Anggota DPR Maria Lestari Dipanggil KPK: Benang Merah dengan Kasus Hasto Kristiyanto
Anggota DPR RI fraksi PDIP, Maria Lestari. Foto: Instagram/ @marialestari.id
D'On, Jakarta – Hari ini, Kamis (9/1), Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menjadi pusat perhatian publik. Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Maria Lestari, hadir untuk memberikan keterangan sebagai saksi terkait kasus yang telah mengguncang dunia politik Indonesia: dugaan suap terhadap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan perintangan penyidikan yang menyeret nama Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Maria, yang kini menjabat sebagai anggota DPR dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat (Dapil 1), disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan strategi Hasto dalam mengamankan kekuasaan politik melalui skema yang mencurigakan. Namun, bagaimana persisnya Maria terkait dengan kasus ini?
Nama Maria dalam Jaringan Hasto
Sorotan pertama pada nama Maria muncul saat Ketua KPK, Setyo Budiyanto, secara resmi mengumumkan Hasto sebagai tersangka pada Desember 2024. Dalam pernyataannya, Setyo mengungkapkan bahwa Hasto diduga menggunakan pengaruhnya untuk memuluskan dua nama ke kursi DPR melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW). Dua nama tersebut adalah Maria Lestari dan Harun Masiku, yang masing-masing berasal dari Dapil Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan.
“Pada tanggal 31 Agustus 2019, Saudara HK (Hasto Kristiyanto) menemui Saudara Wahyu Setiawan untuk meminta agar dua nama, Maria Lestari dan Harun Masiku, disetujui oleh KPU dalam proses PAW,” ujar Setyo dalam konferensi persnya.
Dari dua nama itu, hanya Maria yang berhasil melenggang ke Senayan. Sementara Harun Masiku—yang kini dikenal sebagai buronan KPK—gagal mencapai kursi DPR meskipun skema serupa diduga digunakan.
Jejak Aliran Dana dan Peran Hasto
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap fakta yang mengejutkan: sebagian dana yang digunakan untuk menyuap Wahyu Setiawan berasal langsung dari Hasto. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa Hasto tidak hanya berperan sebagai perencana, tetapi juga sebagai penyokong dana untuk memastikan kepentingan politik PDIP terjamin.
“Dari proses pengembangan penyidikan, ditemukan bukti bahwa sebagian uang yang digunakan untuk menyuap Saudara Wahyu berasal dari Saudara HK,” tambah Setyo.
Uang suap yang mengalir dalam kasus ini bukan jumlah kecil. Total suap yang diberikan mencapai Rp600 juta, dengan alokasi khusus untuk melicinkan jalan Harun Masiku ke DPR. Namun, skema itu gagal total setelah KPK mencium adanya transaksi gelap yang melibatkan Wahyu Setiawan.
Perintangan Penyidikan: Langkah Putus Asa Hasto
Tak hanya soal suap, Hasto juga dijerat dalam kasus perintangan penyidikan. Dalam upaya untuk menyelamatkan Harun Masiku dan membungkam saksi-saksi kunci, Hasto disebut mengambil langkah-langkah ekstrem. Salah satunya adalah menginstruksikan stafnya, Nur Hasan, untuk memperingatkan Harun agar merusak alat komunikasinya demi menghilangkan jejak.
“Pada saat proses tangkap tangan, Hasto memerintahkan Nur Hasan untuk menelepon Harun Masiku agar merendam ponselnya di air dan segera melarikan diri,” ungkap Setyo.
Langkah serupa terjadi pada staf lainnya. Kusnadi, salah seorang staf kepercayaan Hasto, diminta untuk menenggelamkan ponselnya pada Juni 2024, hanya beberapa hari sebelum Hasto diperiksa KPK. Tindakan-tindakan ini, yang secara terang-terangan melanggar hukum, menunjukkan upaya Hasto untuk menghindari jeratan hukum yang semakin mendekatinya.
Kondisi Terkini Hasto dan Komitmen PDIP
Kini, Hasto berstatus tersangka dalam dua perkara besar: dugaan suap Komisioner KPU dan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku. Namun, alih-alih memenuhi panggilan KPK pada Senin lalu, Hasto memilih untuk meminta penjadwalan ulang.
Meski demikian, PDIP melalui pernyataan resminya menegaskan akan menghormati proses hukum yang berlangsung. “Kami berkomitmen untuk menghormati dan menaati proses hukum,” kata Hasto dalam salah satu wawancaranya.
Pertanyaan Besar untuk Maria Lestari
Hadirnya Maria Lestari sebagai saksi dalam kasus ini memunculkan sejumlah pertanyaan. Apakah Maria mengetahui peran Hasto dalam mendukung pencalonannya? Apakah ia terlibat secara aktif, atau hanya menjadi pihak yang tidak menyadari permainan di balik layar?
Keterangan Maria di Gedung Merah Putih hari ini diharapkan bisa memberikan titik terang atas keterkaitannya dengan Hasto. Publik pun menanti apakah penyidikan KPK akan membuka lebih banyak fakta baru yang bisa mengungkap lebih dalam skema politik kotor yang melibatkan nama-nama besar di negeri ini.
Satu hal yang pasti, kasus ini menjadi ujian besar bagi integritas dunia politik Indonesia. Mampukah hukum benar-benar ditegakkan tanpa pandang bulu? Atau justru kasus ini akan menguap seperti banyak skandal lainnya? Waktu yang akan menjawab.
(Mond)
#KPK #DPR #PDIP #MariaLestari #KasusHastoKristiyanto