Breaking News

Syaifullah Tamliha: Romy yang Harus Bertobat Pertama Kali

Syaifullah Tamliha menegaskan bahwa Muhammad Romahurmuziy alias Romy, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, adalah pihak pertama yang harus bertobat.


D'On, Jakarta –
Konflik internal di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kian memanas. Kali ini, kritik tajam disampaikan oleh politisi senior PPP, Syaifullah Tamliha, terhadap seruan “taubatan nasuhah” yang dilontarkan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Muhammad Romahurmuziy atau akrab disapa Romy. Tamliha, dengan lantang, menyatakan bahwa Romy-lah yang seharusnya menjadi orang pertama yang bertobat sebelum meminta hal serupa kepada pengurus lainnya.

“Kalau Romy menyerukan pengurus PPP untuk bertobat, maka dia harus memulainya sendiri. Dia yang paling pertama kali harus melakukannya,” ujar Tamliha pada Sabtu (14/12/2024).

Kritik Tajam untuk Kepemimpinan Romy

Tamliha tidak main-main dengan kritiknya. Ia menyebutkan bahwa Romy, yang saat ini memegang jabatan strategis sebagai Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, memiliki tanggung jawab besar atas keterpurukan partai yang tidak berhasil lolos ke Senayan pada Pemilu 2024.

Struktur kepengurusan DPP PPP, lanjut Tamliha, mencakup berbagai majelis seperti Majelis Pertimbangan, Majelis Pakar, Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, dan pengurus harian. Menurutnya, kegagalan PPP adalah tanggung jawab kolektif para pemimpin tersebut, termasuk Romy.

“Mereka semua adalah bagian dari kegagalan ini. Jika ingin menyebut pengkhianat partai, maka mereka harus bercermin. Hilangnya suara PPP di parlemen adalah luka besar yang mereka tinggalkan untuk konstituen,” tegas Tamliha dengan nada penuh kekecewaan.

Seruan Taubatan Nasuhah yang Kontroversial

Seruan “taubatan nasuhah” yang disampaikan oleh Romy sebelumnya memang sempat menjadi sorotan. Romy meminta seluruh jajaran pengurus DPP PPP untuk introspeksi dan meminta maaf atas kegagalan membawa PPP ke Senayan—kegagalan yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah 11 kali partisipasi PPP dalam Pemilu.

“Seruan saya bukan ditujukan kepada personal, tetapi kepada semua pengurus DPP PPP. Kita semua harus berbesar hati dan meminta maaf secara ksatria karena gagal menjaga marwah partai,” ujar Romy saat diwawancarai.

Namun, pernyataan ini justru menuai reaksi keras dari sejumlah tokoh PPP, termasuk Tamliha, yang merasa Romy seolah ingin lepas tangan dari tanggung jawab sebagai salah satu pemimpin utama partai.

Mardiono: Tobat Adalah Kewajiban Semua Manusia

Di tengah panasnya polemik ini, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono, memilih merespons seruan taubatan nasuhah dengan cara yang lebih bijak. Ia mengungkapkan bahwa dirinya secara pribadi selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan, termasuk dengan menjalankan salat taubat hampir setiap hari.

“Saya menjalankan salat taubat karena sebagai manusia, kita tidak luput dari dosa. Setiap hari pasti ada kesalahan—entah itu lewat ucapan, tindakan, atau bahkan pikiran. Karena itu, agama mengajarkan kita untuk memperbaiki diri melalui taubatan nasuhah,” ujar Mardiono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Mardiono juga mengingatkan bahwa seruan untuk bertobat bukan hanya sekadar seremonial, tetapi harus menjadi komitmen nyata untuk memperbaiki langkah ke depan, termasuk bagi dirinya sendiri yang saat ini dipercaya sebagai pemimpin sementara PPP.

PPP dan Masa Depan yang Tidak Pasti

Kegagalan PPP masuk parlemen memang menjadi catatan kelam dalam sejarah partai berlambang Kabah ini. Berbagai pihak menilai, konflik internal yang berkepanjangan, kurangnya soliditas kepemimpinan, hingga lemahnya strategi politik menjadi penyebab utama.

Kini, seruan taubatan nasuhah yang awalnya diharapkan menjadi momentum untuk memperbaiki diri justru memunculkan friksi baru di kalangan elite partai. Tamliha dan Romy seolah menjadi simbol dua kutub pandangan berbeda dalam menyikapi kegagalan partai ini.

Pertanyaan besarnya adalah, apakah PPP mampu bangkit dari keterpurukan ini? Ataukah, konflik internal yang terus mengemuka akan semakin menenggelamkan partai ini dalam pusaran perpecahan?

Yang jelas, jalan menuju pembenahan masih panjang. Taubatan nasuhah mungkin menjadi langkah awal, tetapi tanpa introspeksi mendalam dan tindakan nyata, partai ini berisiko kehilangan kepercayaan konstituennya untuk selamanya.

(Mond)

#PPP #PartaiPersatuanPembangunan #SyaifullahTamliha #Politik #MuhammadRomahurmuziy