Breaking News

Misteri Kematian Tahanan Polrestabes Medan: Istri Ungkap Jenazah Penuh Lebam

Ilustrasi 

D'On, Medan –
Tragedi memilukan menyelimuti keluarga Budianto Sitepu (42), seorang pria yang meninggal dunia dua hari setelah ditahan di Polrestabes Medan. Duka mendalam dirasakan oleh sang istri, Dumaira Simangungson, yang mengungkapkan kondisi jenazah suaminya penuh dengan lebam di berbagai bagian tubuh. Ia kini menuntut keadilan atas kejadian yang dianggapnya penuh kejanggalan.

“Setelah meninggal, saya lihat tubuhnya penuh lebam-lebam, biru semua. Saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana,” ujar Dumaira dengan suara bergetar, Kamis (26/12).

Awal Penangkapan

Kejadian bermula pada Selasa malam (24/12), ketika Budianto bersama sejumlah rekannya berkumpul untuk minum-minum dan berkaraoke di kawasan Sunggal, Deli Serdang. Aktivitas tersebut dilaporkan oleh warga setempat karena dianggap mengganggu ketenangan. Dumaira yang tidak hadir saat itu menceritakan kronologi menurut informasi yang ia dapat.

“Setahu saya, malam itu mereka minum-minum dan main musik sampai larut malam. Karena kebisingan itu, warga terganggu dan akhirnya melaporkan mereka,” jelas Dumaira.

Tak lama setelah laporan warga, aparat kepolisian tiba di lokasi. Sekitar pukul 11 malam, terjadi keributan kecil, dan hanya dua jam setelahnya, Budianto sudah berada dalam tahanan Polrestabes Medan.

Penolakan untuk Bertemu

Keesokan harinya, Dumaira berniat menjenguk suaminya di tahanan. Dengan hati gelisah, ia menyiapkan makanan untuk Budianto, berharap dapat bertemu meski sejenak. Namun, permintaan itu ditolak oleh pihak kepolisian dengan alasan prosedur yang ketat.

“Saya minta tolong untuk lihat dari jauh saja, tapi tetap tidak diizinkan. Katanya besok saja kalau mau,” ucapnya.

Dumaira kembali ke Polrestabes Medan pada Kamis pagi (26/12) dengan harapan besar bisa bertemu suaminya. Namun, lagi-lagi ia dihadapkan pada penolakan serupa.

“Saya sudah memohon, tapi mereka bilang kanitnya tidak ada. Alasannya selalu berubah-ubah. Saya hanya bisa menitipkan makanan lagi,” katanya.

Kabar Mengerikan dari Rumah Sakit

Puncak kejanggalan terjadi saat Dumaira mendapat kabar bahwa suaminya dipindahkan ke RS Bhayangkara Medan. Informasi itu diberikan secara sepintas tanpa penjelasan rinci.

“Saya tanya kenapa suami saya dibawa ke rumah sakit, mereka bilang karena sakit. Tapi saya tidak diberi tahu sakit apa, dan tetap tidak diizinkan melihatnya,” ungkapnya.

Saat tiba di RS Bhayangkara, Dumaira melihat sebuah pemandangan yang menghancurkan hatinya. Ia mengenali suaminya yang telah menjadi jenazah, digotong oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut.

“Waktu itu saya lihat wajahnya, itu suami saya. Sudah meninggal. Tapi saya tidak diizinkan mendekat untuk memeriksa,” katanya sambil menangis.

Tanda Tanya di Balik Kematian

Menurut Dumaira, kondisi tubuh Budianto penuh lebam dan memicu dugaan adanya tindak kekerasan selama masa penahanan. Namun, hingga kini pihak Polrestabes Medan belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab kematian.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, mengaku masih mengumpulkan informasi yang valid mengenai kasus tersebut. “Nanti dulu, biar datanya lengkap dulu. Mohon waktu,” ujarnya singkat.

Tuntutan Keadilan

Kematian Budianto meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarganya, terutama Dumaira. Ia berharap kasus ini segera diusut tuntas untuk mengungkap kebenaran di balik kejadian tersebut.

“Saya hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Suami saya masuk dalam keadaan sehat, kenapa sekarang keluar sebagai jenazah penuh lebam?” katanya penuh emosi.

Kasus ini memicu perhatian publik yang mempertanyakan standar operasional dan transparansi dalam penanganan tahanan di kepolisian. Hingga kini, masyarakat menunggu tindakan lebih lanjut dari pihak berwenang untuk memastikan keadilan bagi almarhum Budianto Sitepu dan keluarganya.

(Mond)

#Peristiwa #TahananTewas #PolrestabesMedan