Kasus Serka H di Medan: Dugaan Penculikan dan Penganiayaan yang Menghebohkan
Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Refrizal di Kodam I Bukit Barisan pada Jumat (20/12).saat memberikan Keterangan Pers
D'On, Medan – Sebuah kasus mencuat di tengah publik, melibatkan seorang oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diduga menculik dan menganiaya seorang warga sipil bernama Andreas Sianipar (44). Insiden ini menjadi sorotan setelah laporan keluarga korban menunjukkan dugaan kekerasan yang brutal. Kodam I Bukit Barisan telah mengambil langkah tegas dengan menahan Serka H, anggota TNI yang diduga terlibat, meskipun statusnya saat ini masih sebagai "terperiksa."
TNI Beri Penjelasan Resmi
Dalam konferensi pers yang diadakan di Kodam I Bukit Barisan pada Jumat (20/12), Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Refrizal menyampaikan bahwa Serka H kini berada dalam tahanan Polisi Militer Kodam I Bukit Barisan (Pomdam I BB). Namun, Brigjen Refrizal menegaskan bahwa penyelidikan atas kasus ini masih berlangsung.
"Serka H sudah ditahan sejak Sabtu (14/12). Statusnya masih sebagai terperiksa. Hingga kini, ia belum mengakui adanya tindakan penculikan atau penganiayaan yang dituduhkan kepadanya. Kami masih mendalami kebenaran kasus ini untuk mendapatkan validitas fakta," ungkap Brigjen Refrizal.
Kronologi Hilangnya Andreas
Kasus ini bermula dari laporan hilangnya Andreas Sianipar pada Minggu (8/12). Menurut keterangan keluarga, Andreas terakhir kali terlihat di kawasan Jalan Medan-Binjai KM 10. Keluarga menduga ia diculik oleh Serka H setelah terlibat dalam sebuah insiden yang hingga kini masih samar.
Adik korban, A Sianipar, menyebutkan bahwa dirinya telah bertemu dengan Serka H yang kini diamankan oleh Pomdam I BB. Namun, dalam pengakuannya, Serka H membantah tuduhan penculikan tersebut. Ia mengklaim bahwa Andreas tidak diculik, melainkan pergi setelah membawa kabur mobil miliknya.
Namun, kesaksian ini bertentangan dengan informasi yang dihimpun oleh keluarga. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi dan laporan yang diterima dari Polrestabes Medan, Andreas diduga mengalami penganiayaan berat oleh Serka H.
Dugaan Kekerasan Brutal
Menurut saksi-saksi yang telah diperiksa, insiden penganiayaan dimulai pada Minggu dini hari (8/12) di depan rumah dinas Serka H. Andreas dikabarkan mengalami serangkaian kekerasan yang tidak manusiawi, termasuk dipukul dan ditebas menggunakan benda tajam.
Ketika aksi penganiayaan tersebut menarik perhatian lingkungan sekitar, pelaku menghentikan kegiatannya sementara. Namun, kekerasan kembali dilanjutkan pada pagi harinya, sekitar pukul 10.00 WIB, di sebuah kandang sapi yang berada di area asrama tempat tinggal pelaku.
Di lokasi tersebut, Andreas diduga dipukuli dengan selang dan kembali ditebas hingga mengalami luka parah. Kekerasan ini berlangsung hingga pukul 15.30 WIB, di mana korban akhirnya diikat sebelum dibawa pergi oleh pelaku. Hingga kini, keberadaan Andreas masih menjadi misteri.
Harapan Keluarga Korban
A Sianipar, adik korban, mengungkapkan rasa putus asa keluarga terkait keberadaan Andreas. Namun, ia menyatakan bahwa keluarga telah siap menghadapi kenyataan pahit apa pun.
"Kami hanya ingin mengetahui di mana korban berada. Dalam kondisi apa pun, keluarga sudah ikhlas. Sekalipun ia ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan, kami hanya ingin kejelasan," ujar A Sianipar dengan suara bergetar.
Proses Hukum dan Harapan Publik
Kasus ini kini berada dalam pengawasan ketat Pomdam I BB dan Polrestabes Medan. Publik berharap agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan adil, mengingat keterlibatan aparat negara dalam kasus ini.
Kasus seperti ini menjadi ujian bagi institusi TNI untuk menunjukkan komitmennya terhadap penegakan hukum tanpa pandang bulu. Sementara itu, keluarga Andreas terus berharap agar keadilan ditegakkan dan kebenaran segera terungkap.
(Mond)
#TNI #Penculikan #Kriminal