4 Cara Efektif Menanamkan Akidah pada Anak agar Bertakwa kepada Allah SWT
Ilustrasi Ibu dan Anak Mengaji
Dirgantaraonline – Dalam Islam, menanamkan akidah kepada anak adalah fondasi penting untuk membangun generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Proses ini sebaiknya dimulai sejak dini, agar nilai-nilai tauhid dan keimanan menjadi bagian integral dalam karakter anak. Dengan akidah yang kokoh, seorang Muslim mampu menjalani kehidupan yang lurus, sesuai dengan tuntunan Allah hingga akhir hayatnya.
Pentingnya pendidikan akidah bahkan tercermin dalam Al-Qur’an. Dalam Surat Luqman ayat 13, Allah SWT mengabadikan nasihat seorang hamba salih bernama Luqman kepada anaknya:
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, 'Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’” (QS. Luqman: 13)
Nasihat ini bukan sekadar dialog antara ayah dan anak, melainkan pedoman universal yang menunjukkan betapa pentingnya mengajarkan tauhid sejak dini. Seperti yang dijelaskan dalam buku Mendidik adalah Cinta karya Dr. H. Darmadi, S.Ag., M.M., Allah SWT mengabadikan momen ini untuk menjadi teladan bagi umat Muslim. Namun, bagaimana orang tua masa kini dapat menanamkan akidah dengan cara yang relevan dan efektif? Berikut adalah empat langkah penting yang bisa diterapkan.
1. Menceritakan Kisah Inspiratif tentang Keesaan Allah SWT
Kisah adalah medium yang sangat kuat untuk mengajarkan nilai-nilai keimanan. Anak-anak memiliki imajinasi yang luas dan cenderung menyerap pesan moral melalui cerita. Oleh karena itu, orang tua dapat membacakan atau menceritakan kisah-kisah dalam Al-Qur’an dan hadis yang menonjolkan kebesaran Allah SWT.
Misalnya, kisah Nabi Ibrahim AS yang dengan keyakinan penuh menolak menyembah berhala, atau Nabi Musa AS yang mendapat pertolongan Allah SWT di tengah tekanan Firaun. Cerita-cerita ini tidak hanya memperkenalkan anak kepada Allah SWT sebagai pencipta yang Maha Esa, tetapi juga menanamkan keberanian dan keyakinan dalam menghadapi hidup.
Selain itu, waktu bercerita juga menjadi momen berharga untuk mempererat hubungan emosional antara orang tua dan anak. Kisah yang disampaikan dengan penuh cinta akan meninggalkan kesan mendalam, memperkuat rasa percaya anak kepada Allah SWT.
2. Menghadirkan Allah SWT dalam Setiap Situasi
Ajarkan anak bahwa Allah SWT selalu hadir dalam kehidupan, baik di saat suka maupun duka. Konsep ini dapat disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan situasi sehari-hari.
Misalnya, ketika anak mendapatkan hadiah atau makanan dari orang lain, orang tua dapat berkata, “Alhamdulillah, ini adalah rezeki dari Allah, Nak. Jangan lupa bersyukur kepada-Nya.” Dengan cara ini, anak akan belajar untuk selalu mengaitkan apa pun yang ia terima dengan Allah SWT sebagai sumber segala kebaikan.
Begitu pula ketika anak menghadapi tantangan atau kekecewaan, orang tua dapat mengajarkan doa atau zikr sederhana, seperti “Hasbunallah wa ni'mal wakil” (Cukuplah Allah sebagai penolong kami). Hal ini membantu anak memahami bahwa Allah adalah tempat terbaik untuk bergantung.
3. Mengajarkan Praktik Akidah dalam Kehidupan Sehari-Hari
Pendidikan akidah bukan hanya soal teori, tetapi juga praktik dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dapat mengajak anak untuk melaksanakan ibadah wajib seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan berbuat baik kepada sesama.
Sebagai contoh, ajak anak laki-laki untuk salat berjamaah di masjid, terutama saat subuh dan magrib. Anak perempuan pun bisa diajak memahami pentingnya salat di rumah dengan khusyuk. Selain itu, biasakan anak mendengar lantunan ayat Al-Qur’an dari orang tuanya, baik saat pagi maupun malam. Kebiasaan kecil seperti ini akan menjadi rutinitas yang tertanam hingga ia dewasa.
Menghadiri acara keagamaan seperti majelis taklim juga dapat menjadi pengalaman berharga. Anak akan terbiasa berada dalam lingkungan Islami, sehingga lebih mudah menyerap nilai-nilai akidah.
4. Mendorong Anak untuk Serius Menuntut Ilmu Agama
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan pendidikan agama harus menjadi prioritas sejak usia dini. Orang tua dapat memulai dengan memberikan pendidikan agama dasar, seperti belajar membaca Al-Qur’an, memahami arti doa, dan mengenal kisah para nabi.
Jika memungkinkan, carikan guru agama yang kompeten untuk memberikan bimbingan. Alternatif lain, orang tua sendiri harus aktif mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak. Menurut buku Belajar dari Lukmanul Hakim: Pendidikan Aqidah Anak karya Ali Nafhan Efendi, lingkungan pendidikan yang Islami juga berperan besar dalam membentuk pola pikir anak. Oleh karena itu, memasukkan anak ke sekolah dengan kurikulum berbasis Islam bisa menjadi pilihan yang bijak.
Menanamkan akidah pada anak bukanlah tugas yang instan, tetapi proses panjang yang memerlukan kesabaran dan konsistensi. Dengan menceritakan kisah inspiratif, menghadirkan Allah dalam setiap aspek kehidupan, mengajarkan praktik ibadah, serta mendorong semangat menuntut ilmu, orang tua dapat membantu anak membangun hubungan yang kokoh dengan Allah SWT.
Pendidikan akidah yang dilakukan sejak dini tidak hanya membentuk karakter anak, tetapi juga mempersiapkannya untuk menghadapi dunia dengan keyakinan yang kuat. Ingatlah, investasi terbesar orang tua adalah menghadirkan generasi yang bertakwa dan bermanfaat bagi umat manusia.
(Rini)
#Parenting #Akidah #Islami #Religi