Bentrokan Heboh di Universitas Katolik Santo Thomas: Polisi Dalami Akar Konflik
Ilustrasi Tawuran Mahasiswa
D'On, Medan – Suasana di Universitas Katolik Santo Thomas, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, mendadak mencekam pada Rabu malam. Sebuah bentrokan pecah, melibatkan puluhan orang yang diduga mahasiswa, hingga memicu kepanikan warga di sekitar lokasi. Insiden ini menjadi sorotan publik, terutama karena terjadi di lingkungan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai akademis dan kedamaian.
Dalam video amatir yang beredar di media sosial, terlihat puluhan sepeda motor memenuhi area kampus. Sekelompok pria muda, yang diyakini sebagian besar adalah mahasiswa, berteriak-teriak dengan penuh emosi. Suara raungan motor, teriakan keras, dan suasana kacau membuat warga di sekitar lokasi langsung bergegas mencari tempat aman. “Kami takut terjadi hal-hal buruk, jadi lebih baik menghindar,” ujar seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya.
Polisi Turun Tangan: Menelusuri Akar Konflik
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Syarif, menyatakan bahwa pihaknya kini tengah menyelidiki penyebab pasti bentrokan tersebut. Menurutnya, insiden ini diduga melibatkan pertikaian antara kelompok mahasiswa dan pihak lain yang hingga kini belum teridentifikasi.
“Kami menduga ini adalah konflik antara mahasiswa dan kelompok yang masih kami dalami identitasnya. Namun, kami belum dapat memastikan penyebab utama insiden ini. Investigasi sedang berjalan, dan kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi, terutama di lingkungan akademis yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat,” ujar Gidion pada Kamis (5/12).
Meski demikian, Gidion mengungkapkan bahwa indikasi awal menunjukkan kemungkinan keterkaitan dengan konflik internal kampus. “Ada informasi yang menyebut bahwa bentrokan ini mungkin merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Sebelumnya, terjadi ketegangan antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Komputer di Universitas Katolik Santo Thomas. Tapi, hal ini masih perlu diverifikasi lebih lanjut,” imbuhnya.
Laporan Kerusakan dan Korban: Masih Dalam Penyelidikan
Sejauh ini, Gidion memastikan bahwa belum ada laporan resmi terkait kerusakan maupun korban luka akibat insiden tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa pihak kepolisian tetap memantau situasi dan siap mengambil langkah hukum jika diperlukan. “Kami masih mengumpulkan data di lapangan. Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan atau korban, tetapi kami akan terus memastikan situasi tetap kondusif,” jelasnya.
Kekerasan di Lingkungan Akademis: Pukulan bagi Dunia Pendidikan
Insiden ini menjadi pukulan telak bagi dunia pendidikan, terutama karena melibatkan mahasiswa—generasi yang seharusnya menjadi agen perubahan dan penjaga perdamaian. Konflik di lingkungan kampus kerap menjadi perhatian serius, terutama jika menyangkut kekerasan fisik. “Kekerasan di lingkungan kampus adalah sesuatu yang tidak pantas terjadi. Kami mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan persoalan dengan cara yang lebih elegan,” tegas Gidion.
Masyarakat kini menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian untuk mengungkap dalang dan motif di balik bentrokan ini. Sementara itu, pihak Universitas Katolik Santo Thomas belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden yang mencoreng nama baik institusi tersebut.
Dampak Jangka Panjang
Insiden seperti ini tidak hanya meresahkan masyarakat tetapi juga berpotensi menciptakan trauma bagi mahasiswa lain yang menyaksikan atau terlibat secara tidak langsung. Konflik ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih bijaksana dalam menyelesaikan masalah, terutama di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat untuk berpikir kritis dan damai.
Dengan investigasi yang terus berlanjut, harapan utama adalah terciptanya kembali suasana damai di kampus dan sekitarnya, serta terbangunnya kesadaran bersama untuk menjunjung nilai-nilai perdamaian dan toleransi.
(Mond)
#Peristiwa #TawuranMahasiswa #Medan #UniversitasKatolikSantoThomas