Breaking News

Pungutan Liar Cemari Liburan Wisatawan di Pantai Air Manis, Kota Padang


D'On, Padang -
Kawasan objek wisata Pantai Air Manis, Kota Padang, kembali diwarnai praktik pungutan liar (pungli) yang mencoreng citra pariwisata daerah. Kali ini, insiden tersebut menimpa wisatawan asal Jambi, Sofi Makmun (48), dan keluarganya saat berencana menikmati keindahan pantai yang terkenal dengan legenda Malin Kundang.

Kronologi Kejadian

Menurut penuturan Sofi Makmun, kejadian tidak menyenangkan ini terjadi pada Kamis (19/12/2024). Ia bersama keluarganya baru saja tiba di kawasan Pantai Air Manis, berharap bisa menghabiskan waktu santai menikmati panorama alam dan menyaksikan ikon patung batu Malin Kundang yang menjadi daya tarik utama. Namun, suasana liburan mereka berubah tidak menyenangkan ketika dihadang oleh sekelompok pemuda setempat sebelum mencapai gerbang utama objek wisata.

"Kami berasal dari Jambi, sudah jauh-jauh datang untuk menikmati suasana pantai Air Manis dan melihat patung batu Malin Kundang. Namun, sebelum sampai ke gerbang utama, kami dihadang oleh sekelompok pemuda di dekat pos mereka dan dimintai uang masuk. Yang membuat kesal, kami belum masuk ke kawasan resmi objek wisata tersebut," ungkap Sofi kepada media Dirgantaraonline, Kamis sore.

Ia menjelaskan bahwa uang yang mereka berikan tidak disertai tiket masuk resmi. Hal ini membuat mereka harus kembali membayar ketika tiba di gerbang resmi Pantai Air Manis. "Kami terpaksa membayar dua kali, ini sangat tidak nyaman," tambahnya.

Wisatawan Lain Alami Hal Serupa

Kejadian serupa dialami oleh Fadly (41), wisatawan asal Pekanbaru, yang tengah berlibur bersama keluarganya di lokasi yang sama. Ia mengungkapkan bahwa dirinya juga dimintai uang oleh sekelompok pemuda tanpa mendapatkan tiket resmi. Sama seperti Sofi, Fadly dan keluarganya pun harus kembali merogoh kocek untuk membayar biaya masuk resmi di pintu gerbang pantai.

"Kami membayar kepada pemuda-pemuda itu, tapi tidak ada tiket yang diberikan. Lalu saat sampai di gerbang resmi, kami diminta membayar lagi. Ini benar-benar merusak suasana liburan kami," keluhnya.

Harapan Wisatawan

Baik Sofi maupun Fadly berharap pemerintah daerah dan pengelola wisata dapat segera mengambil tindakan tegas terhadap praktik pungli ini. Menurut mereka, kejadian semacam ini tidak hanya merugikan wisatawan secara finansial, tetapi juga menciptakan kesan buruk terhadap pariwisata Kota Padang, terutama bagi pengunjung dari luar daerah.

"Hal seperti ini harus diberantas. Wisatawan datang untuk menikmati keindahan alam, bukan untuk dihadapkan pada praktik ilegal yang meresahkan. Kalau ini terus dibiarkan, pengunjung pasti akan enggan kembali," tegas Sofi.

Panggilan untuk Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum

Praktik pungli di kawasan wisata merupakan isu yang serius dan dapat merusak citra pariwisata Indonesia. Pemerintah Kota Padang dan aparat penegak hukum diharapkan dapat segera turun tangan untuk mengatasi persoalan ini. Penertiban kawasan wisata, pengawasan lebih ketat, hingga pemberian sanksi tegas bagi pelaku pungli adalah langkah yang mendesak dilakukan demi menjaga kenyamanan dan keamanan wisatawan.

Dengan potensi besar yang dimiliki Pantai Air Manis, mulai dari keindahan alam hingga nilai sejarah yang kental, sudah seharusnya lokasi ini menjadi destinasi unggulan yang bebas dari gangguan semacam ini. Karena itu, aksi nyata dari pihak terkait sangat dinanti untuk memastikan pengalaman berwisata yang positif dan berkesan bagi semua pengunjung.

Pantai Air Manis bukan hanya tentang legenda Malin Kundang, tetapi juga tentang bagaimana wisatawan merasa dihargai dan aman saat berkunjung. Jika masalah pungli ini tidak segera ditangani, pariwisata Padang bisa kehilangan daya tariknya di mata pelancong domestik maupun mancanegara.

(AB)

#Pungli #Wisata #PantaiAirManis #Padang