Breaking News

Kadishub Pekanbaru Ungkap Aliran Uang dari Sekda Usai Penggeledahan

Brimob Lakukan Penjagaan saat KPK Gelwedah Kantor Dinas Perhubungan Pekanbaru 

D'On, Pekanbaru -
Pekanbaru kembali menjadi sorotan publik, Selasa (10/12) malam, ketika tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar penggeledahan besar-besaran. Tidak hanya menyasar Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru, penyidik juga merangsek ke kediaman pribadi dua pejabat tinggi kota tersebut. Operasi ini diduga berkaitan erat dengan kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Risnandar Mahiwa, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.

Langkah Berani KPK: Menyisir Jejak Korupsi

Suasana tegang terlihat di Kantor Dishub Pekanbaru saat tim KPK tiba di lokasi. Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Yuliarso, secara langsung mendampingi para penyidik saat penggeledahan berlangsung. “Penggeledahan di kantor kami memakan waktu hampir empat jam,” ujar Yuliarso saat ditemui. Tak berhenti di sana, ia pun turut mengantar tim KPK ke rumah pribadinya di Jalan Fajar, Kecamatan Payung Sekaki, untuk proses yang sama.

Menurut Yuliarso, tim KPK mendalami dugaan korupsi terkait aliran dana yang diduga melibatkan sejumlah pejabat pemerintahan. Salah satu fokus utama adalah penggunaan uang ganti rugi yang seharusnya dikelola untuk kepentingan masyarakat Kota Pekanbaru.

Rp150 Juta dan Perintah Sang Sekda

Dalam keterangannya, Yuliarso mengungkapkan fakta mengejutkan tentang aliran dana sebesar Rp150 juta yang diterimanya dari Sekda Kota Pekanbaru, Indra Pomi. “Saya memang diberi uang tersebut oleh Pak Indra Pomi untuk diserahkan kepada seseorang sesuai perintahnya,” ungkap Yuliarso.

Transaksi tersebut berlangsung dengan cepat. Hanya berselang satu jam setelah menerima uang tersebut, Yuliarso langsung menuntaskan perintah Sekda. “Semua sudah saya jelaskan kepada penyidik KPK, termasuk bukti transfernya,” tambahnya. Pernyataan ini menjadi salah satu kunci penting dalam mengurai benang kusut kasus dugaan korupsi yang melibatkan nama-nama besar di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru.

Dokumen dan Petunjuk Penting

Penggeledahan yang dilakukan KPK di berbagai lokasi tersebut berakhir dengan penyitaan sejumlah dokumen penting. Meski begitu, Yuliarso bersyukur dirinya masih dapat kembali ke rumah usai operasi selesai. “Setelah penggeledahan, saya tetap berada di rumah. Penyidik KPK hanya membawa dokumen yang dianggap relevan dengan penyelidikan,” jelasnya.

Dokumen-dokumen tersebut diduga kuat akan menjadi bukti kunci dalam penyelidikan yang sedang berjalan. Selain itu, pengakuan Yuliarso terkait uang Rp150 juta dari Sekda menambah kompleksitas kasus ini.

Mengurai Simpul Korupsi

Kasus dugaan korupsi ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah daerah, khususnya di Kota Pekanbaru, tentang pentingnya transparansi dan integritas dalam pengelolaan keuangan negara. Penyelidikan yang masih berlangsung ini diharapkan mampu membongkar jaringan yang terlibat dan memastikan keadilan ditegakkan.

Sementara itu, publik menanti perkembangan lebih lanjut dari kasus ini. Akankah nama-nama besar lainnya muncul dalam pusaran skandal ini? Atau justru penggeledahan ini membuka jalan baru menuju pengungkapan praktik korupsi yang lebih besar?

KPK kini menghadapi tantangan besar untuk mengurai kebenaran dan membangun kepercayaan publik terhadap upaya pemberantasan korupsi di negeri ini. Bagi masyarakat Pekanbaru, harapan mereka sederhana: keadilan harus ditegakkan, dan para pelaku yang merugikan kepentingan rakyat harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

(Mond)

#KPK #Korupsi #Pekanbaru