Breaking News

Tragedi di TPU Cikutra: Tanggul Jebol, Puluhan Makam Terbelah, Dua Jenazah Terangkat ke Permukaan

Tanggul Sungai Cidurian di TPU Cikutra, Cibeunying Kaler, Bandung, ambruk akibat luapan air sungai setelah hujan deras.


D'On, Bandung –
Bencana kembali menerpa kawasan Bandung akibat hujan deras yang mengguyur tanpa henti. Kali ini, musibah menimpa Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikutra, di wilayah Cibeunying Kaler. Tanggul Sungai Cidurian yang berada di dekat TPU tersebut jebol, menyebabkan air meluap hingga merusak sejumlah makam. Dalam peristiwa Rabu (27/11/2014) memilukan itu, dua jenazah ditemukan terangkat ke permukaan.

Tanggul Roboh, Makam Tergerus Arus

Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Ciptabintar) Kota Bandung, Bambang Suhari, mengungkapkan bahwa tanggul atau kirmir di blok D dan F TPU Cikutra tidak mampu menahan derasnya arus Sungai Cidurian. “Hujan yang turun dengan intensitas tinggi mengakibatkan sungai meluap. Akibatnya, tanggul jebol dan makam di blok D dan F terdampak parah,” kata Bambang saat memberikan keterangan kepada wartawan.

Kerusakan yang ditimbulkan cukup besar. Sebanyak 20 makam tergerus, terbelah, bahkan beberapa lubang makam terbuka akibat erosi tanah. Dalam kondisi yang memprihatinkan, dua jenazah terangkat hingga mendekati permukaan tanah, hampir terseret oleh derasnya arus sungai. “Kami sudah mengevakuasi dua jenazah yang keluar dari makam untuk diamankan,” lanjutnya.

Proses Evakuasi Terkendala Cuaca

Evakuasi makam-makam terdampak dilanjutkan hingga malam. Namun, derasnya hujan membuat tim di lapangan harus menghentikan sementara upaya penyelamatan. Bambang menyatakan, proses evakuasi untuk 18 makam sisanya akan dilanjutkan keesokan hari jika cuaca mendukung. “Hujan deras mempersulit pekerjaan kami hari ini, sehingga sebagian besar proses evakuasi harus ditunda,” jelasnya.

Meski demikian, Bambang memastikan bahwa jenazah yang masih berada di lokasi saat ini dalam kondisi aman. Namun, ia tidak menampik kekhawatirannya terhadap potensi banjir susulan yang bisa memperparah situasi. “Kondisi tanah di sekitar makam sudah sangat rapuh. Jika hujan deras kembali turun, kerusakan bisa semakin meluas,” tambahnya.

Kekhawatiran Keluarga dan Respons Pemerintah

Peristiwa ini tentu menimbulkan duka dan kecemasan bagi keluarga ahli waris makam. Banyak dari mereka khawatir kondisi jenazah kerabatnya akan terganggu. Pemerintah Kota Bandung berjanji akan bertindak cepat untuk meminimalkan dampak dan menjaga keamanan jenazah yang terdampak.

“Kami mohon pengertian dari keluarga ahli waris. Pemindahan jenazah dilakukan sebagai langkah darurat untuk melindungi kehormatan jenazah dan mencegah kerusakan lebih lanjut,” ujar Bambang. Ia menambahkan bahwa proses birokrasi terkait relokasi jenazah biasanya memakan waktu, namun dalam situasi ini pihaknya merasa perlu bertindak segera.

Upaya Pemulihan Jangka Panjang

Sebagai langkah antisipasi ke depan, Pemerintah Kota Bandung merencanakan perbaikan tanggul yang lebih kokoh di sepanjang Sungai Cidurian. Namun, proyek ini masih membutuhkan waktu dan persiapan yang matang. “Kami terus memantau situasi dan akan segera memulai rehabilitasi setelah cuaca lebih kondusif,” kata Bambang.

Peristiwa di TPU Cikutra ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana, terutama di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan aliran sungai. Tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada aspek emosional masyarakat yang kehilangan orang-orang tercinta.

Sementara itu, ahli waris dan masyarakat sekitar diminta untuk tetap tenang dan mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah. Bencana ini memang tidak dapat dihindari, namun dengan kerja sama dan tindakan cepat, kerusakan yang lebih besar dapat dicegah.

Banjir, Bencana yang Berulang

Bandung bukanlah kota yang asing dengan banjir. Namun, kejadian yang melibatkan makam seperti ini jarang terjadi. Duka mendalam tidak hanya dirasakan oleh para ahli waris, tetapi juga seluruh masyarakat yang menyaksikan bagaimana air hujan yang seharusnya menjadi berkah justru membawa tragedi.

Semoga langkah cepat pemerintah dan doa seluruh masyarakat dapat menjadi pelipur lara bagi keluarga yang kehilangan. Perbaikan infrastruktur dan kesadaran mitigasi bencana menjadi kunci agar peristiwa serupa tidak terulang.

(Mond)

#Peristiwa #Bandung #Jenazah #Makam