Breaking News

BNN Bongkar Modus Penyelundupan Narkoba: Ditelan, Dimasukkan ke Vagina, dan Dubur

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Marthinus Hukom menyampaikan rilis kepada media pada Konferensi Pers terkait pengungkapan peredaran narkotika di Kantor BNN RI, Jakarta, Selasa (14/1/2025).

D'On, Jakarta –
Upaya penyelundupan narkotika ke Indonesia terus menunjukkan kreativitas dan keberanian pelaku dalam memanfaatkan kelemahan sistem deteksi. Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan pihak Bea Cukai Soekarno-Hatta kembali mengungkap modus operandi baru yang digunakan oleh warga negara asing (WNA) untuk menyelundupkan narkoba ke Tanah Air.

Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung BNN, Jakarta Timur, pada Selasa (14/1/2025) Kepala Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, mengungkapkan dua kasus penyelundupan yang terjadi menjelang Tahun Baru 2025. Kedua kasus ini melibatkan dua perempuan asal Thailand yang menggunakan tubuh mereka sendiri untuk menyembunyikan narkotika jenis sabu. Modus yang digunakan sangat berisiko namun efektif dalam mengelabui pemeriksaan awal di bandara.

Modus yang Sulit Terdeteksi: Menelan dan Menyembunyikan di Organ Tubuh

Gatot menjelaskan bahwa modus “swallowing” (menelan) dan “insertion” (memasukkan ke tubuh) menjadi tren dalam penyelundupan narkoba karena sulit dideteksi secara visual oleh petugas bandara. “Ini memang bukan hal baru, tetapi kasus seperti ini terus berulang. Modusnya sangat canggih, karena narkoba disembunyikan di tempat yang tidak dapat langsung terlihat,” ujarnya.

Dalam salah satu kasus, dua perempuan asal Thailand ditangkap dengan barang bukti narkoba seberat 333,19 gram yang disembunyikan dengan cara menelan atau memasukkannya ke organ tubuh. Pelaku pertama diketahui menelan 36 butir sabu, memasukkan satu butir ke vagina, dan sembilan butir lainnya ke dubur.

“Untuk tersangka pertama, dia menelan 36 butir sabu. Kemudian, satu butir dimasukkan ke dalam vagina, dan sembilan butir lainnya disembunyikan di dubur,” ungkap Gatot. Sementara itu, pelaku kedua, yang masih berusia muda, menggunakan metode serupa tetapi tidak menelan narkoba. Ia memasukkan sembilan butir sabu kecil ke dubur dan satu kemasan besar seberat 333,19 gram ke dalam vagina.

Tantangan Berat bagi Petugas Bandara

Modus operandi semacam ini menjadi tantangan besar bagi petugas Bea Cukai. Gatot menjelaskan bahwa tanpa pendalaman khusus, narkoba yang disembunyikan dalam tubuh tidak dapat terdeteksi hanya dengan pemeriksaan standar.

“Modus menelan ini adalah salah satu yang paling sulit diungkap. Saat pemeriksaan awal, tidak ada barang bukti yang terlihat secara kasat mata. Oleh karena itu, kami harus membawa pelaku ke rumah sakit untuk menjalani rontgen dan pemeriksaan lanjutan,” ujarnya.

Proses identifikasi narkoba yang disembunyikan di dalam tubuh memerlukan waktu dan keahlian khusus. Petugas harus memastikan pelaku dalam kondisi aman selama barang bukti dikeluarkan dari tubuhnya, baik melalui proses alami maupun tindakan medis jika diperlukan.

Risiko Besar di Balik Modus Berani

Modus menelan narkoba bukan hanya sulit dideteksi, tetapi juga sangat berbahaya bagi pelaku. Jika salah satu kapsul yang ditelan pecah di dalam tubuh, zat beracun dari narkoba dapat langsung menyebar ke sistem pencernaan dan menyebabkan kematian seketika.

“Bayangkan risikonya, 36 butir narkoba ditelan begitu saja. Jika salah satu kapsul tersebut pecah, itu bisa fatal. Modus seperti ini tidak hanya membahayakan keselamatan pelaku, tetapi juga menjadi tantangan besar bagi kami untuk mendeteksi dan menindak,” ujar Gatot.

Langkah-Langkah Pencegahan yang Ditingkatkan

Kasus penyelundupan ini menjadi alarm bagi otoritas untuk meningkatkan pengawasan di pintu-pintu masuk utama Indonesia. Gatot menekankan pentingnya kerja sama lintas instansi, seperti BNN, Bea Cukai, dan pihak bandara, untuk memperketat pemeriksaan, terutama pada penumpang internasional dari negara-negara rawan penyelundupan.

“Kami terus meningkatkan pengawasan dengan menggunakan teknologi deteksi terbaru, pelatihan bagi petugas, dan kerja sama internasional. Modus seperti ini menunjukkan bahwa kejahatan narkotika semakin kompleks, sehingga respons kita juga harus lebih canggih,” tegasnya.

Kasus ini kembali menjadi pengingat bahwa kejahatan narkotika adalah ancaman serius yang terus berkembang. Di balik setiap upaya penyelundupan yang berhasil diungkap, ada ribuan nyawa yang mungkin terselamatkan dari bahaya penyalahgunaan narkoba.

(Mond)

#BNN #Narkoba