Menghadang Masuk Angin di Musim Hujan dengan Jahe Merah: Rahasia Sehat dari Tradisi hingga Sains
Jahe Merah
Dirgantaraonline - Musim penghujan telah tiba, membawa hawa dingin dan tantangan kesehatan yang tak bisa diabaikan. Di tengah ketidakpastian cuaca, kesehatan tubuh menjadi aset yang paling berharga. Menguatkan daya tahan tubuh adalah langkah bijak untuk menghadapi berbagai ancaman penyakit yang sering muncul, salah satunya adalah masuk angin, gangguan kesehatan yang kerap menghantui masyarakat urban dengan aktivitas padat.
Namun, siapa sangka, solusi alami dari gangguan ini ada di dapur kita sendiri? Jahe merah, rempah asli Asia Tenggara, telah lama dipercaya sebagai penjaga kesehatan tubuh. Kini, dengan dukungan ilmu pengetahuan, manfaatnya semakin diakui, menjadikannya pilihan cerdas di musim hujan.
Jahe Merah: Warisan Tradisi dengan Sentuhan Modern
Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) adalah tanaman herbal yang telah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional Asia. Di Indonesia, jahe merah menjadi bagian tak terpisahkan dari ramuan-ramuan herbal seperti jamu. Namun, manfaatnya tidak hanya sebatas pada tradisi. Penelitian modern mengungkapkan bahwa jahe merah mengandung senyawa aktif seperti gingerol, shogaol, dan zingeron yang memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan antimikroba yang kuat.
“Jahe merah dikenal lebih efektif dibandingkan jahe biasa dalam membantu tubuh melawan inflamasi. Ini karena kandungan senyawa aktifnya lebih tinggi,” jelas dr. Elizabeth Angelina, seorang dokter medis dari PT. Bintang Toedjoe, pada Senin (2/12). “Herbal ini dapat menjadi pelindung alami tubuh, terutama di musim hujan yang rawan penyakit.”
Mengapa Jahe Merah?
Saat musim hujan tiba, tubuh sering kali rentan terhadap perubahan suhu dan kelembapan. Akibatnya, penyakit seperti flu, demam, hingga masuk angin menjadi lebih sering muncul. Masuk angin, meskipun tidak terdefinisi secara medis, adalah istilah umum yang menggambarkan ketidaknyamanan tubuh, seperti perut kembung, meriang, hingga lemas.
Minuman berbahan jahe merah bisa menjadi solusi praktis untuk mengatasi gangguan ini. Senyawa aktif di dalamnya bekerja dengan cara:
1. Menghangatkan tubuh. Jahe merah memiliki sifat termogenik yang membantu meningkatkan suhu tubuh, sehingga nyaman diminum saat udara dingin.
2. Mengurangi inflamasi. Gingerol dalam jahe merah efektif melawan peradangan, baik yang ringan maupun kronis.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh. Kandungan antioksidannya melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Cara Menikmati Jahe Merah di Musim Hujan
Menikmati manfaat jahe merah tidaklah sulit. Anda bisa membuatnya menjadi minuman hangat yang menenangkan. Berikut resep sederhana yang bisa Anda coba:
Bahan:
2 ruas jahe merah segar, memarkan
2 sendok makan gula aren atau madu
300 ml air
Cara membuat:
1. Rebus jahe merah dengan air hingga mendidih dan mengeluarkan aroma harum.
2. Tambahkan gula aren atau madu sesuai selera.
3. Saring dan sajikan selagi hangat.
Minuman ini tidak hanya membantu menghangatkan tubuh tetapi juga memberikan sensasi relaksasi, cocok dinikmati setelah beraktivitas di bawah hujan.
Jahe Merah: Keseimbangan Fisik dan Mental
Selain manfaat fisiknya, ritual menikmati jahe merah hangat juga memiliki efek menenangkan bagi pikiran. Di tengah tekanan kerja dan ketidakpastian cuaca, meluangkan waktu sejenak untuk menikmati minuman hangat bisa menjadi bentuk self-care yang sederhana namun berdampak besar.
Mengingat pentingnya menjaga kesehatan di musim hujan, langkah kecil seperti mengonsumsi jahe merah dapat memberikan manfaat besar. Seperti yang diungkapkan dr. Elizabeth, “Jahe merah bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga investasi kesehatan di era modern.”
Kini, saatnya kembali ke akar—secara harfiah—untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar di musim penghujan. Sediakan jahe merah di rumah, dan nikmati manfaatnya kapan saja!
(Rini)
#JaheMerah #MasukAngin #MusimHujan