Semangat Bertani di Pekarangan Rumah: Kisah Polisi Padang yang Mendukung Ketahanan Pangan Nasional
Aipda Adeka Putra Sulap Pekarangan Rumah Menjadi Lahan Pangan |
D'On, Padang - Sebelum gagasan besar Presiden Prabowo Subianto mengenai misi ketahanan pangan menggelora, seorang anggota polisi di Padang, Sumatra Barat, telah lebih dulu memulainya. Adalah Aipda Adeka Putra, seorang anggota Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Sumbar, yang menyalurkan semangat bercocok tanam dari halaman rumahnya sendiri. Meski tak sehebat program nasional, apa yang dilakukan Adeka mencerminkan upaya nyata untuk mendukung ketahanan pangan, setidaknya di lingkup keluarganya.
Di balik pagar rumahnya yang terletak di Ampang Karang Ganting nomor 40, Kelurahan Ampang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, terbentang pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Pekarangan yang dulunya kosong, kini penuh dengan beragam jenis tanaman, mulai dari lengkeng, kelapa, anggur Meksiko, hingga terung. Namun, yang paling mendominasi adalah tanaman cabai yang tertata rapi di dalam polybag berwarna hitam, berjajar memanjang dengan susunan yang teratur.
Tidak kurang dari seratus batang cabai tumbuh subur di sana. Setiap tanaman cabai disangga oleh bilah bambu sebagai penopang, mencerminkan perawatan yang teliti dari tangan sang polisi berusia 39 tahun ini. Adeka mengisahkan bahwa aktivitas bercocok tanamnya sudah berjalan lebih dari setahun, dimulai pada awal 2023. Semua berawal dari momen sederhana saat ia duduk di teras rumah, memandangi pekarangan yang terbengkalai hanya dipenuhi rumput liar.
"Awalnya cuma ingin memanfaatkan lahan kosong. Tapi seiring berjalannya waktu, saya melihat manfaat yang besar dari kegiatan ini," ujar Adeka. Sebagai pria yang besar di lingkungan perkampungan, hobi bercocok tanam sudah mendarah daging dalam dirinya. Ia mengakui, tanah pekarangannya yang berukuran 5x7 meter itu terlalu sayang jika dibiarkan tanpa tanaman. Ia pun mulai menanam cabai dengan tekad untuk meramaikan halaman rumah sekaligus memenuhi kebutuhan dapur keluarganya.
Panen yang Menjanjikan di Tengah Keterbatasan Lahan
Meskipun luas lahan terbatas, hasil kerja keras Adeka tidak mengecewakan. Selama satu tahun, ia bersama istrinya, Farlina Ilwasni, telah memanen cabai sebanyak tujuh kali, dengan setiap panen mencapai sekitar 1,5 kilogram. Jika dilihat dari segi ekonomi, jumlah itu mungkin tidak besar, namun manfaatnya cukup terasa. Cabai yang dihasilkan dari pekarangan sendiri telah membantu mengurangi pengeluaran belanja rumah tangga.
"Kebutuhan dapur bisa terpenuhi tanpa harus membeli cabai di pasar, apalagi saat harga cabai melambung tinggi," ungkapnya. Tak hanya untuk keluarga, hasil panen kerap dibagikan kepada kerabat dan tetangga sebagai bentuk berbagi hasil berkebun.
Meski memiliki profesi sebagai polisi, Adeka tak merasa gengsi untuk mengotori tangannya dengan tanah. Baginya, bertani adalah pekerjaan mulia yang patut dibanggakan. Ia berpegang teguh pada prinsip bahwa bertani bukanlah pekerjaan kuno, melainkan aktivitas yang membawa manfaat besar baik bagi lingkungan maupun keluarga.
