Briptu Yuli Setiabudi Kembali Viral: Tantang Warga Lewat Sayembara Tembak Kaki
Briptu Yuli Setiabudi
D'On, Palu – Nama Briptu Yuli Setiabudi kembali mencuat ke permukaan. Polisi yang sebelumnya viral karena berbagai kontroversi, kini memantik perbincangan publik setelah mengumumkan sayembara tembak kaki warga, sebuah tantangan yang tak lazim dan memicu polemik.
Sayembara ini bermula dari diskusi sengit di dunia maya. Dalam sebuah komentar di media sosial, seorang netizen mempertanyakan kemampuan polisi menembak kaki pelaku saat pengejaran. Netizen tersebut menyindir bahwa, “Polisi menembak kaki berarti pelaku ditembak dulu baru ditangkap, karena mustahil menembak kaki pelaku saat pelaku berlari.” Sindiran itu tampaknya menusuk hati Briptu Yuli, yang merasa profesinya dihina. Tak tinggal diam, ia membalas kritik itu dengan pernyataan yang mengejutkan.
Lewat akun TikTok-nya, @setyabudi.real, Briptu Yuli mengunggah video penuh tantangan. “Kebetulan saya masih polisi. Atau kita buat challenge saja. Kita janjian, kamu datang ke Palu atau ke alamatku. Nanti kamu lari, saya tembak. Kena kaki atau tidak? Kalau kena, bagaimana? Nanti kita kasih hadiah siapa yang menang,” ujarnya dengan nada penuh percaya diri.
Tak berhenti di situ, Briptu Yuli juga menegaskan bahwa ia membuat sayembara ini bukan tanpa alasan. Dalam unggahan berikutnya, ia menyatakan bahwa tantangan seperti ini adalah cerminan kepribadiannya yang menyukai risiko dan keberanian. “Saya tuh orangnya suka tantangan, guys. Jadi, kalau ada yang merasa jago, ayo coba,” tambahnya.
Polisi Penuh Kontroversi
Aksi Briptu Yuli ini sontak mengingatkan publik pada sejumlah peristiwa kontroversial di masa lalunya. Pada Mei 2024, ia menjadi sorotan nasional setelah melontarkan kritik keras terhadap kebijakan Polri. Dalam video yang viral saat itu, ia memprotes pemotongan anggaran Operasi Lilin Tinombala 2023 dan menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan mobil bodong. Kritik tersebut berbuntut panjang. Alih-alih diapresiasi, ia dijatuhi sanksi demosi dan dipindahkan dari Polsek Kulawi, Polres Sigi, ke Polda Sulawesi Tengah.
Sanksi tersebut tidak membuatnya jera. Sosok Briptu Yuli justru semakin dikenal karena keberaniannya berbicara lantang. Namun, langkah-langkah kontroversialnya selalu membawa pro dan kontra. Ada yang menganggapnya sebagai polisi progresif, namun tak sedikit pula yang menilai sikapnya berlebihan.
Reaksi Publik: Pro dan Kontra
Sayembara tembak kaki ini segera memicu reaksi beragam di masyarakat. Banyak yang mengkritik ide tersebut sebagai tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang anggota kepolisian. “Polisi harusnya menjaga ketertiban, bukan mengundang keributan dengan tantangan seperti ini,” tulis seorang netizen di kolom komentar video Briptu Yuli.
Namun, tak sedikit pula yang mengapresiasi keberanian Briptu Yuli dalam menghadapi kritik. “Setidaknya dia berani membuktikan kemampuan, bukan cuma bicara,” ujar salah satu pendukungnya.
Di sisi lain, para pengamat menilai aksi ini berpotensi memperburuk citra kepolisian. “Sebagai penegak hukum, seharusnya Briptu Yuli menunjukkan profesionalisme. Tantangan seperti ini justru mencoreng institusi Polri,” kata seorang ahli komunikasi publik.
Potensi Sanksi Baru
Kepolisian hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi terkait aksi terbaru Briptu Yuli. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa sayembara ini dapat berujung pada tindakan disipliner baru. Jika terbukti melanggar kode etik atau aturan internal Polri, Briptu Yuli mungkin kembali menghadapi sanksi.
Meski begitu, Briptu Yuli tampaknya tetap tenang menghadapi kemungkinan tersebut. Dalam salah satu videonya, ia bahkan menyebut bahwa segala tindakan yang ia lakukan adalah bentuk ekspresi pribadinya yang bebas dan penuh tanggung jawab.
Fenomena Polisi dan Media Sosial
Kisah Briptu Yuli mencerminkan fenomena baru di era digital: polisi yang menjadi selebritas di media sosial. Di satu sisi, ini dapat menjadi jembatan untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat. Namun, di sisi lain, jika tidak dikelola dengan baik, hal ini justru bisa memunculkan gesekan.
Publik kini menanti langkah selanjutnya dari Polri. Apakah institusi ini akan merespons dengan tegas, atau justru mengambil pendekatan yang lebih bijak terhadap anggotanya yang kerap menjadi sorotan?
Seperti apa akhir dari saga Briptu Yuli Setiabudi? Yang jelas, sayembara tembak kaki ini sekali lagi menunjukkan bahwa dunia maya memiliki kekuatan besar untuk menciptakan kontroversi sekaligus menjadikan seseorang pusat perhatian.
(Mond)
#SayembaraTembakKaki #Polri #Viral #BriptuYuliSetiabudi #Kontroversi