Breaking News

Kontroversi Gus Miftah: Ratusan Ribu Warga Desak Prabowo Copot dari Jabatan Utusan Khusus

Melonjak! 271.692 Orang Teken Petisi Minta Prabowo Copot Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden

D'On, Jakarta –
Gelombang protes terhadap Miftah Maulana Habiburrahman, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, terus membesar. Tak kurang dari 271.692 orang telah menandatangani sebuah petisi daring yang mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mencopotnya dari posisi strategis sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Angka ini mendekati target 300.000 tanda tangan yang ditetapkan.

Akar masalah bermula dari sebuah video ceramah Gus Miftah yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, ia terlihat mengolok seorang pedagang es teh bernama Sunhaji (38), yang akhirnya memicu gelombang kemarahan publik. Warganet menilai ucapan tersebut tidak hanya tidak pantas tetapi juga jauh dari nilai-nilai toleransi yang seharusnya ia junjung sebagai tokoh agama sekaligus pejabat publik.

Petisi Meluas, Dukungan Meningkat

Petisi yang diunggah melalui platform change.org oleh seorang pengguna bernama Dika Prakasa dengan cepat menjadi pusat perhatian publik. Dalam deskripsinya, Dika menyebut tindakan Gus Miftah mencerminkan karakter yang tidak selaras dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai perwakilan pemerintah dalam isu kerukunan beragama.

"Apa yang dilakukan oleh Gus Miftah adalah gambaran karakter beliau. Agar jajaran Bapak [Presiden] sejalan dengan visi dan misi yang diusung, segera copot Gus Miftah dari jabatannya!" tulis Dika dalam petisi tersebut.

Hingga Jumat (6/12/2024), jumlah tanda tangan terus bertambah, mencerminkan kekecewaan luas masyarakat terhadap sikap dan pernyataan Gus Miftah.

DPR Ikut Angkat Suara

Kasus ini juga mendapat perhatian dari Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, yang meminta pemerintah mengevaluasi kinerja Gus Miftah. Meski Gus Miftah telah meminta maaf kepada Sunhaji, Dasco menilai evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan pejabat publik dapat menjaga perilaku yang selaras dengan jabatan mereka.

"Sebagai Utusan Khusus Presiden, jabatan ini setara dengan menteri. Tentu wajar jika masyarakat menuntut standar perilaku yang lebih tinggi dari pejabat selevel ini," ujar Dasco kepada awak media di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).

Namun, Dasco menggarisbawahi bahwa keputusan pemberian sanksi bukan berada di ranah DPR, melainkan sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah.

Teguran dari Presiden Prabowo

Menanggapi kegaduhan yang berkembang, Presiden Prabowo Subianto dilaporkan telah memberikan teguran resmi kepada Gus Miftah melalui Sekretaris Kabinet. Teguran tersebut menginstruksikan Gus Miftah untuk segera meminta maaf secara terbuka kepada Sunhaji.

“Kejadian ini sangat disayangkan. Presiden melalui Sekretariat Kabinet telah meminta Gus Miftah untuk meminta maaf langsung kepada Sunhaji. Hal ini penting untuk meredam konflik dan menunjukkan bahwa pejabat publik harus bertanggung jawab atas tindakan mereka,” jelas Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.

Permintaan maaf tersebut memang telah dilakukan Gus Miftah, tetapi banyak pihak menilai langkah itu belum cukup. Rakyat menginginkan adanya tindakan tegas yang mencerminkan komitmen pemerintah terhadap prinsip profesionalisme dan toleransi.

Dampak pada Kabinet Prabowo

Kasus ini tak hanya mengguncang citra Gus Miftah, tetapi juga memberikan tekanan tambahan pada kabinet Prabowo yang baru saja terbentuk. Sebagai presiden, Prabowo kini dihadapkan pada dilema: mempertahankan Gus Miftah dengan risiko merusak kredibilitas pemerintahan atau mencopotnya untuk memenuhi tuntutan rakyat.

Gelombang desakan publik ini mencerminkan pentingnya pejabat negara menjaga sikap dan ucapan mereka. Dalam era digital, di mana rekaman atau pernyataan dapat dengan cepat menyebar luas, tindakan kecil dapat memicu konsekuensi besar.

Apakah Gus Miftah akan tetap bertahan di posisinya, ataukah ia harus rela melepas jabatan prestisiusnya? Hanya waktu yang akan menjawab, namun satu hal yang pasti: mata publik kini tertuju pada langkah selanjutnya dari Presiden Prabowo Subianto.

(Mond)

#GusMiftah #Viral #Sunhaji #PenjualEsTeh #Kontroversi #UtusanKhususPresiden