Breaking News

Bentrokan Ormas Pemuda Pancasila dan Grib Jaya di Blora: Ketegangan Memuncak, Kendaraan Hancur, Warga Cemas

Polisi dikerahkan untuk meredam bentrokan dua ormas di Blora, Jawa Tengah, Selasa (14/1/2025)

D'On, Blora, Jawa Tengah
Ketegangan memuncak di Kabupaten Blora pada Selasa (14/1/2025), ketika bentrokan antara dua organisasi masyarakat (ormas), Pemuda Pancasila (PP) dan Grib Jaya, berubah menjadi aksi kekerasan yang mengakibatkan sejumlah orang luka-luka dan kendaraan rusak. Jalan-jalan utama di wilayah tersebut menjadi saksi kericuhan yang melumpuhkan aktivitas sehari-hari.

Bentrokan ini bermula sehari sebelumnya, ketika massa Pemuda Pancasila mendatangi kantor Grib Jaya di Blora. Mereka menyatakan penolakan terhadap pendirian Grib Jaya di wilayah tersebut, sebuah langkah yang memicu reaksi cepat dari pihak Grib Jaya. Merasa tidak terima, anggota Grib Jaya dari berbagai daerah bergerak menuju Blora untuk menyatakan perlawanan.

Kericuhan Meluas ke Jalan Raya

Aksi balas dendam dari kedua belah pihak memuncak di Jalan Raya Blora-Grobogan, di mana massa dari kedua kubu terlibat bentrokan fisik. Jalan raya yang biasanya menjadi jalur utama penghubung antarwilayah ini berubah menjadi arena pertempuran. Sepeda motor dan mobil yang melintas tidak luput dari kerusakan akibat aksi anarkis massa.

Di lokasi lain, di Jalan Raya Blora-Rembang, situasi tak kalah mencekam. Massa Grib Jaya dilaporkan mengeroyok anggota Pemuda Pancasila yang melintas di area tersebut. Korban-korban yang mengalami luka parah terpaksa dievakuasi oleh warga sekitar.

Sementara itu, anggota Pemuda Pancasila terlihat menghadang bus yang diduga mengangkut anggota Grib Jaya menuju Blora. Mereka memaksa bus untuk berbalik arah, menambah ketegangan di kawasan Jalan Raya Blora-Grobogan.

Warga Ketakutan, Aparat Turun Tangan

Di tengah suasana genting, warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian hidup dalam kecemasan. Mustaqim, seorang karyawan gudang di Blora, menceritakan pengalamannya saat kelompok massa tiba-tiba mendatangi tempat kerjanya.

“Awalnya mereka hanya lewat, tapi suasananya terasa tegang. Saya langsung menutup pagar gudang karena khawatir terjadi kerusuhan,” kata Mustaqim.

Ketegangan makin menjadi ketika rombongan Grib Jaya dari arah Grobogan mulai berdatangan. Namun, berkat kehadiran ratusan personel TNI dan Polri, bentrokan yang lebih besar berhasil dicegah. Aparat keamanan mengambil langkah cepat untuk mengamankan wilayah perbatasan dan mencegah massa dari kedua kubu bertemu secara langsung.

“Kami langsung mengevakuasi warga yang berada di sekitar lokasi bentrokan dan meminta massa untuk membubarkan diri,” ungkap seorang petugas yang terlibat di lapangan.

Situasi Terkini: Pengamanan Diperketat

Hingga Selasa malam, polisi terus berjaga di titik-titik rawan, terutama di wilayah perbatasan Kabupaten Blora. Langkah ini dilakukan untuk memastikan konflik tidak meluas dan menimbulkan korban tambahan.

Kapolres Blora mengimbau kedua belah pihak untuk menahan diri dan menyerahkan proses penyelesaian kepada pihak berwajib. “Kami akan melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab utama konflik dan mengambil tindakan hukum terhadap pihak-pihak yang terbukti melanggar,” tegasnya.

Ketegangan yang Belum Sepenuhnya Reda

Meski situasi secara perlahan mulai kondusif, bayang-bayang konflik masih terasa. Bentrokan ini menunjukkan bagaimana gesekan antarkelompok dapat dengan cepat memicu kerusuhan di masyarakat.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah dan aparat keamanan dapat segera memediasi kedua belah pihak untuk mencegah konflik serupa di masa depan. “Kami hanya ingin hidup tenang. Kalau seperti ini terus, kami tidak tahu harus bagaimana,” ujar seorang warga Blora dengan nada cemas.

Konflik ini menjadi pengingat bahwa dialog dan penyelesaian secara damai harus menjadi prioritas dalam menangani perbedaan, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

(Mond)

#BentrokOrmas #GribJaya #Peristiwa #PemudaPancasila