Jokowi: "Tak Pernah Saya Minta Tiga Periode, Tanya Bu Mega dan Mbak Puan"
Jokowi di kediaman Solo, Senin (30/12/2024)
D'On, Solo – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), akhirnya buka suara dengan tegas terkait isu yang kembali mencuat soal perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Dalam pernyataan yang disampaikan di kediamannya di Solo pada Senin (30/12), Jokowi dengan gamblang menepis tuduhan bahwa dirinya pernah meminta atau mengupayakan hal tersebut.
“Saya ulangi lagi, tidak pernah sekalipun saya meminta perpanjangan atau tiga periode kepada siapa pun,” ujar Jokowi dengan nada serius. Pernyataan ini menyusul komentar Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang menyebut adanya upaya dari pihak tertentu untuk mendorong Jokowi menjabat tiga periode.
Tanya Langsung ke Mega dan Puan
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi meminta publik untuk mencari klarifikasi langsung kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri atau Ketua DPR Puan Maharani, terkait tuduhan tersebut.
“Tanyakan saja ke Ibu Mega atau tanyakan ke Mbak Puan, atau tanyakan ke partai. Kapan saya atau utusan saya meminta itu? Tidak pernah ada,” tegas Jokowi, menepis semua isu yang selama ini beredar.
Ia juga mengingatkan agar isu semacam ini tidak dijadikan bahan framing yang berpotensi memecah belah. “Jangan menjadi framing jahat seperti itu, itu tidak baik. Sangat tidak baik,” katanya, dengan raut wajah yang menunjukkan ketidaknyamanan atas tudingan tersebut.
Isu Lama yang Terus Bergulir
Isu terkait ambisi Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden hingga tiga periode sebenarnya bukan hal baru. Wacana ini pertama kali mencuat beberapa tahun lalu, memicu spekulasi dan kontroversi di tengah masyarakat serta elite politik. Namun, belakangan isu ini kembali menghangat dan disebut-sebut menjadi salah satu penyebab hubungan Jokowi dan Megawati sedikit merenggang.
Hasto Kristiyanto sebelumnya menyebutkan bahwa isu ini pernah menjadi kenyataan politik, meski tidak dijelaskan secara rinci siapa pihak yang dimaksud. Ia juga menegaskan bahwa masalah tersebut telah menjadi bagian dari masa lalu.
“Rakyat menjadi saksi atas dinamika ini,” ujar Hasto dalam pernyataan sebelumnya. Namun, meski disebut "masa lalu", isu tiga periode ini seolah sulit dilupakan dan terus menjadi topik yang menarik perhatian publik.
Kontroversi Tiga Periode: Ambisi atau Sekadar Spekulasi?
Wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode sebenarnya menuai pro dan kontra sejak awal mencuat. Dalam Undang-Undang Dasar 1945, masa jabatan presiden dibatasi hanya dua periode. Perubahan terhadap ketentuan ini membutuhkan amandemen konstitusi yang tidak mudah dilakukan.
Di sisi lain, sejumlah pihak menilai isu ini kerap digunakan untuk menyerang Jokowi secara politis. Presiden yang dikenal dengan gaya blusukan dan pendekatannya yang pragmatis ini dianggap oleh sebagian kalangan sebagai ancaman bagi status quo, sehingga isu seperti ini diduga sengaja dimunculkan untuk merusak reputasinya.
Namun, bagi pendukung Jokowi, pernyataan tegasnya menjadi bukti bahwa ia tetap memegang teguh konstitusi. Mereka berharap agar tuduhan semacam ini tidak lagi digunakan sebagai alat politik yang tidak sehat.
Mencari Titik Temu
Meski Jokowi sudah berkali-kali membantah isu tiga periode, wacana ini tampaknya masih menyisakan jejak di arena politik nasional. Apakah ini sekadar dinamika politik biasa atau ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu di baliknya, masih menjadi pertanyaan besar.
Namun, dengan pernyataan terbaru Jokowi ini, diharapkan publik dapat melihat isu ini dengan lebih jernih dan tidak mudah terprovokasi. Ketegasan Jokowi untuk menjaga integritas konstitusi sekaligus menjaga hubungan baik dengan partai pengusungnya menjadi langkah penting dalam meredam polemik yang tak kunjung usai.
Satu hal yang jelas, Jokowi ingin memastikan bahwa masa baktinya akan berakhir sesuai mandat konstitusi, tanpa ada celah bagi spekulasi yang merusak.
(*)
#Jokowi #TigaPeriode #Politik #PuanMaharani #MegawatiSoekarnoputri