Breaking News

Mobbing: Kekerasan Psikologis di Tempat Kerja yang Sering Terabaikan

Ilustrasi Perlakuan Mobbing di Tempat Kerja

Dirgantaraonline -
Pernahkah Anda merasa terisolasi, diabaikan, atau bahkan menjadi sasaran perilaku tidak menyenangkan dari beberapa rekan kerja sekaligus? Jika ya, mungkin Anda sedang menjadi korban mobbing. Fenomena ini sering kali sulit dikenali, namun dampaknya dapat menghancurkan karier dan kesehatan mental Anda. Artikel ini mengupas tuntas apa itu mobbing, bagaimana mengenali tandanya, dampak yang ditimbulkan, hingga cara menghadapinya.

Apa Itu Mobbing?

Mobbing adalah bentuk kekerasan psikologis di tempat kerja yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap seorang individu. Perilaku ini bisa berupa intimidasi, tekanan emosional, atau pelecehan yang sistematis dan bertujuan untuk membuat korban merasa tidak nyaman hingga akhirnya tersingkir dari lingkungannya.

Perilaku mobbing sering kali terlihat seperti konflik kecil atau gesekan biasa. Namun, jika dibiarkan terus berlanjut, hal ini dapat menimbulkan kerusakan besar pada kesehatan mental dan emosional korban.

Apa Penyebabnya?

Ada banyak faktor yang mendorong terjadinya mobbing. Persaingan kerja yang tidak sehat, diskriminasi berbasis usia, gender, ras, atau agama, hingga budaya kerja yang toxic sering menjadi akar permasalahan. Ketika budaya kerja tidak mendukung rasa kebersamaan dan empati, tindakan mobbing cenderung berkembang tanpa hambatan.

Seberapa Umum Mobbing di Tempat Kerja?

Meskipun tidak banyak dibahas, mobbing adalah fenomena global yang terjadi di berbagai sektor industri. Survei Workplace Bullying Institute pada tahun 2021 mencatat bahwa sekitar 48 juta orang di Amerika Serikat pernah menjadi korban bullying atau mobbing di tempat kerja.

Di negara-negara lain, prevalensi mobbing berbeda-beda tergantung pada budaya dan regulasi tempat kerja. Sayangnya, banyak korban memilih diam karena khawatir akan dampak buruk pada karier mereka jika melaporkan kejadian ini.

Mobbing vs Bullying: Apa Bedanya?

Walaupun sering dianggap serupa, mobbing dan bullying memiliki beberapa perbedaan mendasar:

1. Jumlah Pelaku:

Mobbing dilakukan oleh sekelompok orang.

Bullying biasanya dilakukan oleh individu tertentu.

2. Durasi:

Mobbing cenderung berlangsung dalam waktu yang lama dengan cara halus, sehingga sulit terdeteksi.

Bullying sering terjadi secara spontan dan lebih mudah dikenali.

3. Tujuan:

Mobbing bertujuan untuk menyingkirkan korban dari pekerjaan atau lingkungan sosial.

Bullying lebih sering didorong oleh keinginan pelaku untuk mendominasi atau menunjukkan kekuasaan.

4. Jenis Kekerasan:

Mobbing melibatkan kekerasan psikologis secara sistematis.

Bullying bisa mencakup kekerasan fisik dan verbal.

Contoh Perilaku Mobbing di Tempat Kerja

Mobbing dapat terjadi secara langsung maupun melalui media online. Berikut adalah beberapa contoh nyata:

Gosip dan Rumor: Menyebarkan kabar negatif atau tidak benar tentang korban.

Penghinaan di Depan Umum: Memperlakukan korban dengan cara yang merendahkan di hadapan rekan kerja.

Pengucilan: Tidak melibatkan korban dalam rapat atau diskusi penting.

Sabotase Pekerjaan: Menghalangi korban menyelesaikan tugasnya atau mencuri ide mereka.

Pelecehan Online: Mengirim pesan melecehkan atau menghina di platform kerja daring.

Tuntutan Tidak Masuk Akal: Memberikan beban kerja berlebihan untuk membuat korban gagal.

Dampak Mobbing pada Korban

Dampak mobbing tidak hanya dirasakan dalam karier, tetapi juga merusak kondisi fisik, mental, dan emosional korban.

Dampak Fisik:

Sakit kepala kronis.

Nyeri leher dan punggung akibat stres.

Tekanan darah tinggi.

Kelelahan yang tidak kunjung hilang.

Gangguan tidur, seperti insomnia.

Dampak Mental dan Emosional:

Rasa tidak berdaya dan putus asa.

Kecemasan berlebih setiap kali berada di tempat kerja.

Kehilangan rasa percaya diri.

Sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas.

Motivasi kerja yang menurun, sering kali disertai absensi tinggi.

Masalah dalam hubungan sosial, baik di kantor maupun di luar.

Cara Menghentikan Mobbing

Jika Anda menjadi korban mobbing, berikut adalah langkah-langkah untuk melindungi diri:

1. Sadari dan Akui Situasi Anda

Langkah pertama adalah mengenali bahwa Anda sedang menjadi korban. Anda tidak bersalah atas tindakan ini, dan penting untuk menyadari bahwa perilaku mobbing adalah masalah serius yang harus dihentikan.

2. Dokumentasikan Semua Kejadian

Buat catatan rinci tentang setiap insiden mobbing yang Anda alami. Catat nama pelaku, waktu kejadian, dan detail situasi. Dokumentasi ini bisa menjadi bukti kuat jika Anda memutuskan untuk melaporkannya.

3. Laporkan ke Atasan atau HRD

Jangan ragu untuk membawa masalah ini kepada pihak yang berwenang di tempat kerja, seperti atasan atau departemen sumber daya manusia (HRD). Jelaskan situasi Anda dengan fakta-fakta yang kuat, termasuk bukti dokumentasi.

4. Cari Dukungan dari Rekan atau Keluarga

Jangan melawan mobbing sendirian. Bicaralah dengan rekan kerja yang dapat dipercaya atau cari dukungan dari keluarga dan teman. Dukungan emosional sangat penting untuk menjaga keseimbangan mental Anda.

5. Konsultasikan dengan Profesional

Jika mobbing telah memengaruhi kesehatan mental Anda secara serius, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor. Mereka dapat membantu Anda mengembangkan strategi untuk menghadapi situasi ini dan memulihkan kepercayaan diri Anda.

Mobbing adalah bentuk kekerasan psikologis yang sering terjadi di tempat kerja namun jarang disadari. Budaya kerja yang toxic, persaingan tidak sehat, dan diskriminasi menjadi penyebab utamanya.

Mengenali tanda-tanda mobbing adalah langkah awal yang penting untuk melindungi diri. Jika Anda atau rekan kerja menjadi korban, jangan ragu untuk mencari bantuan, melaporkan kejadian, dan mendokumentasikan semua insiden.

Dengan mengambil tindakan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, aman, dan mendukung. Jangan biarkan mobbing menghancurkan potensi diri Anda. Anda berhak atas tempat kerja yang menghormati dan mendukung keberagaman.

(Rini)

#Mobbing #KekerasanPsikologis