Breaking News

Lima Anjing Pelacak Terbaik Polri Ungkap Kasus Besar, dari Narkoba hingga Buronan DPO


D'On, Jakarta -
Di balik keberhasilan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam mengungkap berbagai kejahatan besar, dari narkoba hingga perburuan satwa langka, ada peran penting dari anjing-anjing pelacak yang handal. Mereka bukan hanya sekadar "hewan peliharaan" tetapi anggota tim khusus yang dilatih dengan serius dalam mengendus jejak pelaku kejahatan, melacak barang bukti, dan bahkan membantu dalam operasi penyelamatan korban bencana.

Setiap anjing ini memiliki spesialisasi dan riwayat tugas yang tak kalah heroik dibandingkan dengan rekan-rekan manusianya. Berikut ini lima anjing K9 andalan Polri yang telah berperan dalam mengungkap kasus-kasus kriminal besar di Indonesia.

1. Lilu: Si Pemburu Narkoba

Lilu, seekor anjing betina berusia tujuh tahun dari ras German Shepherd, telah menjadi aset tak tergantikan dalam pemberantasan narkoba. Bersama pawangnya, Bripka Hari Yunianto, Lilu berperan dalam berbagai operasi besar untuk mengungkap jaringan narkotika yang kompleks.

Beberapa aksinya termasuk dalam pengungkapan sabu asal Cina seberat 195 kg di Kompleks Pergudangan Cikarang pada tahun 2020. Selain itu, pada tahun 2022, Lilu membantu dalam penggagalan peredaran sabu jaringan Sumatera-Jawa dengan barang bukti sebesar 40 kg di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 2024, ia kembali berhasil mengendus 80 kg sabu serta 1.006 butir ekstasi milik jaringan serupa.

Direktur Polisi Satwa Korps Sabhara Baharkam Polri, Brigjen Ahmad Subarkah, mengungkapkan bahwa Lilu merupakan K9 dengan kualifikasi khusus sebagai pelacak narkoba. "Lilu lahir pada 5 Mei 2017. Ia memiliki penciuman yang luar biasa untuk mendeteksi narkoba dan sangat terlatih dalam mengejar pelaku," jelas Subarkah.

2. Wibawa: Pelacak Kejahatan Umum

Anjing jantan berjenis Malinois, Wibawa, tidak kalah handal dalam melacak kejahatan. Lahir pada 4 Januari 2015, Wibawa adalah salah satu pelacak terbaik dalam kategori pencarian barang bukti dan tersangka.

Pada Mei 2024, Wibawa ikut terlibat dalam penyelidikan kasus perburuan cula badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Berkat bantuan penciumannya, tim berhasil menemukan sejumlah senjata api, tiga senjata rakitan, dan empat senapan angin di sebuah saung milik warga. Tak hanya itu, dengan bantuan Wibawa, polisi berhasil melacak dan menangkap tersangka buron bernama Atang (29), yang saat itu sudah lama menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Wibawa punya insting yang kuat dalam melacak bukti-bukti kriminal, bahkan dalam kondisi medan yang sulit seperti di kawasan Taman Nasional," ungkap Subarkah dengan penuh apresiasi.

3. Roby: Rekan Setia dalam Perburuan Buron

Roby, anjing German Shepherd lainnya, turut bergabung bersama Wibawa dalam operasi pengejaran pemburu badak Jawa di Ujung Kulon. Sama seperti Wibawa, Roby juga memiliki kualifikasi pelacak umum dan telah berkontribusi dalam penangkapan pelaku kejahatan di medan yang menantang.

Subarkah menyebut Roby sebagai pelengkap sempurna untuk Wibawa dalam misi yang membutuhkan dua anjing dengan naluri pelacakan yang tajam. "Roby selalu sigap dan bekerja secara efektif dengan Wibawa, terutama dalam operasi dengan intensitas tinggi seperti pengejaran pelaku DPO," tambahnya.

4. Arco: Ahli Peledak yang Selalu Siaga

Salah satu K9 yang ahli dalam melacak bahan peledak adalah Arco, anjing Malinois berusia tujuh tahun yang lahir pada 17 Januari 2017. Tugas Arco tidak main-main, karena ia berperan penting dalam menjaga keamanan berbagai acara kenegaraan yang besar.

Di antara tugasnya yang prestisius, Arco terlibat dalam pengamanan Pemilu dan Pelantikan Presiden-Wakil Presiden pada 2018 dan 2019, pengamanan Asian Games 2018, Operasi Lilin 2019, serta pengamanan dan sterilisasi saat terjadi kerusuhan di Rumah Tahanan Mako Brimob pada tahun 2020. Selain itu, Arco juga aktif dalam menjaga keamanan Istana Bogor selama kunjungan tamu kenegaraan dan acara internasional seperti KTT G20 di Bali, WSBK serta MotoGP di Sirkuit Mandalika, KTT ASEAN di Labuan Bajo, dan terbaru, Pelantikan Presiden-Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Arco tidak pernah mengecewakan dalam tugasnya. Ketajaman penciumannya dan ketangkasannya dalam mendeteksi bahan peledak membuatnya andalan kami dalam operasi pengamanan kenegaraan," ujar Subarkah.

5. Lupita: Pahlawan SAR dalam Bencana

Lupita, anjing betina berjenis Labrador berusia sembilan tahun, memiliki kualifikasi khusus dalam misi pencarian dan penyelamatan (SAR). Bersama pawangnya, Aipda Hamid, Lupita menjadi pahlawan yang membantu mencari korban bencana alam, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Sejak 2018, Lupita telah diterjunkan dalam berbagai operasi besar. Salah satunya saat terjadi gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada tahun yang sama. Tak hanya itu, pada 2019, Lupita membantu menemukan korban di reruntuhan gedung di Jakarta Barat. Terakhir, pada tahun ini, ia turut ambil bagian dalam pencarian korban erupsi Gunung Semeru dalam Operasi Aman Nusa.

"Lupita sudah banyak membantu dalam misi-misi kemanusiaan. Pengalamannya dalam operasi bencana membuatnya sangat andal dan berpengaruh dalam misi SAR," kata Subarkah.

Menjadi Penghargaan dalam Setiap Tugasnya

Para anjing pelacak ini tidak sekadar peliharaan atau alat bagi Polri, melainkan anggota tim yang dihormati dan diperhatikan dengan baik. Setiap aksi dan keberhasilan mereka menjadi bagian dari pencapaian Polri dalam menjaga keamanan dan keadilan di Indonesia. Dari Lilu yang berjaya dalam perburuan narkoba, Wibawa dan Roby yang sigap dalam melacak pelaku kejahatan, Arco yang selalu siap dalam pengamanan kenegaraan, hingga Lupita yang menjadi pahlawan dalam misi SAR, semuanya berperan penting dalam berbagai misi Polri.

Bagi publik, aksi anjing-anjing pelacak ini mungkin terlihat seperti kisah film, tetapi bagi Polri, mereka adalah andalan nyata yang mampu menembus batas dalam penegakan hukum dan kemanusiaan.

(Mond)

#K9 #Polri #AnjingPelacak