Tragedi Kekerasan di Padang Pariaman: Seorang Ayah Aniaya Anak Balitanya hingga Patah Tulang
D'On, Padang Pariaman – Kekerasan dalam rumah tangga kembali mencoreng nurani kemanusiaan. Kali ini, kejadian memilukan terjadi di Dama Gadang, Parit Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, ketika seorang ayah berinisial BND (33) tega menganiaya darah dagingnya sendiri, seorang balita berusia dua tahun, hingga mengalami patah tulang dan luka serius. Insiden yang mengejutkan ini memunculkan duka dan amarah publik, terutama setelah pelaku berhasil ditangkap oleh Tim Gagak Hitam Satreskrim Polres Padang Pariaman pada Senin (23/12/2024).
Detik-Detik Kekerasan Terjadi
Peristiwa kelam itu berlangsung pada Senin pagi, saat suasana rumah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan malah berubah menjadi panggung kekerasan. Menurut keterangan Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, korban dianiaya hingga mengalami luka berat, termasuk patah tulang, lebam di sekujur tubuh, dan kesulitan bernapas.
“Korban langsung dilarikan ke RSUD Padang Pariaman untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisinya sangat memprihatinkan,” ujar AKBP Ahmad Faisol saat konferensi pers di Mapolres Padang Pariaman.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban mengalami patah tulang pada kaki serta memar hebat di beberapa bagian tubuh. Lebih memilukan, luka-luka tersebut menyebabkan korban kesulitan bernapas, menambah urgensi penanganan medis terhadap bocah malang itu.
Motif Masih Misterius
Hingga saat ini, aparat kepolisian belum mengungkap motif di balik tindakan keji pelaku terhadap anak kandungnya. Proses penyelidikan tengah dilakukan oleh Satreskrim Polres Padang Pariaman untuk menggali lebih dalam latar belakang kasus ini.
“Kami sedang mendalami penyebab tindakan tersebut. Apapun alasannya, kekerasan terhadap anak tidak bisa ditoleransi. Kami akan memastikan pelaku mendapat hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku,” tegas AKBP Ahmad Faisol Amir.
Pukulan Telak Bagi Kesadaran Publik
Kasus ini menjadi pengingat pahit akan maraknya kekerasan domestik yang sering kali menimpa pihak-pihak yang paling rentan: anak-anak. Peristiwa di Padang Pariaman ini bukan hanya tragedi bagi keluarga korban, tetapi juga tamparan keras bagi masyarakat mengenai pentingnya melindungi anak dari kekerasan dalam rumah tangga.
Ahmad Faisol menekankan bahwa kasus ini harus menjadi pembelajaran kolektif untuk meningkatkan pengawasan terhadap lingkungan keluarga. “Perlindungan anak adalah tanggung jawab kita bersama. Jika ada tanda-tanda kekerasan, jangan ragu untuk melaporkannya,” ujarnya dengan nada serius.
Menanti Keadilan
Sementara itu, pelaku kini meringkuk di tahanan Polres Padang Pariaman. Polisi memastikan bahwa proses hukum akan berjalan tanpa kompromi, membawa pelaku ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Di sisi lain, nasib sang bocah kini menjadi perhatian banyak pihak. Berbagai komunitas dan lembaga sosial mendesak adanya perlindungan lebih terhadap anak-anak, terutama mereka yang hidup dalam situasi rawan kekerasan.
Kasus ini menambah panjang daftar tragedi kekerasan terhadap anak di Indonesia, yang sering kali terjadi di tempat di mana mereka seharusnya merasa paling aman—rumah mereka sendiri. Masyarakat hanya bisa berharap bahwa keadilan akan ditegakkan, dan luka korban, baik fisik maupun psikis, dapat dipulihkan seiring waktu.
Kejadian ini mengajarkan kita bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan dalam keluarga. Anak-anak adalah amanah, dan perlindungan mereka adalah cermin dari moralitas kita sebagai sebuah bangsa.
(Mond)
#KekerasanTerhadapAnak #Kekerasan #PadangPariaman #SumateraBarat