Breaking News

Maruarar Sirait Ungkap Kendala Dukungan Internal dalam Raker dengan DPR: “Saya Banyak Dapat Dukungan dari Luar, Bukan dari Dalam”

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menghadiri rapat kerja dengan Komisi V DPR di Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2024).


D'On, Jakarta –
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyatakan dirinya merasa kurang didukung oleh birokrasi internal kementeriannya sendiri dalam menjalankan tugas. Pernyataan ini dilontarkan dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi V DPR RI pada Senin (4/11/2024), setelah Wakil Ketua Komisi V, Robert Rouw, mempertanyakan ketidaksesuaian data yang disampaikan Maruarar dengan data yang diterima pihak DPR.

Dalam rapat tersebut, Maruarar yang akrab disapa Menteri Ara memaparkan usulan penambahan anggaran untuk menyelenggarakan berbagai program Kementerian PKP. Awalnya, ia menjelaskan bahwa pagu anggaran Direktorat Jenderal Perumahan, yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebesar Rp14 triliun. Namun, terdapat dana sebesar Rp5 triliun dalam Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN) yang belum terserap.

Dari sisa anggaran BA BUN tersebut, Menteri Ara mengusulkan pemanfaatan sebesar Rp263 miliar, yang akan menyisakan sisa anggaran Rp297 miliar. Tetapi, data ini menuai pertanyaan dari pihak Komisi V, terutama karena ada ketidaksesuaian angka. Robert Rouw menginterupsi dan mengungkapkan bahwa data yang dipegang pihak DPR menunjukkan angka berbeda: Rp205 miliar untuk usulan pemanfaatan, dan sisa anggaran sebesar Rp355 miliar.

Robert, sebagai perwakilan Komisi V, menekankan pentingnya keakuratan data yang disampaikan dalam rapat resmi DPR. “Data yang kami pegang berbeda dengan yang Bapak paparkan. Di sini, usulan pemanfaatan Rp205 miliar, sedangkan yang belum termanfaatkan Rp355 miliar,” tegas Robert dalam interupsinya.

Birokrasi yang Mengecewakan: Kritik Terhadap Jajaran Kementerian PKP

Mendengar interupsi tersebut, Ketua Komisi V DPR, Lasarus, meminta klarifikasi langsung dari Menteri Ara terkait perbedaan angka tersebut. Pada akhirnya, data yang benar adalah data yang dipaparkan oleh Maruarar, yang menunjukkan bahwa ada kesalahan dalam data yang diterima pihak DPR.

Robert Rouw kemudian memberikan komentar yang cukup tajam mengenai kondisi internal Kementerian PKP. Ia merasa bahwa jajaran di kementerian tersebut, yang sudah bekerja lama dengan DPR RI, seharusnya lebih peka dan memberikan dukungan yang lebih baik kepada menteri baru seperti Maruarar. Menurutnya, tidak seharusnya kesalahan data seperti ini terjadi, apalagi dengan pejabat yang baru pertama kali menjabat sebagai menteri.

“Pak Menteri ini kan baru bersama kami. Teman-teman dari Kementerian PKP ini yang sudah lama justru menjebak Pak Menteri, tidak boleh begitu caranya. Ini tidak benar semuanya,” ujar Robert, menekankan bahwa ketidaksesuaian data seharusnya sudah dikoreksi sejak awal agar tidak merugikan Maruarar sebagai pimpinan baru kementerian.

Tanggapan Menteri Ara: Mengakui Tantangan, Tetap Berusaha Tulus

Merespons situasi tersebut, Maruarar menjelaskan bahwa perubahan data ini baru terjadi setelah adanya pertemuan antara Kementerian PKP dengan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) pada Jumat (1/11/2024) sore. “Kami baru dipanggil hari Jumat jam 4 sore. Jadi, data yang diterima DPR masuk lebih dulu, baru kemudian terjadi perubahan setelah pertemuan dengan Mensesneg,” jelas Ara, menguraikan latar belakang perbedaan data yang ada.

Menteri Ara juga secara terbuka mengakui tantangan yang dihadapi dalam menyesuaikan diri dengan budaya birokrasi di kementeriannya. Ia tidak menyalahkan bawahannya, namun menyatakan bahwa cara berpikir dan pendekatannya mungkin berbeda dengan yang selama ini berlaku di Kementerian PKP.

“Saya ini cuma ingin bekerja dengan tulus. Saya tahu di birokrasi ini, cara berpikir saya mungkin bikin kaget beberapa orang, mungkin banyak yang tidak cocok dengan saya. Tapi saya yakin niat baik saya untuk terbuka dan apa adanya akan memberi dampak positif,” kata Ara.

Sikap terbuka dan ketulusan Ara menjadi sorotan dalam situasi yang tidak mudah ini. Bagi beberapa pengamat, pernyataannya tentang “banyak mendapat dukungan dari luar, bukan dari dalam” menunjukkan bahwa ia menginginkan perubahan dalam tata kelola kementeriannya. Terlepas dari tantangan internal, Ara berharap bisa bekerja dengan semangat yang transparan dan berintegritas, membawa perubahan positif di lingkungan yang dinilai masih penuh dengan tantangan.

Dalam momen-momen ini, Maruarar Sirait menjadi figur penting yang mengingatkan pentingnya solidaritas dan dukungan dari tim internal untuk menjalankan tugas negara yang semakin kompleks di tengah sorotan publik.

(Mond)

#MaruararSirait #Nasional #KementerianPKP