih luas.
Para pengamat memandang bahwa langkah-langkah ini berpotensi membuka ruang bagi regenerasi dan munculnya tokoh-tokoh baru di tubuh partai. Bagi Perindo, peristiwa ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi arah perjuangan mereka ke depan.
Akankah Perindo berhasil melewati periode penuh tantangan ini? Atau justru gelombang pengunduran diri ini menjadi awal perubahan besar dalam struktur dan strategi partai? Satu hal yang pasti, publik akan terus mengikuti perkembangan di Perindo dengan perhatian yang tajam.
(Mond)
#Perindo #Politik #Nasional