Breaking News

Israel Serang Palmyra: Tragedi di Kota Tua Suriah, 36 Orang Tewas

Asap membubung setelah serangan Israel di kota bersejarah Palmyra, Suriah, 20 November 2024. Foto: REUTERS.


D'On, Palmyra, Suriah –
Sebuah serangan udara menghantam pemukiman penduduk di kawasan bersejarah Palmyra, Suriah, pada Rabu (20/11), menewaskan setidaknya 36 orang dan melukai lebih dari 50 lainnya. Serangan ini meninggalkan jejak kehancuran di kota tua yang telah menjadi saksi berbagai tragedi perang selama satu dekade terakhir.

Kementerian Pertahanan Suriah menyebutkan bahwa serangan tersebut berasal dari arah Al-Tanf, sebuah wilayah strategis di perbatasan antara Suriah dan Irak yang dikenal berada di bawah penguasaan pasukan Amerika Serikat (AS). “Serangan ini menyebabkan kerusakan material besar,” ujar pernyataan resmi Kementerian Pertahanan, seperti dikutip oleh media internasional Al-Jazeera.

Palmyra: Kota Bersejarah yang Terus Terkoyak

Palmyra, yang dikenal sebagai “Mutiara Gurun”, merupakan situs warisan dunia UNESCO yang menjadi simbol kejayaan peradaban kuno Suriah. Namun, kota ini terus menjadi korban konflik berkepanjangan. Palmyra pernah berada di bawah kekuasaan kelompok ekstremis ISIS pada 2015. Di bawah rezim ISIS, banyak peninggalan arkeologisnya dihancurkan. Setelah melalui pertempuran sengit, kota ini akhirnya berhasil direbut kembali oleh pasukan pemerintah Suriah.

Kini, ancaman baru datang dari langit. Serangan yang diduga diluncurkan oleh Israel ini tidak hanya merenggut nyawa penduduk sipil tetapi juga mengancam kelestarian salah satu situs paling berharga di dunia.

Eskalasi Serangan Israel di Tengah Perang Gaza

Israel telah meluncurkan ratusan serangan udara ke wilayah Suriah sejak perang saudara pecah pada 2011. Target serangan biasanya mencakup pasukan pemerintah Suriah, fasilitas militer, serta kelompok yang didukung oleh Iran, termasuk Hizbullah. Namun, intensitas serangan Israel ke wilayah Suriah meningkat tajam setelah konflik terbaru di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

Pada minggu lalu saja, Israel menyerang rute penting di perbatasan Suriah-Lebanon, jalur yang dituduh menjadi koridor pengiriman senjata untuk Hizbullah. Serangan tersebut bagian dari strategi Israel untuk membatasi pengaruh Iran di kawasan. Meskipun Israel jarang mengonfirmasi operasinya di Suriah, para pejabat Israel sebelumnya menyatakan bahwa langkah tersebut adalah upaya pencegahan meluasnya kekuatan militer Iran di negara tetangga.

Al-Tanf: Titik Panas Strategis di Perbatasan

Serangan yang terjadi di Palmyra ini diyakini berasal dari Al-Tanf, sebuah kawasan yang menjadi basis strategis pasukan AS sejak konflik Suriah meletus. Lokasinya yang terletak di pertemuan perbatasan Suriah, Irak, dan Yordania menjadikan wilayah ini sangat penting secara geopolitik. Serangan dari arah ini meningkatkan spekulasi tentang dinamika kekuatan antara berbagai aktor internasional yang terlibat di Suriah.

Krisis Kemanusiaan yang Tak Berujung

Serangan udara terbaru ini menambah panjang daftar penderitaan warga Suriah yang telah menghadapi konflik selama lebih dari satu dekade. Korban tewas, sebagian besar adalah warga sipil, mencerminkan dampak tragis dari intervensi militer di kawasan. Selain kerugian jiwa, kehancuran infrastruktur serta dampak psikologis yang dialami masyarakat setempat semakin memperburuk krisis kemanusiaan di negara itu.

Para pengamat internasional kini menyoroti apakah serangan ini akan memicu respons balasan dari kelompok yang didukung Iran di Suriah, serta bagaimana hal ini akan memengaruhi dinamika konflik yang terus berkecamuk. Palmyra, kota yang seharusnya menjadi simbol perdamaian dan sejarah, kini kembali terkubur di bawah bayang-bayang perang.

(Mond)

#Internasional #AgresiIsrael #Suriah