Breaking News

Mukerwil Syarikat Islam Sumatera Barat Bahas Ketahanan Pangan dan Ekonomi Syari'ah di Padang


D'On, Padang –
Pimpinan Wilayah Syarikat Islam Provinsi Sumatera Barat menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) di Hotel Zhm Premiere Padang, pada Rabu (6/11/2024 Dengan tema “Peran Syarikat Islam dalam Ketahanan Pangan dan Ekonomi Syari’ah untuk Memajukan Sumatera Barat,” pertemuan ini bertujuan memperkuat peran organisasi dalam mendukung ketahanan pangan serta mendorong perkembangan ekonomi berbasis syari'ah di wilayah tersebut.

Evaluasi dan Tinjauan Program Kerja

Sekretaris Wilayah Syarikat Islam Sumatera Barat, Aguswanto, menyampaikan dalam pembukaan Mukerwil bahwa pertemuan ini menjadi wadah evaluasi dan pemantauan capaian program oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Syarikat Islam di seluruh Sumatera Barat. Ia menekankan pentingnya evaluasi secara mendalam terhadap program kerja yang telah berjalan, sekaligus merumuskan langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan dampak organisasi dalam membantu masyarakat.

Aguswanto menjelaskan bahwa Mukerwil kali ini juga menjadi forum yang mendorong transparansi dan akuntabilitas di antara para pengurus wilayah dan cabang. Seluruh DPC diharapkan dapat memaparkan pencapaian masing-masing, kendala yang dihadapi, serta inovasi atau solusi yang telah dilakukan agar dapat diadopsi oleh cabang lain. “Mukerwil ini menjadi kesempatan kita bersama untuk membangun kebersamaan dan memastikan kontribusi nyata Syarikat Islam dalam pembangunan Sumatera Barat,” ungkapnya.

Pembekalan dari Narasumber Terkemuka

Selama berlangsungnya Mukerwil, para peserta dibekali berbagai wawasan dan materi dari sejumlah narasumber berpengalaman yang diundang khusus untuk mendukung kapabilitas organisasi dalam menyukseskan Pemilihan Serentak 2024 serta menghindari potensi pelanggaran. Salah satu pembicara, Muhammad Khadafi, S.Kom, dari Bawaslu Sumatera Barat, menyampaikan materi tentang “Pengawasan Partisipatif dalam Pengawasan Pemilihan Serentak 2024”. Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat untuk mencegah kecurangan selama proses pemilihan, seperti kampanye hitam dan politik uang.

Sementara itu, narasumber dari Universitas Andalas, seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya, membawakan topik “Membangun Kepedulian Organisasi untuk Pencegahan Potensi Pelanggaran di Tahapan Pilkada.” Dalam paparannya, ia mengajak organisasi masyarakat, termasuk Syarikat Islam, untuk aktif menyuarakan tolak politik uang, menolak politisasi SARA, dan cerdas dalam bermedia sosial. Pendekatan ini dinilai efektif dalam membangun masyarakat yang sadar dan terhindar dari praktik-praktik yang berpotensi merusak nilai demokrasi.

Tidak hanya itu, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat turut menghadirkan materi tentang “Kampanye di Lembaga Penyiaran: Sanksi dan Kesadaran Partisipatif Publik untuk Pencegahan Pelanggaran.” Dalam sesi ini, mereka menekankan pentingnya kesadaran publik untuk turut memantau konten kampanye di media penyiaran dan memahami sanksi yang berlaku bagi pelanggar aturan.

Menguatkan Kembali Fungsi Organisasi dan Ekonomi Syari’ah

Selain pembekalan dari pihak eksternal, Mukerwil ini juga menghadirkan pemateri dari Pengurus Pusat Syarikat Islam yang menyampaikan topik mengenai keorganisasian dan ekonomi syari'ah. Salah satu fokus utama adalah penerapan Sistem Aplikasi Keanggotaan Syarikat Islam (SAKSI), yang diharapkan mampu memudahkan pengelolaan data anggota dan mempererat koordinasi antar-pengurus.

Pentingnya ekonomi berbasis syari'ah juga menjadi sorotan utama dalam Mukerwil ini. Upaya pembentukan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Syarikat Islam di Sumatera Barat diharapkan dapat menjadi solusi konkret dalam membantu ekonomi masyarakat melalui pengelolaan dana yang amanah dan sesuai prinsip-prinsip syari’ah. Aguswanto menyatakan bahwa LAZ ini diharapkan mampu mendorong kegiatan sosial yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat luas.

Merawat Semangat Kebangsaan dan Keumatan

Mukerwil Syarikat Islam Sumatera Barat ini tidak hanya sekadar pertemuan formal, tetapi juga menjadi momen pengingat akan sejarah panjang dan kontribusi organisasi ini bagi bangsa. Didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1905 dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI), Syarikat Islam telah menjadi pionir gerakan sosial dan ekonomi di Indonesia. Bertransformasi pada tahun 1911 melalui inisiatif H.O.S. Tjokroaminoto, organisasi ini bergerak ke arah yang lebih politis dengan tujuan memerdekakan Indonesia dari penjajahan.

Sebagai organisasi Islam tertua di Indonesia, Syarikat Islam kini terus berperan aktif dalam memperkuat ketahanan pangan, memajukan ekonomi syari'ah, dan mendukung proses demokrasi yang sehat di Sumatera Barat. Aguswanto menekankan bahwa spirit perjuangan ini akan selalu menjadi fondasi dalam setiap langkah dan kebijakan yang diambil oleh organisasi, agar Syarikat Islam dapat terus bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan agama.

Mukerwil ini menjadi momen berharga bagi Syarikat Islam untuk semakin memperkuat peran serta kontribusinya dalam membangun Sumatera Barat yang lebih maju dan berkeadilan.

(Mond)

#SyarikatIslam #Padang #SumateraBarat