Oknum TNI dan 4 Warga Sipil Culik dan Tikam Korban di Deli Serdang, 1 Pelaku Kabur
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif
D'On, Medan – Kasus penculikan dan pembunuhan tragis yang menimpa Andreas Sianipar (44) menggegerkan warga Deli Serdang. Pria yang dilaporkan hilang sejak awal Desember lalu ini ditemukan tak bernyawa di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada Sabtu (21/12) dini hari. Kasus ini menyeret nama seorang oknum TNI berinisial Serka H serta empat warga sipil, tiga di antaranya kini telah ditangkap, sementara satu lainnya masih buron.
Awal Mula Kejadian
Minggu malam (8/12), suasana tenang di Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, berubah mencekam ketika Andreas diculik secara paksa. Menurut keterangan keluarga, ia dijemput paksa oleh beberapa orang tak dikenal di sekitar Jalan Medan-Binjai Km 10. Kabar hilangnya Andreas langsung membuat keluarganya cemas, hingga akhirnya mereka melapor ke Polrestabes Medan pada Rabu (11/12).
Namun, harapan untuk menemukannya dalam keadaan selamat pupus. Tubuh Andreas ditemukan dalam kondisi mengenaskan di wilayah Labuhanbatu Utara.
Tersangka dan Peran Masing-masing
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan bahwa sejauh ini empat tersangka telah ditetapkan. Mereka adalah tiga warga sipil berinisial CJS, MFIH, dan FA, serta seorang anggota TNI aktif, Serka H. Ketiga warga sipil kini mendekam di Polrestabes Medan, sedangkan Serka H tengah diperiksa oleh Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) I/Bukit Barisan.
Polisi juga masih memburu satu pelaku lain yang belum teridentifikasi. “Kami terus melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengungkap peran semua pihak yang terlibat,” ujar Kombes Gidion.
Kesaksian yang Mengungkap Derita Korban
Adik korban, A. Sianipar, memberikan gambaran memilukan tentang penganiayaan yang dialami Andreas. Menurutnya, Serka H mengaku bahwa korban tidak diculik, melainkan melarikan diri setelah membawa mobil yang dipinjam dari Serka H. Namun, pengakuan tersebut bertentangan dengan keterangan saksi-saksi lainnya.
A. Sianipar mengungkap bahwa Andreas disiksa sejak malam penculikan di depan rumah dinas Serka H di Asrama Abdul Hamid, Kecamatan Sunggal. Puncak penganiayaan terjadi keesokan paginya, sekitar pukul 10.00 WIB, di sebuah kandang lembu dekat lokasi asrama tersebut.
Korban dipukul dengan selang hingga tubuhnya penuh luka. Tak hanya itu, Serka H diduga menebas korban dengan senjata tajam. Penyiksaan ini berlangsung hingga sore hari, sekitar pukul 15.30 WIB, sebelum akhirnya Andreas diikat dan dibawa pergi oleh para pelaku.
Akhir Tragis di Labuhanbatu Utara
Jasad Andreas ditemukan di daerah terpencil di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada Sabtu dini hari. Penemuan ini sekaligus mengakhiri pencarian panjang yang dilakukan pihak keluarga dan polisi. Namun, rasa kehilangan dan pertanyaan besar tentang motif di balik peristiwa keji ini terus menghantui keluarga korban.
Proses Hukum Berlanjut
Kapolrestabes Medan menegaskan bahwa kasus ini akan ditangani secara tegas. “Kami bekerja sama dengan Polisi Militer untuk memastikan setiap pelaku, baik sipil maupun militer, akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya,” ujar Kombes Gidion.
Sementara itu, keluarga korban berharap agar keadilan dapat ditegakkan. “Kami hanya ingin pelaku dihukum seberat-beratnya. Apa yang mereka lakukan pada Andreas adalah tindakan yang sangat kejam dan tidak manusiawi,” kata A. Sianipar dengan nada bergetar.
Meninggalkan Luka Mendalam
Kematian Andreas menjadi peringatan akan betapa rentannya keamanan warga di tangan individu-individu yang semestinya melindungi masyarakat. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan menjadi sorotan tajam bagi tegaknya hukum, terutama dengan terlibatnya oknum aparat dalam tindakan kriminal.
(Mond)
#TNI #Kriminal #Pembunuhan #Kekerasan