Breaking News

Apa Saja yang Bisa Diajarkan kepada Anak tentang Peristiwa Isra Mikraj?

Ilustrasi 

Dirgantaraonline -
Isra Mikraj adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam, yang tak hanya penuh hikmah, tetapi juga kaya akan nilai-nilai yang relevan untuk diajarkan kepada anak-anak. Momen spiritual ini mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra) dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh (Mikraj), di mana beliau menerima perintah salat lima waktu. Meski terkesan berat bagi anak-anak, peristiwa ini sebenarnya dapat menjadi pintu masuk untuk mengajarkan banyak hal dengan pendekatan yang sederhana namun mendalam.

Berikut adalah beberapa nilai dan pelajaran yang bisa diajarkan kepada anak dari peristiwa Isra Mikraj:

1. Keimanan yang Kuat: Percaya pada Hal Ghaib

Isra Mikraj adalah peristiwa luar biasa yang melampaui logika manusia. Nabi Muhammad SAW dalam waktu semalam melakukan perjalanan yang mustahil menurut ukuran manusia pada masa itu. Dari sini, anak-anak dapat diajarkan bahwa ada hal-hal dalam kehidupan yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah, tetapi tetap harus diyakini, seperti kekuasaan Allah SWT.
Cara mengajarkan:

  • Ceritakan kisah Isra Mikraj dengan bahasa yang sederhana dan penuh imajinasi.
  • Gunakan media visual seperti gambar atau animasi agar anak lebih tertarik.
  • Ajak mereka berdiskusi, “Menurutmu, kenapa Allah bisa melakukan hal ini?”

2. Makna Salat Lima Waktu

Isra Mikraj merupakan momen di mana perintah salat lima waktu diturunkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Anak-anak bisa diajarkan bahwa salat bukan hanya kewajiban, tetapi juga cara untuk berkomunikasi langsung dengan Allah.
Cara mengajarkan:

  • Jelaskan salat sebagai "waktu spesial" untuk berbicara kepada Allah.
  • Buat rutinitas sederhana, seperti melibatkan mereka dalam salat berjamaah dan menjelaskan arti gerakan salat.
  • Gunakan cerita, misalnya, “Allah ingin kita selalu ingat kepada-Nya seperti Nabi Muhammad SAW saat menerima perintah salat ini.”

3. Kesabaran dan Keteguhan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak tantangan ketika menyampaikan kisah Isra Mikraj kepada kaumnya. Banyak yang mencemooh dan tidak percaya. Namun, beliau tetap sabar dan teguh menyampaikan kebenaran.
Cara mengajarkan:

  • Gunakan cerita untuk menggambarkan perjuangan Nabi menghadapi cemoohan kaumnya.
  • Ajak anak memahami bahwa kesabaran dan kejujuran adalah hal penting, meskipun tidak semua orang akan langsung memahami kita.
  • Berikan contoh konkret dari kehidupan sehari-hari, seperti tetap sabar saat menghadapi teman yang tidak sepaham.

4. Pentingnya Masjid sebagai Pusat Ibadah dan Ilmu

Perjalanan Isra Nabi Muhammad SAW dimulai dari Masjidil Haram dan menuju Masjidil Aqsa, menunjukkan pentingnya masjid sebagai pusat ibadah dan tempat mendekatkan diri kepada Allah.
Cara mengajarkan:

  • Ajak anak untuk mencintai masjid dengan mengenalkan mereka pada kegiatan di dalamnya, seperti salat berjamaah atau membaca Al-Qur'an.
  • Ceritakan tentang Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, serta sejarah dan keistimewaannya dalam Islam.
  • Libatkan anak dalam kegiatan positif di masjid, seperti pengajian atau acara keislaman.

5. Keistimewaan Nabi Muhammad SAW sebagai Utusan Allah

Isra Mikraj menegaskan keistimewaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terpilih untuk menerima wahyu secara langsung. Ini menjadi peluang untuk memperkenalkan anak tentang sifat-sifat Nabi, seperti kejujuran, kasih sayang, dan kepemimpinan beliau.
Cara mengajarkan:

  • Bacakan kisah-kisah Nabi Muhammad SAW yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti sifat beliau yang tidak pernah marah berlebihan.
  • Dorong anak untuk meneladani sifat Nabi dengan contoh kecil, misalnya, selalu berkata jujur atau berbagi kepada teman.
  • Tanyakan, “Apa yang kamu kagumi dari Nabi Muhammad SAW?” untuk mendorong refleksi mereka.

6. Menumbuhkan Rasa Cinta pada Allah

Isra Mikraj adalah bukti cinta Allah kepada umat-Nya dengan memberikan hadiah berupa salat. Anak-anak perlu diajarkan bahwa segala perintah Allah adalah bentuk kasih sayang-Nya kepada manusia.
Cara mengajarkan:

  • Jelaskan bahwa salat, doa, dan ibadah lainnya adalah cara kita mendekatkan diri kepada Allah, seperti anak yang ingin selalu dekat dengan orang tuanya.
  • Ajak anak merenung, “Kira-kira, kenapa ya Allah memberikan kita salat sebagai hadiah?”
  • Gunakan analogi sederhana, misalnya, “Allah seperti orang tua yang ingin kita selalu bahagia dan dekat dengan-Nya.”

7. Menghormati Perbedaan dan Persatuan Umat Islam

Masjidil Aqsa sebagai tujuan Isra mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang mempersatukan umat dari berbagai tempat. Ini bisa menjadi momentum untuk mengenalkan anak tentang keberagaman budaya dalam Islam.
Cara mengajarkan:

  • Ceritakan kisah umat Islam dari berbagai negara yang salat menghadap kiblat yang sama.
  • Ajak anak menghargai perbedaan pendapat dan tradisi selama itu tetap sesuai dengan ajaran Islam.
  • Perkenalkan budaya Muslim dari berbagai belahan dunia melalui buku atau video.

Menutup dengan Refleksi

Mengajarkan Isra Mikraj kepada anak tidak harus dilakukan secara berat atau formal. Pendekatan cerita, diskusi santai, atau bahkan bermain peran dapat menjadi cara menarik untuk menanamkan nilai-nilai penting dari peristiwa ini. Yang terpenting adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga anak tidak hanya memahami makna Isra Mikraj, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang mencintai Allah, Rasul-Nya, dan agama Islam.

Dengan begitu, peristiwa Isra Mikraj tidak hanya menjadi kisah sejarah, tetapi juga inspirasi untuk membentuk karakter anak-anak yang penuh iman, kasih sayang, dan keteguhan dalam kebenaran.

(***)

#IsraMikraj #Parenting #Islami #Religi