Breaking News

Tetap Berbakti Meski Orang Tua Berbuat Dosa: Begini Sikap Seorang Anak Menurut Islam

Ilustrasi 

Dirgantaraonline -
Sebagai seorang anak, kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, khususnya ibu, adalah amanah mulia yang tidak bisa diabaikan. Ibu memiliki kedudukan yang begitu istimewa dalam kehidupan seorang anak. Dari rahimnya, seorang anak hadir ke dunia, melalui perjuangannya yang penuh cinta dan pengorbanan. Namun, bagaimana jika ibu—yang seharusnya menjadi teladan utama dalam kehidupan—melakukan dosa besar, seperti syirik? Bagaimana cara seorang anak menjaga adab dan tetap menjalankan kewajibannya tanpa melanggar prinsip keimanan?

Berbakti Tanpa Mengabaikan Prinsip Keimanan

Islam memberikan panduan jelas tentang pentingnya berbakti kepada orang tua. Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan setiap hamba-Nya untuk menghormati dan memperlakukan orang tua dengan baik. Allah berfirman:

"Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut di dekatmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

(QS. Al-Isra: 23)

Ayat ini menegaskan pentingnya berkata lembut kepada orang tua, bahkan dalam keadaan mereka memancing emosi atau melakukan kesalahan. Namun, ada batasan yang tidak boleh dilampaui: jika orang tua memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan tauhid, seperti syirik, Allah secara tegas melarang kita mentaatinya.

Allah berfirman:

"Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Tetapi pergaulilah keduanya di dunia dengan baik."

(QS. Luqman: 15)

Ayat ini menjadi bukti nyata bahwa menjaga hubungan baik dengan orang tua tidak berarti mengorbankan prinsip-prinsip iman. Dalam keadaan yang paling sulit sekalipun, anak tetap diperintahkan untuk bersikap lembut, tidak membentak, apalagi mempermalukan orang tuanya.

Tantangan Saat Ibu Melakukan Dosa

Kesyirikan merupakan dosa terbesar dalam Islam, yang menempatkan pelakunya jauh dari rahmat Allah. Namun, ujian terbesar bagi seorang anak adalah ketika dosa tersebut dilakukan oleh orang tua, terutama ibu. Dalam situasi seperti ini, tugas anak tidak hanya sekadar menjaga adab, tetapi juga berusaha dengan penuh kesabaran mengarahkan ibunya ke jalan yang benar.

Namun, bagaimana jika anak tidak mampu menahan emosinya dan justru marah kepada ibunya? Dalam Islam, kemarahan yang mengarah pada perilaku kasar terhadap orang tua adalah hal yang sangat dilarang. Bahkan, hanya mengucapkan kata “ah” kepada mereka dianggap sebagai bentuk pelanggaran adab. Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Sungguh hina, sungguh hina, sungguh hina!" Para sahabat bertanya, "Siapa yang hina, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang yang mendapati kedua orang tuanya, salah satunya atau keduanya, sudah lanjut usia, namun ia tidak masuk surga karena tidak berbakti kepada mereka."

(HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan betapa mulianya kedudukan orang tua, sehingga berbakti kepada mereka menjadi salah satu pintu terbesar menuju surga.

Cara Bijak Menghadapi Orang Tua yang Melakukan Kesalahan

Ketika seorang ibu melakukan dosa besar, anak harus menghadapi situasi ini dengan kecerdasan emosional dan spiritual. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Bersikap Lembut dalam Menegur

Seperti yang diajarkan dalam Al-Qur'an, berkata dengan lembut dan penuh hormat adalah kunci utama. Hindari nada tinggi, apalagi hinaan. Gunakan pendekatan yang mengedepankan kasih sayang.

2. Doakan Orang Tua

Seburuk apa pun kesalahan yang dilakukan orang tua, anak tidak boleh berhenti mendoakan mereka. Doa adalah senjata terkuat seorang anak untuk memohonkan hidayah kepada Allah bagi kedua orang tuanya.

3. Berikan Pemahaman dengan Hikmah

Mengajak orang tua kembali ke jalan yang benar harus dilakukan dengan penuh hikmah dan bijaksana. Anak bisa menggunakan pendekatan dialog yang tidak menyudutkan, tetapi justru membuka ruang untuk introspeksi.

4. Tetap Taat dalam Hal Kebaikan

Meskipun orang tua melakukan dosa, anak tetap wajib taat dalam hal-hal yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat. Tunjukkan perilaku terbaik agar mereka dapat melihat keteladanan dari anaknya.

Pelajaran Besar dari Kisah Ini

Allah mengingatkan kita bahwa orang tua, terutama ibu, adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kasih sayang. Ujian iman mungkin hadir dalam bentuk perilaku orang tua yang bertentangan dengan syariat, tetapi ini adalah kesempatan bagi anak untuk membuktikan ketakwaannya. Dengan sikap lembut, doa, dan usaha yang terus-menerus, seorang anak dapat menjadi wasilah hidayah bagi orang tuanya.

Pada akhirnya, berbakti kepada ibu bukan hanya soal memenuhi kewajiban agama, tetapi juga bentuk cinta yang sejati. Sebuah cinta yang tidak meninggalkan prinsip iman, namun tetap menjunjung tinggi penghormatan kepada wanita yang telah memberikan hidup kepada kita.

(Rini)

#Islami #Religi