Musim Panas di Padang: Petani Bersikap Waspada, Lahan Pertanian Tetap Terkendali
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani
D'On, Padang – Dalam beberapa pekan terakhir, Kota Padang mengalami musim panas yang cukup panjang. Panas terik yang disebut “berdengkang” oleh warga setempat, telah berlangsung terus-menerus tanpa adanya hujan. Namun, di tengah suhu yang meningkat dan hujan yang jarang, lahan pertanian di Padang sejauh ini tetap aman dan belum mengalami kekurangan air atau tanda-tanda gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani, mengonfirmasi hal ini pada Rabu (30/10/2024). Menurutnya, belum ada laporan lahan pertanian yang terdampak serius akibat musim panas. “Hingga saat ini, belum ada lahan pertanian warga yang terdampak musim panas,” jelas Yoice kepada awak media Diskominfo Padang.
Tanaman Padi Tetap Subur, Sistem Irigasi Mendukung
Menurut Yoice, situasi persawahan di Padang saat ini cukup beragam. Banyak petani yang sedang memasuki masa tanam, sementara sebagian baru saja panen. Keberhasilan ini berkat sistem irigasi yang masih dapat mengalirkan air dengan cukup baik. Meskipun panas berkelanjutan, aliran air yang stabil melalui irigasi menjadi penolong utama bagi tanaman padi yang membutuhkan kelembaban.
"Dari laporan yang kami terima di sejumlah kecamatan, tidak ada yang gagal panen akibat musim panas ini," kata Yoice dengan nada optimis.
Data dari Dinas Pertanian menunjukkan bahwa debit air untuk irigasi masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sawah di seluruh kecamatan di Padang. Di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, misalnya, sawah-sawah dalam kondisi siap tanam, dan beberapa bahkan sudah dekat masa panen. Begitu pula di kecamatan lain, persawahan warga masih dalam kondisi stabil.
Kondisi di Setiap Kecamatan: Lahan Tetap Produktif
1. Kecamatan Bungus Teluk Kabung – Sawah di daerah ini sedang dalam pengolahan tanah dan masa tanam. Beberapa di antaranya memiliki tanaman dengan usia seminggu, sementara sebagian besar sudah siap panen dalam waktu dekat.
2. Kecamatan Lubuk Begalung – Di sini, lahan pertanian tengah dalam masa pengolahan tanah dan tanam dengan usia tanaman antara 70 hingga 85 hari. Ketersediaan air tetap mencukupi sehingga pertumbuhan padi terjaga dengan baik.
3. Kecamatan Lubuk Kilangan – Sawah warga di sini memiliki tanaman yang berusia antara 40 hingga 60 hari. Debit air cukup untuk memenuhi kebutuhan lahan tanpa ada kendala berarti.
4. Kecamatan Pauh – Meski dalam kondisi tanam, kebutuhan air di sawah-sawah warga masih dapat dipenuhi, menjaga kesuburan tanaman di seluruh area.
5. Kecamatan Padang Selatan dan Padang Timur – Kedua kecamatan ini umumnya sedang memasuki masa tanam. Di Padang Timur, tanaman berusia sekitar 95 hari dan kebutuhan air masih memadai.
Imbauan Dinas Pertanian: Strategi Hemat Air dan Kelestarian Lahan
Melihat cuaca yang tidak menentu, Yoice mengimbau para petani untuk lebih bijak dalam penggunaan air. Salah satu strategi yang disarankan adalah tidak membiarkan sawah tergenang, tetapi cukup dalam kondisi "macak" atau lembab, agar lahan tidak menjadi terlalu basah atau malah kering.
Selain itu, Yoice menyarankan penggunaan pupuk organik untuk mempertahankan kelembaban dan nutrisi tanah. Pupuk organik tidak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga dapat menjaga struktur tanah tetap gembur. “Agar lahan sawah tidak kering, dibantu dengan memakai pupuk organik,” sarannya.
Larangan Membakar Jerami dan Upaya Kesuburan Tanah
Salah satu pesan penting lainnya dari Dinas Pertanian adalah larangan membakar jerami setelah panen. Yoice menekankan bahwa jerami sebaiknya dikembalikan ke tanah, bukan dibakar, untuk memperkaya unsur hara. Jerami yang dikembalikan ke tanah dapat berfungsi sebagai pupuk alami yang menjaga kesuburan dan kelembaban tanah.
“Kalau terus dipupuk dengan pupuk kimia, tanah akan menjadi keras. Solusinya, kembalikan jerami ke tanah untuk mengembalikan keseimbangan nutrisi,” tambahnya.
Optimisme Petani di Tengah Tantangan Musim Panas
Sejauh ini, para petani di Padang masih dapat bernapas lega karena lahan mereka belum terdampak parah oleh musim panas. Namun, imbauan Dinas Pertanian untuk menjaga ketersediaan air dan kesehatan tanah perlu diperhatikan agar produktivitas pertanian tetap stabil di masa mendatang. Ketahanan dan strategi adaptif ini menjadi kunci agar para petani dapat terus memenuhi kebutuhan pangan kota tanpa terganggu oleh perubahan iklim yang tak menentu.
Dengan usaha bersama, diharapkan ketahanan pangan di Padang dapat terus terjaga, meski musim panas mungkin akan bertambah panjang dan tantangan cuaca semakin besar.
(Mond)
#Pertanian #Padang #Kemarau