Inspirasi untuk menanam cabai ini datang dari seorang tetangganya yang bernama Pak Yun. Pak Yun, yang sehari-hari merupakan petani cabai, memiliki kebun yang selalu terlihat subur dan sehat. Adeka, yang sering melintasi kebun Pak Yun, merasa terinspirasi dan kemudian meminta bimbingan. "Saya beruntung karena Pak Yun tidak pelit ilmu. Ia bahkan menemani saya saat memilih bibit cabai yang baik di pasar," tutur Adeka.
Memanfaatkan Waktu di Tengah Kesibukan
Menjadi seorang polisi yang sibuk tidak membuat Adeka melupakan hobi bercocok tanamnya. Di sela-sela kesibukan, ia selalu meluangkan waktu untuk merawat tanamannya. Saat tidak sedang dinas, Adeka menghabiskan waktu di kebun, merawat tanaman cabai dengan penuh ketelatenan. Jika sedang dinas pagi, maka kegiatan berkebun dilakukan pada sore hari. "Intinya harus pandai-pandai membagi waktu. Apalagi kebun ada di pekarangan rumah sendiri, jadi lebih mudah dikelola," jelasnya.
Ketika tugas di kantor menumpuk, istrinya, Farlina Ilwasni, ikut mengambil alih perawatan kebun. Mereka bekerja tanpa menggaji orang lain, karena kegiatan berkebun ini sepenuhnya menjadi aktivitas keluarga.
Mendukung Misi Asca Cita Prabowo
Saat Presiden Prabowo Subianto meluncurkan misi ketahanan pangan nasional melalui program "Asca Cita", Adeka menyambut baik gagasan tersebut. Program ini bertujuan menggerakkan sektor pertanian dan perkebunan sebagai upaya mencapai ketahanan pangan nasional. Adeka melihat inisiatif ini sebagai dorongan bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pertanian, meskipun hanya di skala kecil seperti pekarangan rumah.
"Misi ini memberikan semangat baru bagi orang-orang seperti saya yang mencintai dunia pertanian. Meski tak bisa menggarap lahan besar, setidaknya kami bisa berkontribusi dalam skala keluarga," ujarnya. Keberhasilan Adeka menanam cabai di pekarangan rumah memotivasi dirinya untuk memperluas skala bertaninya ke lahan terbuka di Kota Padang. Meski tak bisa dikelola sendiri karena luasnya, Adeka mempekerjakan orang lain untuk membantu.
Ia berharap, semangat bertani yang digalakkan melalui program ini dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap pertanian. Adeka percaya bahwa bertani bukanlah pekerjaan yang ketinggalan zaman, melainkan sebuah aktivitas yang berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga.
Kerja Kolektif Menuju Swasembada Pangan 2028
Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, mengungkapkan bahwa kunci menuju swasembada pangan pada 2028 terletak pada kerja sama kolektif seluruh pihak, dari tingkat pemerintah daerah hingga pusat, serta melibatkan sektor swasta. Dalam peringatan Hari Pangan Sedunia 2024 di Bandung, Zulkifli menegaskan pentingnya sinergi untuk menekan angka kelaparan, khususnya di kalangan anak-anak.
"Dunia berusaha mengatasi kelaparan, tapi faktanya dari 2019 hingga 2023 angka kelaparan meningkat. Kami berharap, dengan kerja sama yang baik, target swasembada pangan bisa tercapai pada 2028," kata Zulkifli. Ia optimis bahwa dengan dukungan program dari pemerintah pusat dan koordinasi lintas kementerian yang dipimpin oleh Presiden Prabowo, cita-cita swasembada pangan akan menjadi kenyataan.
Kisah Aiptu Adeka Putra, yang dari skala rumah tangga sudah berkontribusi terhadap ketahanan pangan, menjadi salah satu contoh nyata bahwa upaya menuju swasembada pangan dimulai dari langkah kecil namun konsisten. Inisiatif individu seperti ini, ketika digabungkan dalam skala nasional, akan membawa dampak besar bagi tercapainya ketahanan pangan Indonesia di masa depan.
(Mond)
#Polri #Pangan #PoldaSumbar