Yusman: Maestro Patung yang Mengabadikan Jejak Sejarah Bung Hatta dan Monumen Garuda Pramuka di Padang
D'On, Padang - Dalam sebuah perhelatan yang sarat dengan nuansa sejarah, Patung dan Relief Perjuangan Bung Hatta serta Monumen Garuda Pramuka diresmikan pada Minggu, 10 November 2024. Peresmian ini dilakukan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Algamar, bersama Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy. Karya monumental tersebut merupakan hasil tangan dingin Yusman, seorang maestro patung yang namanya telah diakui di kancah nasional.
Jejak Panjang di Dunia Seni Patung
Yusman, seorang seniman patung asal Sukamenanti, Pasaman Barat, bukanlah sosok baru dalam dunia seni rupa Indonesia. Sejak awal kariernya, ia telah menunjukkan bakat luar biasa dalam menciptakan patung dan monumen yang menggugah emosi serta merekam sejarah bangsa dalam bentuk tiga dimensi. Karya-karyanya telah menghiasi berbagai kota besar di Indonesia, mulai dari patung tokoh-tokoh nasional hingga monumen perjuangan yang menjadi simbol peringatan bagi generasi mendatang.
Salah satu pencapaian monumental Yusman adalah enam patung Presiden Republik Indonesia yang terpampang megah di Balai Kirti, Istana Bogor. Karya ini memerlukan tingkat detail dan ketelitian yang sangat tinggi, karena setiap ekspresi dan gestur para presiden harus mencerminkan karakter dan nilai perjuangan masing-masing. Patung-patung ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan jejak para pemimpin bangsa dalam bentuk seni rupa.
Penghormatan untuk Bung Hatta
Keterlibatan Yusman dalam merancang patung dan relief perjuangan Bung Hatta di Padang bukan sekadar tugas profesional, tetapi juga merupakan penghormatan mendalam terhadap salah satu bapak bangsa yang lahir dan besar di Sumatera Barat. Patung Bung Hatta yang baru diresmikan ini diklaim sebagai karya Yusman yang paling detail, sebuah pencapaian yang melebihi patung serupa yang ia buat di Istana Bogor.
"Bung Hatta adalah tokoh yang sangat inspiratif bagi saya. Perjuangannya tidak hanya di medan politik tetapi juga dalam membangun pemikiran bangsa yang berlandaskan pada keadilan dan kesejahteraan," ungkap Yusman dalam wawancaranya dengan Diskominfo Padang. "Detail pada patung ini saya buat lebih mendalam, dari setiap garis wajah hingga ekspresi yang mencerminkan jiwa kepahlawanan Bung Hatta."
Melalui patung ini, Yusman berusaha menangkap semangat juang Bung Hatta yang tak pernah padam, serta menanamkan rasa hormat dan penghargaan bagi generasi muda agar mengenang jasa-jasa sang proklamator yang sering dipandang sebagai suara nurani bangsa.
Memperkaya Ruang Publik dengan Karya Seni
Peresmian dua karya besar ini menambah deretan monumen bersejarah di Sumatera Barat, yang semakin memperkaya ruang publik dengan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan. Monumen Garuda Pramuka, yang juga dirancang oleh Yusman, menjadi simbol dedikasi dan semangat Pramuka sebagai generasi muda yang siap membangun bangsa. Bagi Yusman, keterlibatan dalam proyek ini memberikan kepuasan tersendiri karena ia kembali berkarya di tanah kelahirannya.
"Saya merasa bangga bisa kembali berkarya di Sumatera Barat. Ini adalah kali ketiga saya membuat karya monumental di sini," ujar Yusman. Ia sebelumnya telah merancang Monumen Bung Hatta di Universitas Bung Hatta pada tahun 2002 dan Patung Muhammad Yamin di Sawahlunto pada 2016. Yusman berharap, karyanya ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk terus mengenang dan menghargai perjuangan para tokoh besar Sumatera Barat.
Perjalanan Panjang Penuh Penghargaan
Yusman lahir pada 12 November 1964, dan telah menggeluti dunia seni patung selama lebih dari tiga dekade. Kariernya mulai mencuat saat karyanya, “Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat” di Makassar, diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1995. Karya ini dianggap sebagai tonggak awal yang membuka jalan bagi Yusman untuk menghasilkan lebih banyak karya monumental di seluruh penjuru negeri.
Sejak saat itu, ia telah menelurkan berbagai patung dan monumen yang diresmikan oleh sejumlah presiden Indonesia, mulai dari Megawati Soekarnoputri hingga Joko Widodo. Karya Yusman tidak hanya menjadi landmark tetapi juga simbol perjuangan dan kebanggaan daerah, seperti relief terpanjang yang ia buat di Monumen Pangsar Soedirman pada tahun 2010, yang mendapatkan penghargaan sebagai salah satu karya seni paling monumental di Indonesia.
Melestarikan Semangat Juang Melalui Seni
Bagi Yusman, setiap patung dan monumen yang ia buat bukan hanya sekadar karya seni, melainkan media untuk menyampaikan pesan sejarah dan menanamkan nilai-nilai perjuangan kepada masyarakat. Dalam setiap lekuk dan garis pada karyanya, Yusman berusaha menghidupkan kembali semangat juang tokoh-tokoh yang diabadikannya.
"Patung adalah bentuk penghargaan tertinggi yang bisa diberikan kepada seseorang yang telah memberikan dampak besar bagi bangsa ini. Melalui seni, saya ingin menceritakan kembali kisah-kisah heroik dan memberikan inspirasi bagi generasi mendatang," ujar Yusman.
Ia mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Padang yang aktif memperkaya ruang publik dengan karya-karya seni bersejarah. Baginya, seni bukan hanya soal estetika, tetapi juga medium untuk mengedukasi dan membangkitkan rasa cinta tanah air.
Dengan semakin banyaknya karya Yusman yang tersebar di seluruh Indonesia, nama Yusman semakin melekat sebagai maestro yang tidak hanya menciptakan patung dan monumen, tetapi juga sebagai penjaga ingatan kolektif bangsa. Karya-karyanya menjadi saksi bisu yang mengingatkan kita pada jejak para pahlawan, menghubungkan masa lalu dengan masa kini, dan memberi inspirasi bagi masa depan.
(Mond)
#Padang