Breaking News

Bertahun-Tahun Buron, Pentolan OPM Pembunuh 4 Prajurit TNI Akhirnya Menyerah di Tangan Pasukan Elite Kostrad

HK, pentolan OPM menyerahkan diri ke Satgas Yonif 501 Kostrad TNI

D'On, Papua -
Setelah lebih dari empat tahun menjadi buronan, seorang pentolan Kelompok Separatis Teroris (KST) Organisasi Papua Merdeka (OPM) akhirnya menyerahkan diri. Sosok yang dikenal dengan inisial HK ini, sebelumnya menjadi dalang di balik tragedi tragis penyerangan Posramil Kisor, Maybrat, Papua Barat Daya, pada tahun 2021, yang menewaskan empat prajurit TNI.

Penyerahan diri HK terjadi pada Senin malam, 13 Januari 2025. Pria yang selama bertahun-tahun memimpin kelompok separatis di wilayah Maybrat ini menyerahkan diri kepada pasukan elite TNI, Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha, yang sedang melaksanakan tugas operasi di bawah Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG. Tidak hanya datang seorang diri, HK juga membawa keluarganya sebagai bentuk keseriusannya untuk meninggalkan perjuangan separatis dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kisah Penyerahan Diri yang Mendebarkan

Segala sesuatunya bermula dari laporan seorang mantan anggota OPM kepada Letnan Dua (Letda) Infanteri Fanno, yang bertugas di Pos Fuog. Informasi ini menyebutkan bahwa HK, salah satu petinggi OPM di wilayah tersebut, berniat menyerahkan diri kepada TNI. Letda Fanno, menyadari betapa pentingnya informasi tersebut, segera melapor kepada Komandan Satgas Yonif PR 501/Bajra Yudha, Letnan Kolonel Infanteri Yakhya Wisnu Ariyanto.

Menanggapi laporan ini, Letkol Yakhya—yang merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 2005—segera menginstruksikan pasukannya untuk melakukan langkah strategis. Pada malam yang sama, tim elite ini bergerak ke Desa Fuog, tempat HK dan keluarganya dilaporkan akan turun dari persembunyian di hutan.

Keesokan harinya, suasana tegang menyelimuti desa tersebut. Para prajurit bersiap siaga, mengantisipasi kemungkinan serangan dari kelompok separatis lainnya. Namun, tepat saat matahari mulai menyinari desa, HK benar-benar muncul dari hutan bersama keluarganya. Dalam pertemuan yang penuh emosi, HK mengungkapkan niatnya untuk meninggalkan perjuangan bersenjata dan memulai kehidupan baru sebagai warga negara yang taat.

Dari Hutan ke Kampung Halaman

Setelah berbincang dan memastikan keseriusan niat HK, prajurit TNI mengawal langkah kembalinya pentolan separatis ini ke kampung halaman di Kampung Sorry. Di sana, ia disambut oleh keluarga besarnya. Meski momen tersebut diwarnai dengan haru, TNI tetap mengedepankan prinsip hukum.

Sebagai seorang tokoh yang bertanggung jawab atas tragedi berdarah di Posramil Kisor, HK tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tragedi yang terjadi pada 2 September 2021 itu meninggalkan luka mendalam, baik bagi keluarga para prajurit TNI yang gugur maupun masyarakat luas.

Luka Lama yang Belum Tertutup

Penyerangan Posramil Kisor menjadi salah satu insiden paling brutal dalam sejarah konflik di Papua. Pada dini hari, sekitar pukul 03.00 WIT, kelompok bersenjata OPM menyerang pos TNI yang tengah dijaga oleh beberapa prajurit. Dengan cara yang kejam, para separatis menghabisi nyawa empat prajurit TNI yang sedang beristirahat.

Korban dalam tragedi ini meliputi Komandan Posramil, Letnan Satu Chb Dirman, yang ditemukan tewas mengenaskan di semak-semak sekitar pos. Tiga prajurit lainnya—Sersan Dua Amrosius, Praka Dirham, dan Pratu Zul Ansari—juga ditemukan tewas di dalam pos dengan luka yang menunjukkan kebrutalan serangan.

Proses Hukum dan Harapan untuk Perdamaian

Meski telah menyerahkan diri dan menyatakan bertobat, HK tetap harus menghadapi proses hukum atas kejahatan yang dilakukannya. Ia diserahkan oleh TNI kepada pihak Polres Maybrat untuk diproses lebih lanjut.

Langkah HK untuk menyerahkan diri memberikan secercah harapan akan berkurangnya konflik di Papua. Namun, jalan menuju perdamaian sejati masih panjang. Keputusan HK untuk turun gunung dapat menjadi contoh bagi anggota OPM lainnya bahwa ada jalan lain selain perjuangan bersenjata, yaitu dialog dan rekonsiliasi.

Kini, sorotan publik tertuju pada langkah pemerintah dan aparat keamanan untuk memastikan bahwa Papua menjadi wilayah yang aman, damai, dan sejahtera, tanpa lagi dihantui oleh bayang-bayang konflik bersenjata.

(Mond)

#OPM #KKB #TNI #Kostrad