Blusukan ke Bukittinggi: Wamendukbangga Gencar Edukasi Pencegahan Stunting di Sumatera Barat
Wamendukbangga Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka edukasi masyarakat tentang pencegahan stunting (Foto: Dok)
D'On, Bukittinggi, Sumatera Barat – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga), Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, kembali menunjukkan komitmennya dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia. Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Bukittinggi pada Sabtu (25/1/2025), Isyana secara langsung menyapa masyarakat dan memberikan edukasi mengenai pentingnya pencegahan stunting, sebuah isu yang masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan generasi mendatang.
Kehadiran Isyana di Bukittinggi tidak hanya sekadar seremonial. Dengan pendekatan personal dan penuh empati, ia mengunjungi beberapa keluarga yang masuk dalam kategori berisiko stunting, mendatangi posyandu, serta melakukan inspeksi ke tempat praktik bidan. Di setiap lokasi yang dikunjungi, ia menyempatkan diri berbicara langsung dengan warga dan tenaga kesehatan, memastikan bahwa informasi yang diberikan tidak hanya dipahami, tetapi juga dapat diaplikasikan secara konkret.
Mengawali Langkah di Kelurahan Manggis Ganting
Kunjungan dimulai di Kelurahan Manggis Ganting, salah satu wilayah dengan tingkat risiko stunting yang cukup tinggi. Di sini, Isyana bertemu dengan keluarga-keluarga yang anak-anaknya memiliki potensi mengalami stunting. Dengan penuh perhatian, ia mendengarkan cerita dari para orang tua sambil memberikan pemahaman tentang stunting—gangguan pertumbuhan kronis yang sering kali disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang memadai selama masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama anak.
“Saya ingin masyarakat menyadari bahwa pencegahan stunting itu tidak hanya soal memberikan makanan yang bergizi, tetapi juga bagaimana memastikan pola asuh yang benar dan akses terhadap layanan kesehatan yang optimal,” ujar Isyana dengan nada tegas namun penuh kelembutan.
Tak hanya memberikan edukasi, Isyana juga membawa sejumlah bantuan berupa paket makanan tambahan bergizi dan alat kesehatan yang dapat digunakan oleh keluarga. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa upaya pemerintah tidak berhenti pada kampanye, tetapi juga menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Inspeksi ke Tempat Praktik Bidan
Perjalanan dilanjutkan ke salah satu tempat praktik bidan yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut. Isyana meninjau fasilitas yang ada, memastikan ketersediaan alat medis, serta mengevaluasi proses pelayanan kesehatan yang diberikan. Ia juga berbincang dengan bidan mengenai tantangan yang mereka hadapi di lapangan, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga kesadaran masyarakat yang masih rendah terkait pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin bagi ibu hamil dan balita.
“Kita ingin memastikan bahwa seluruh fasilitas kesehatan, termasuk praktik bidan, memiliki kemampuan untuk memberikan layanan terbaik. Dalam dua tahun ke depan, target kita adalah menurunkan angka stunting secara signifikan, dan ini hanya bisa tercapai jika seluruh elemen masyarakat dan tenaga kesehatan bersinergi,” ungkap Isyana.
Menjangkau Kelurahan Aur Birugo Tigo Baleh
Kunjungan berikutnya membawa Isyana ke Kelurahan Aur Birugo Tigo Baleh, salah satu kawasan dengan populasi yang cukup padat. Di sini, ia kembali menyambangi rumah-rumah keluarga yang anak-anaknya terindikasi berisiko stunting. Dengan telaten, Isyana menjelaskan kepada para orang tua mengenai pentingnya pola makan seimbang, pemberian ASI eksklusif, dan pemantauan tumbuh kembang anak.
“Kita harus memastikan anak-anak kita tumbuh sehat, tidak hanya untuk mencegah stunting, tetapi juga agar mereka memiliki masa depan yang cerah. Anak-anak yang tumbuh dengan gizi buruk berpotensi menghadapi berbagai tantangan kesehatan di masa depan, yang pada akhirnya juga memengaruhi kualitas sumber daya manusia kita,” tutur Isyana.
Tak lupa, ia juga menekankan pentingnya peran pendamping keluarga dalam mendukung pencegahan stunting. Menurutnya, pendamping keluarga harus menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi dan pemantauan terhadap keluarga-keluarga berisiko.
Dua Tahun untuk Mengubah Nasib Generasi
Dalam pernyataannya kepada media, Isyana menyampaikan optimisme bahwa angka stunting di Indonesia dapat ditekan dalam waktu dua tahun mendatang. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai program strategis, termasuk pemberdayaan posyandu, peningkatan kualitas tenaga kesehatan, dan distribusi makanan tambahan bergizi ke daerah-daerah yang membutuhkan.
“Kita tidak boleh menunda lagi. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah masa depan bangsa. Pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat harus berjalan bersama untuk memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh menjadi individu yang sehat dan produktif,” tegasnya.
Kunjungan kerja Isyana ke Bukittinggi ini tidak hanya membawa semangat baru dalam perjuangan melawan stunting, tetapi juga menguatkan harapan bahwa dengan kolaborasi yang baik, Indonesia bisa mengatasi tantangan ini dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anaknya.
(Mond)
#Bukittinggi #Stunting #SumateraBarat