Dari Skandal ke Promosi: Perjalanan Kontroversial Kombes Budhi Herdi Menuju Pangkat Brigadir Jenderal
Kombes Pol Budhi Herdi Dipromosikan Menjadi Brigjen
D'On, Jakarta – Kombes Polisi Budhi Herdi Susianto kembali menjadi sorotan publik. Setelah sempat tersandung kasus yang mencoreng institusi Polri, ia kini menerima promosi jabatan dengan pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen). Langkah ini memancing beragam reaksi, mengingat keterlibatannya dalam kontroversi besar kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Ferdy Sambo.
Kasus Sambo: Awal Mula Jatuhnya Budhi Herdi
Pada tahun 2022, kasus kematian Brigadir Yosua menjadi headline nasional, menelanjangi sisi kelam institusi Polri. Kombes Budhi Herdi Susianto kala itu menjabat Kapolres Metro Jakarta Selatan, menjadi perwira pertama yang bertanggung jawab menangani kasus ini.
Dalam konferensi pers awal, Budhi memaparkan kronologi yang kelak terbukti sebagai rekayasa murni. Ia menjelaskan, kematian Brigadir Yosua terjadi akibat baku tembak antara dua ajudan Ferdy Sambo, yakni Bharada Richard Eliezer dan Brigadir Yosua. Versi ini memuat narasi adanya pelecehan oleh Yosua terhadap istri Sambo, yang memicu konflik di rumah dinas Sambo di Duren Tiga. Budhi menyebut Yosua melepaskan tujuh tembakan, sedangkan Eliezer membalas dengan lima tembakan.
Namun, penyelidikan mendalam oleh tim khusus (Timsus) Polri mengungkap fakta berbeda. Tidak ada baku tembak, tidak ada pelecehan, dan semua narasi tersebut adalah hasil rekayasa. Luka tembak pada tubuh Yosua pun hanya berjumlah lima, bukan tujuh seperti yang sebelumnya dilaporkan.
Ketidakprofesionalan Budhi mendapat kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk Kuasa Hukum Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjuntak. Ia menuding Budhi melanggar prosedur standar investigasi, mulai dari tidak memasang garis polisi di tempat kejadian perkara (TKP), tidak melibatkan tim Inafis untuk olah TKP, hingga dianggap lamban merilis informasi ke publik.
"Pembunuhan itu sudah ada, kenapa prosedur dilanggar? Terkesan dia ikut merekayasa cerita-cerita yang berkembang," ujar Kamaruddin dalam sebuah jumpa pers pada Juli 2022.
Dicopot dari Jabatan
Gelombang kritik akhirnya memaksa Polri mengambil langkah tegas. Berdasarkan surat bernomor ST /1751/ VIII/ KEP./2022, Kombes Budhi dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Jakarta Selatan. Ia juga diduga terlibat dalam upaya pembersihan TKP di rumah dinas Duren Tiga. Pencopotan tersebut menjadi titik balik dalam kariernya, mengantarnya ke posisi yang lebih rendah di tubuh Polri.
Promosi Menuju Brigjen: Langkah Baru atau Kontroversi Baru?
Namun, waktu tampaknya berpihak pada Budhi. Pada November 2024, ia menerima promosi ke pangkat Brigjen, menjadi Kepala Biro Perawatan Personel (Karowatpers) di SSDM Polri. Jabatan ini tertera dalam Surat Telegram Polri bernomor ST/2517/XI/KEP/2024 yang dikeluarkan pada 11 November 2024 dan ditandatangani oleh Asisten Kapolri Bidang SDM, Irjen Dedi Prasetyo.
Sebagai Karowatpers, Budhi akan bertanggung jawab atas pembinaan personel Polri, termasuk urusan kesejahteraan fisik, mental, hingga pengakhiran dinas personel. Jabatan ini dianggap strategis dalam menjaga moral dan integritas anggota Polri.
Jejak Karier Budhi Herdi: Dari Timtim Hingga Bareskrim
Lahir pada 16 Desember 1974, Budhi adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1996. Ia mengawali karier sebagai Kasat Lantas Polres Ainaro di Timor Timur pada 1997, sebelum bertugas sebagai Kapolsek Manatuto di wilayah yang sama pada 1999.
Perjalanan kariernya banyak dihabiskan di dunia reserse. Setelah bertugas di Polda Metro Jaya sebagai Kanit Harda dan Kanit Serse Ekonomi pada 2000, Budhi menjabat sebagai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2005. Ia juga pernah memegang berbagai jabatan strategis di Polda Metro Jaya, seperti Kasat Reskrim Polres Tegal pada 2004 dan Kanit Jatanras Polda Metro Jaya pada 2007.
Pada 2019, ia dipercaya memimpin Polres Metro Jakarta Utara. Setahun setelahnya, ia bergabung dengan Bareskrim Polri sebagai Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Umum, bekerja di bawah Irjen Ferdy Sambo.
Respon Publik: Antara Dukungan dan Kritik
Promosi Budhi menuai beragam reaksi. Sebagian pihak melihatnya sebagai bentuk rehabilitasi karier setelah keterpurukan. Namun, tak sedikit yang mempertanyakan keputusan Polri, mengingat kontroversi yang pernah menyelimuti nama Budhi.
Langkah ini memunculkan pertanyaan: apakah promosi ini murni karena kompetensinya atau bagian dari upaya pemulihan citra internal Polri? Di tengah sorotan publik terhadap reformasi Polri, perjalanan Budhi menjadi ujian besar bagi institusi ini dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat.
Sejarah panjang Budhi Herdi membuktikan satu hal: perjalanan di tubuh Polri penuh lika-liku. Kini, tanggung jawab besar menantinya untuk menjaga integritas institusi, dan mungkin, memperbaiki kesalahan masa lalu.
(Mond)
#Polri #KombesBudhiHerdi