Maruarar Sirait Tawarkan Hadiah Rp 8 Miliar untuk Penemu Harun Masiku
Maruarar Sirait
D'On, Jakarta – Nama Harun Masiku kembali menghantui panggung politik Indonesia. Buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menghilang sejak awal 2020 kini menjadi fokus sayembara besar yang diumumkan oleh Maruarar Sirait, politisi kawakan dari Partai Gerindra. Dengan lantang, pria yang akrab disapa Ara ini menawarkan hadiah fantastis sebesar Rp 8 miliar bagi siapa saja yang berhasil menemukan Harun Masiku, sosok yang selama bertahun-tahun berada di balik bayang-bayang.
“Iya dong, ini kan soal partisipasi publik. Kita tidak ingin negara ini jadi tempat berlindung bagi orang-orang yang kebal hukum,” ujar Ara ketika ditemui di kawasan Tanjung Barat, Jakarta, Rabu (27/11). Dalam pernyataannya, Ara menegaskan bahwa pemberian hadiah ini bukan sekadar upaya pribadi, melainkan bentuk kontribusinya sebagai warga negara yang ingin menegakkan keadilan.
"Masa Buronan Bisa Bebas Berkeliaran?"
Harun Masiku bukanlah nama asing. Mantan caleg PDIP ini menjadi buronan sejak KPK menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus suap yang melibatkan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, pada Januari 2020. Harun dituduh memberikan suap senilai Rp 600 juta untuk memuluskan jalannya menjadi anggota DPR melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW). Namun, di saat Wahyu Setiawan berhasil diringkus dan menjalani hukuman, Harun lenyap tanpa jejak. Hingga kini, keberadaannya tetap menjadi misteri.
“Orang ini hebat sekali, ya. Bertahun-tahun hilang tanpa jejak. Kok bisa? Padahal kita punya banyak sumber daya untuk mencarinya,” ujar Ara, mempertanyakan kinerja aparat penegak hukum. Baginya, kasus Harun Masiku bukanlah sekadar kasus korupsi biasa. “Menurut saya, ini melibatkan kasus besar dan orang-orang besar. Kalau tidak ada tekanan publik, bagaimana kita bisa melawannya?” tambah Ara.
Hadiah Fantastis dari Uang Pribadi
Maruarar Sirait bukanlah orang sembarangan. Selain dikenal sebagai politisi yang vokal, ia juga kini menjabat sebagai Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman. Keputusannya untuk menawarkan hadiah Rp 8 miliar dari uang pribadinya mencerminkan komitmennya terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Saya diberkati Tuhan dengan rezeki. Saya ingin uang ini dipakai untuk kebaikan, untuk mendukung negara ini agar tidak kalah melawan koruptor,” ungkapnya. Dengan nada serius, Ara juga menyebut bahwa hadiah ini tak hanya ditujukan untuk aparat penegak hukum, tetapi juga kepada masyarakat luas, termasuk wartawan. “Apa salahnya saya memberikan hadiah? Ini uang pribadi, kok. Kalau wartawan atau masyarakat punya informasi yang akurat dan bisa membantu menangkap Harun Masiku, kenapa tidak?”
Harapan Besar untuk Transparansi
Langkah Maruarar Sirait ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga memanaskan kembali diskusi tentang kasus Harun Masiku yang sempat meredup. Banyak pihak bertanya-tanya, mengapa buronan ini begitu sulit ditemukan, meski sudah lebih dari empat tahun sejak ia resmi dinyatakan buron.
Dengan hadiah Rp 8 miliar sebagai pemicu, Ara berharap kasus ini kembali menjadi sorotan. “Kita ingin keadilan ditegakkan. Negara ini tidak boleh tunduk pada koruptor. Kalau ada orang yang bisa kebal hukum, lalu bagaimana nasib rakyat biasa?” tegasnya.
Sejarah Kelam Kasus Harun Masiku
Kasus ini bermula pada awal 2020, saat KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT) yang menyeret nama Wahyu Setiawan, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU). Wahyu terbukti menerima suap dari Harun Masiku demi mengupayakan pengangkatannya sebagai anggota DPR lewat mekanisme PAW. Namun, ketika OTT berlangsung, Harun berhasil melarikan diri.
Sejak saat itu, jejak Harun hilang. Ia dilaporkan pernah terlihat di beberapa lokasi, tetapi upaya pencarian tidak membuahkan hasil. Bahkan, sejumlah pihak menduga ada campur tangan kekuatan besar yang melindunginya.
Pada Oktober 2023, setelah menjalani hukuman, Wahyu Setiawan mendapatkan pembebasan bersyarat. Tidak lama kemudian, KPK memeriksa Wahyu kembali dan menggeledah rumahnya, sebuah langkah yang disebut-sebut terkait dengan pengembangan kasus Harun Masiku. Selain itu, KPK juga melarang lima orang bepergian ke luar negeri, termasuk Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan sejumlah orang dekatnya, karena diduga memiliki keterkaitan dengan upaya perintangan penyidikan kasus ini.
Membangkitkan Harapan Baru
Langkah Maruarar Sirait membuka sayembara ini adalah sebuah terobosan yang jarang terjadi di Indonesia. Dengan hadiah yang tidak main-main, Ara tidak hanya ingin mengungkap keberadaan Harun Masiku, tetapi juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menegakkan keadilan.
“Ayo, bersama-sama kita lawan ketidakadilan ini. Tidak ada yang boleh kebal hukum di negara ini,” pungkasnya dengan nada tegas.
Sayembara ini, meski sederhana dalam konsepnya, adalah sebuah pesan kuat bahwa perjuangan melawan korupsi memerlukan keberanian, transparansi, dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Apakah langkah ini akan berhasil mematahkan tembok perlindungan yang selama ini menyembunyikan Harun Masiku? Hanya waktu yang bisa menjawab.
(Mond)
#Sayembara #HarunMasiku #MaruararSirait