Gus Miftah Minta Maaf Setelah Viral, Tersandung Kontroversi 'Candaan' kepada Tukang Es
Pengasuh Ponpes Ora Aji, Gus Miftah
D'On, Jakarta – Nama Gus Miftah kembali menjadi sorotan publik. Pendakwah kondang sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan ini terpaksa meminta maaf setelah video ceramahnya yang dianggap menyakiti perasaan seorang penjual es teh viral di media sosial.
Peristiwa tersebut bermula ketika Gus Miftah tengah berdakwah di Magelang. Dalam video yang beredar luas, ia bercanda dengan seorang tukang es, namun candaan itu dianggap oleh banyak pihak sebagai penghinaan. Dalam cuplikan tersebut, Gus Miftah dengan nada santai bertanya kepada pedagang itu tentang kondisi dagangannya.
"Es tehmu sih akeh (masih banyak)? Ya, sana jual gob*ok. Jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir," ujar pria yang kini berusia 43 tahun itu.
Candaan ini memicu berbagai reaksi di jagat maya. Sebagian besar netizen mengkritik keras kata-kata tersebut yang dinilai tidak pantas diucapkan seorang tokoh agama, terlebih di hadapan umum.
Gus Miftah Sampaikan Permintaan Maaf
Merespons kegaduhan yang terjadi, Gus Miftah dengan cepat mengambil langkah untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui sebuah video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya. Dengan nada penuh penyesalan, ia mengakui bahwa kata-kata tersebut merupakan kekhilafan.
"Saya, Miftah Maulana Habiburrahman, menanggapi apa yang viral hari ini. Pertama, dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya," ucapnya dengan wajah serius.
Gus Miftah juga menjelaskan bahwa selama ini ia memang sering bercanda dengan siapa saja, termasuk masyarakat kecil. Namun, kali ini ia mengakui bahwa candaan tersebut telah melampaui batas.
"Untuk itu, atas candaan kepada yang bersangkutan, saya akan meminta maaf secara langsung. Mudah-mudahan beliau berkenan membukakan pintu maaf untuk saya," lanjutnya.
Permintaan Maaf untuk Masyarakat
Tidak hanya kepada tukang es yang menjadi sasaran candaan, Gus Miftah juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas. Ia mengakui bahwa pernyataannya telah menimbulkan keresahan dan kegaduhan di ruang publik.
"Saya juga minta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan ini. Bagi siapa pun yang merasa terganggu dengan candaan saya yang dinilai berlebihan, untuk itu saya minta maaf," ungkapnya.
Introspeksi dan Teguran dari Sekretariat Kabinet
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi Gus Miftah. Ia mengaku akan lebih berhati-hati saat berbicara di depan umum. Insiden ini bahkan telah menarik perhatian Sekretaris Kabinet (Seskab), yang memberikan teguran langsung kepada Gus Miftah.
"Saya sudah ditegur oleh bapak Seskab yang saat ini berada di Jepang. Beliau meminta saya untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum," jelasnya.
Reaksi Publik dan Pelajaran Penting
Kasus ini memunculkan berbagai pendapat dari publik. Sebagian menyayangkan sikap Gus Miftah yang dianggap kurang peka, sementara yang lain mengapresiasi langkah cepatnya untuk meminta maaf. Banyak yang berharap peristiwa ini menjadi momentum bagi tokoh agama dan publik figur lainnya untuk lebih bijak dalam memilih kata-kata, terutama ketika berbicara di ruang publik.
Meski telah meminta maaf, peristiwa ini menunjukkan betapa besar tanggung jawab moral seorang tokoh masyarakat. Di era digital, sekecil apa pun perkataan dapat menjadi viral dan membawa dampak luas. Gus Miftah kini tampaknya akan lebih berhati-hati dalam berdakwah, demi menjaga harmoni yang menjadi misinya sebagai utusan kerukunan beragama.
Insiden ini mengingatkan kita semua bahwa setiap perkataan memiliki bobot dan konsekuensinya. Seperti kata pepatah, lidah memang lebih tajam daripada pedang.
(Mond)
#GusMiftah #Viral #Kontroversi