Breaking News

Bentrok Antar-Fakultas di Universitas Santo Thomas Medan: Dari Saling Lirik hingga 13 Mahasiswa Jadi Tersangka

Kapolsek Medan Sunggal Kompol Bambang Gunanti memperlihatkan barang bukti dan 13 mahasiswa Universitas Katolik Santo Thomas yang ditetapkan sebagai tersangka pembakaran motor dalam aksi tawuran.


D'On, Medan –
Tawuran antar-fakultas di Universitas Katolik Santo Thomas, Medan, kembali menjadi sorotan setelah polisi menetapkan 13 mahasiswa sebagai tersangka. Insiden ini melibatkan Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian, dengan peristiwa utama terjadi pada Kamis (5/12).

Bentrok yang berlangsung selama dua hari berturut-turut ini tidak hanya mencoreng nama institusi, tetapi juga memicu keresahan masyarakat sekitar. Salah satu puncak kekacauan terjadi ketika mahasiswa Fakultas Teknik nekat membakar motor milik mahasiswa Fakultas Pertanian.

“Kelompok dari Fakultas Teknik membakar sepeda motor milik salah satu anggota dari Fakultas Pertanian di sebuah warung silver di Jalan Setia Budi, Medan,” ungkap Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Bambang Gunanti, pada Selasa (10/12).

Selain penangkapan, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian. Di antaranya adalah senjata tajam seperti celurit, besi, kayu, serta alat-alat improvisasi seperti bom molotov dan petasan. “Ada 13 mahasiswa dari Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian yang kini kami tetapkan sebagai tersangka. Mereka telah kami tangkap bersama barang bukti tersebut,” lanjut Bambang.

Awal Mula Konflik: Dari Dendam Lama hingga Saling Lirik

Meski terlihat sepele, akar konflik ini ternyata berasal dari dendam lama yang kembali mencuat. Menurut Bambang, bentrok dimulai dari insiden saling lirik antara mahasiswa dari kedua fakultas di sebuah rumah makan. “Tawuran ini dipicu oleh dendam lama yang memanas setelah ada aksi saling lirik saat berada di sebuah rumah makan,” jelasnya.

Namun, ia menolak untuk merinci lebih jauh terkait latar belakang dendam tersebut. Hal ini memunculkan spekulasi di kalangan masyarakat dan mahasiswa mengenai kemungkinan adanya konflik yang lebih dalam di balik peristiwa ini.

Dua Hari Kekacauan di Medan Selayang

Bentrok antar-mahasiswa ini berlangsung selama dua hari berturut-turut, yaitu pada Rabu (4/12) dan Kamis (5/12). Aksi kekerasan yang terjadi di kawasan Kecamatan Medan Selayang tersebut tidak hanya melibatkan kedua kelompok mahasiswa, tetapi juga berdampak pada kenyamanan warga sekitar.

Di hari kedua bentrok, eskalasi kekerasan semakin tidak terkendali. Mahasiswa yang terlibat dilaporkan melepaskan kembang api secara horizontal, menambah suasana mencekam di lokasi kejadian. Ledakan petasan dan pecahan botol kaca yang berserakan di jalanan memaksa warga untuk menghindari kawasan tersebut.

“Kami sangat terganggu. Suara ledakan kembang api seperti suara senjata, dan itu membuat kami panik,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Citra Kampus yang Tercoreng

Insiden ini menjadi tamparan keras bagi Universitas Santo Thomas, sebuah institusi yang dikenal sebagai salah satu kampus ternama di Medan. Banyak pihak menilai bahwa kejadian ini tidak hanya mencoreng nama baik universitas, tetapi juga menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap mahasiswa.

Sementara itu, pihak kampus belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, desakan agar universitas mengambil langkah tegas semakin menguat dari berbagai pihak, termasuk alumni dan orang tua mahasiswa.

Langkah Kepolisian dan Pesan Damai

Saat ini, polisi tengah mendalami kasus tersebut dan memastikan akan memproses hukum para tersangka sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kompol Bambang mengimbau para mahasiswa untuk menjunjung tinggi semangat persaudaraan dan menyelesaikan masalah secara damai.

“Kampus seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu dan membangun karakter, bukan arena untuk menyelesaikan konflik dengan kekerasan. Kami berharap semua pihak dapat menahan diri,” tegas Bambang.

Pelajaran dari Bentrok

Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan bahaya konflik yang dibiarkan tanpa penyelesaian. Dendam lama yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi bom waktu, bahkan di lingkungan pendidikan yang seharusnya damai.

Kini, masyarakat menantikan langkah tegas dari pihak universitas dan penegak hukum agar insiden serupa tidak terulang kembali, serta menjadikan kasus ini sebagai pelajaran bagi generasi muda.

(Mond)

#Bentrok #UniversitasSantoThomas #Peristiwa