Breaking News

Kapolda Sumbar Tegas: AKP Dadang Akan Dipecat Usai Penembakan Maut

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, memberikan pernyataan terkait penembakan terhadap Kasat Reskrim Polres Solok Selatan.


D'On, Padang –
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Barat, Irjen Suharyono, mengambil langkah tegas terkait kasus penembakan tragis yang melibatkan perwira polisi di wilayahnya. Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, yang diduga menembak mati Kasat Reskrim AKP Riyanto Ulil, dipastikan akan segera dipecat dengan tidak hormat.

"Kami akan memastikan bahwa proses pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) terhadap AKP Dadang Iskandar akan selesai dalam minggu ini, atau paling lambat dalam tujuh hari ke depan," ujar Irjen Suharyono dengan nada tegas di Mapolda Sumatera Barat, Jumat (22/11).

Tragedi di Balik Penegakan Hukum

Insiden memilukan ini berawal dari penangkapan terhadap pelaku tambang ilegal galian C yang dilakukan oleh almarhum AKP Ulil. Penegakan hukum tersebut rupanya memicu konflik, karena AKP Dadang diduga tidak menerima tindakan tersebut. Situasi memanas hingga akhirnya berujung pada penembakan yang menewaskan AKP Ulil.

"Motif penembakan ini masih kami dalami. Namun, sementara ini diduga terkait dengan kasus tambang ilegal. Penegakan hukum yang dilakukan AKP Ulil seharusnya menjadi langkah mulia, tetapi justru dihalangi dengan cara yang tidak berperikemanusiaan," lanjut Suharyono.

Kapolda mengungkapkan bahwa AKP Dadang melakukan penembakan dengan jarak dekat, menembakkan dua peluru yang mengenai pelipis dan pipi korban. Luka tembak tersebut langsung merenggut nyawa AKP Ulil di tempat kejadian.

"Tindakan ini sangat brutal dan tidak dapat ditoleransi. Penembakan dilakukan dengan jarak yang sangat dekat, dan korban tidak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri. Ini perbuatan yang tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan maupun institusi kepolisian," imbuhnya.

Proses Hukum dan Sanksi Tegas

Irjen Suharyono menegaskan bahwa pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Mabes Polri. Proses hukum terhadap AKP Dadang akan berjalan paralel dengan langkah administrasi berupa pemecatan tidak hormat. Kapolda memastikan bahwa siapa pun yang mencoba menghalang-halangi penegakan hukum, apalagi dengan cara melanggar hukum, akan menghadapi konsekuensi serius.

"Kami berkomitmen untuk menegakkan hukum secara profesional. Tidak ada tempat bagi siapapun yang mencederai keadilan dan integritas institusi kepolisian," katanya.

Motif Tambang Ilegal, Simbol Konflik Hukum dan Kekuasaan

Kasus ini membuka kembali permasalahan klasik terkait tambang ilegal di Sumatera Barat. Aktivitas tambang ilegal galian C kerap menjadi isu sensitif, karena melibatkan kepentingan ekonomi yang tidak jarang bertabrakan dengan hukum. Penegakan hukum terhadap tambang ilegal sering kali menemui perlawanan dari berbagai pihak yang berkepentingan.

Penangkapan pelaku tambang ilegal oleh AKP Ulil diduga menjadi pemicu utama penembakan. Namun, motif mendalam dan aktor lain yang mungkin terlibat masih dalam penyelidikan. Irjen Suharyono menegaskan bahwa penyelidikan ini akan dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan keadilan ditegakkan.

Kasus ini tidak hanya menorehkan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi refleksi bagi institusi kepolisian. AKP Riyanto Ulil dikenal sebagai perwira yang berdedikasi tinggi dalam menegakkan hukum, terutama terhadap kejahatan tambang ilegal. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi rekan-rekan sejawat serta masyarakat yang mengapresiasi perjuangannya.

Dalam waktu dekat, selain proses pemecatan AKP Dadang, Kapolda Sumatera Barat berjanji akan memperkuat pengawasan internal serta mengintensifkan penindakan terhadap tambang ilegal di wilayahnya. Langkah ini diharapkan dapat mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.

"Kami tidak akan mundur dalam menegakkan hukum, meskipun tantangannya berat. Kami juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung upaya ini demi terciptanya keadilan dan ketertiban," tutup Suharyono.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa integritas dan profesionalisme harus menjadi pijakan utama bagi setiap aparat penegak hukum. Saat hukum dijalankan dengan benar, keadilan akan selalu menemukan jalannya.

(Mond)

#PoldaSumbar #PolisiTembakPolisi #Polri #Peristiwa