Breaking News

Drama Pelarian Eks TNI Hendri: Penembakan, KDRT, dan Pelarian Lewat Gorong-Gorong

Sertu Hendri, desertir TNI AD sekaligus pelaku penembakan. Foto: Dok. Istimewa

D'On, Belitung -
Sebuah drama yang penuh ketegangan terjadi di Belitung ketika seorang mantan anggota TNI, Hendri, yang sebelumnya bertugas di Korem 042/Garuda Putih, Jambi, menjadi buronan setelah melakukan aksi penembakan terhadap Serma Randi, personel Subdenpom Persiapan Belitung. Insiden ini memunculkan pertanyaan mendalam tentang apa yang memotivasi tindakan nekat mantan prajurit yang dipecat dari dinas militer ini.

Latar Belakang Hendri: Dari Prajurit Hingga Buronan

Hendri, dengan pangkat terakhir Sertu, dipecat dari TNI pada 7 Desember 2023 berdasarkan keputusan Pengadilan Militer 1-04 Palembang Nomor 124-K/PM.l.04/AD/XI/2023. Jabatan terakhirnya adalah Ba Unit Intel 2/C/1 Tim Intelrem 042/Gapu di bawah Korem 042/Gapu. Pemecatan ini, yang terjadi setelah sidang pengadilan militer, menandai kejatuhannya dari kehidupan militer yang disiplin ke status sebagai buronan.

Namun, Hendri tidak menyerahkan diri untuk menjalani hukuman. Dia memilih kabur dan menghilang selama lebih dari setahun, hidup dalam bayang-bayang hingga akhirnya keberadaannya terendus kembali di Belitung.

Awal Konflik: Laporan Sang Istri Siri

Ketegangan mulai memuncak pada Minggu malam, 12 Januari 2025. Kiki, istri siri Hendri, melaporkan ancaman kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh Hendri ke Subdenpom Persiapan Belitung. Laporan tersebut memicu operasi gabungan untuk menangkap Hendri di rumah kontrakannya di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjung Pandan.

Saat tim tiba di lokasi, suasana mencekam segera terasa. Hendri mematikan lampu rumah, menciptakan suasana gelap gulita. Tak lama kemudian, dia keluar sambil menodongkan senjata tajam, menunjukkan bahwa dia tidak berniat menyerah begitu saja.

Aksi Penembakan: Keberanian Serma Randi Berujung Luka

Dalam operasi tersebut, Serma Randi, salah satu personel Subdenpom, berusaha menghentikan Hendri dengan mencoba mengambil senjatanya. Namun, aksi heroik ini gagal. Hendri kemudian menggunakan ancaman terhadap Randi sebagai tameng untuk melarikan diri dengan sebuah mobil.

Di tengah pelarian, situasi menjadi lebih kacau. Randi, dengan keberanian luar biasa, mencoba melawan Hendri. Namun, upaya ini berakhir tragis. Hendri menembakkan senjata api yang mengenai punggung Randi, membuatnya terkapar di tengah jalan. Warga sekitar segera memberikan pertolongan, membawa Randi ke rumah sakit, sementara Hendri melanjutkan pelariannya.

Pelarian Dramatis Lewat Gorong-Gorong

Keberadaan Hendri kembali terdeteksi dua hari kemudian, pada Selasa malam, 14 Januari 2025. Tim gabungan mengepung lokasi persembunyiannya di Jalan Anwar Aid, Tanjungpandan, Belitung. Namun, dalam adegan yang seolah diambil dari film aksi, Hendri berhasil meloloskan diri melalui gorong-gorong yang terhubung dengan tempat persembunyiannya.

Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama, menjelaskan, “Saat tim gabungan mengepung lokasi, Hendri bersembunyi di dalam rumah tersebut. Namun, dia memanfaatkan gorong-gorong untuk melarikan diri.”

Operasi Pengejaran yang Terus Berlanjut

Hingga kini, upaya pengejaran terhadap Hendri masih berlangsung. Tim gabungan yang terdiri dari personel TNI dan kepolisian terus menyisir wilayah Belitung untuk menangkapnya. Letda Jaka memastikan bahwa upaya ini akan dilakukan tanpa henti. “Pelaku masih dalam pengejaran. Kami berkomitmen untuk menangkapnya dan membawa kasus ini ke ranah hukum,” tegasnya.

Misteri Motif dan Pesan untuk Publik

Kasus ini memunculkan banyak tanda tanya. Apa yang sebenarnya memotivasi Hendri melakukan tindakan ini? Apakah ancaman terhadap istri sirinya merupakan bagian dari tekanan mental yang dialaminya pasca pemecatan? Ataukah ada faktor lain yang membuatnya bertindak nekat?

Sementara itu, insiden ini juga menjadi pengingat penting tentang pentingnya menjaga stabilitas emosi dan tanggung jawab, terutama bagi individu yang pernah dilatih dalam institusi militer.

Bagi warga Belitung, momen mencekam ini mungkin akan dikenang sebagai salah satu peristiwa paling dramatis di awal 2025. Sementara itu, keberanian Serma Randi yang berjuang meski dalam bahaya menunjukkan semangat pengabdian yang patut dihormati. Publik kini menunggu akhir dari pengejaran ini, dengan harapan keadilan dapat ditegakkan.

(Mond)

#EksTNITembakTNI #Penembakan #TNI #Kriminal